"Duh, gimana nih?" Nadin menghentak-hentakkan kakinya kesal.
"Gimana? Mau gak pulang bareng?" tawar lelaki itu membuyarkan lamunan Nadin yang sedang berbicara pelan.
"Em.. Gimana ya, gue bisa pulang sendiri kok," tolak Nadin secara halus.
"Gapapa, sekalian bareng.. Udah malem juga ini,"
"Ngapa sih ni orang maksa amat!?" batin Nadin mengatakan yang sebenarnya.
"Ayo, tunggu apalagi.." ucapnya menarik tangan Nadin dan membantunya menaiki motornya.
Malam datang dengan setibanya juga Nadin didepan mansion nya yang tinggal serumah dengan Alvano. Nadin turun dengan cepat dan, "Hm, makasih."
Nadin tersenyum canggung. Lelaki itu langsung mengangguk dan pergi dari kediaman Nadin. Sekilas kain putih jendela seperti baru saja tertutup.
"Ck! Barangkali cuma angin," ucap Nadin sembari mengambil ponselnya ditas.
Ia berniat ingin menghubungi pelayan didalam sana agar membuka kan nya pintu, jika ia memencet bel itu akan mendatangkan Alvano saja. Bisa-bisa berbahaya.
"Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi, silah--" Tuttt!
"Duh, gimana nih!? Masuk aja kali ya?" gelisah Nadin mondar mandir depan pintu mansion.
"SALAM NYONYA!!!" seru satpam memanggil Nadin dan mendekat.
"Astaghfirullah, Kaget!" batin Nadin kesal.
"Ada yang bisa saya bantu Ny.Wesley?" tanya nya.
"Kunci nya mansion ini pak, saya lupa bawa kuncinya, saya udah coba nelpon pelayan didalam tapi gak bisa dihubungin pak."
"Oh ya sudah kalo begitu Ny, ini kuncinya" ucap satpam menyerahkan kunci itu dan ketika pintu sudah terbuka, Nadin kembali memberikan kunci itu pada satpam dan segera masuk.
Nadin berlari menaiki kamar dan melepas sepatunya. Setelah berada dikamar, ia segera mandi dan berganti baju. Tapi satu yang aneh, ia tidak melihat suaminya.
"Dari tadi gue jalan terus deh kayaknya, tapi kok Al kemana ya? Seharusnya kan udah pulang jam segini," cemas Nadin.
Nadin mengambil ponselnya diatas nakas dan menghubungi nomor Alvano.
"Panggilan ditolak."
"WHAT!?" kaget Nadin saat panggilan nya ditolak oleh Alvano. Itu artinya Alvano berada disekitar mansion ini. Nadin kembali menghubungi Alvano tapi..."Nomor yang anda tuju sedang sibuk."
"Mampus ni gue kalo kayak gini," ucapnya memijat pelipisnya.
Nadin memutuskan untuk turun kebawah mencari Alvano, dikamar tamu tidak ada, dikamar mandi tidak, diruang tamu tidak, diruang keluarga tidak, Nadin terus mencari dari seluruh ruangan yang ada.
Pada saat ingin melewati meja makan, ia melihat bayangan lelaki yang sedang duduk dimeja pantri. Sudah pasti itu Alvano yang menunggu kepulangan Nadin malam ini.
Namun saat Nadin ingin mendekat...
"Kenapa baru pulang? Udah malem lagi, terus dianter pulang sama siapa? Cowok ya kalo gak salah?" Alvano langsung mengeluarkan banyak pertanyaan yang sedari tadi ada dikepalanya.
"I-ituu.. Aku nunggu kamu, jadi pulangnya kemaleman,"
"Gak, kamu sendiri yang bilang mau pulang bareng temen kamu, jadi aku gak mau ganggu waktu kamu sama temen temen kamu itu. Siapa yang salah? Masih ingat suami dirumah gak sih kamu?" sanggah Alvano bersedekap dada dan terus menatap tajam Nadin.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND [END]
RomancePertemuan secara tak sengaja menimbulkan perasaan sejak kecil. Berpisah bukan hal yang mudah. Bertemu dengan gadis yang merubah semuanya. Dan sosok lelaki yang mampu berjuang dan bertahan. Sampai suatu ketika, kebenaran itu terungkap. Sreeettt.... U...