AN-35

4.8K 129 0
                                    

• MANSION WESLEY
pukul 18.00

Alvano dan Nadin sudah tiba di Las Vegas. Mereka tinggal dimansion yang sangat megah dan besar. Ada banyak para pelayan dimansion itu.

Nadin bangun dari tidurnya dan segera duduk. Ia meraba kasur disebelahnya, dingin. Berarti Alvano tidak lama berada disampingnya semenjak tidur tadi. Ia memperbaiki kasur dan membersihkan kamar, sangat luas.

Setelah selesai, Nadin segera mandi. Kemudian, ia menghapus make up nya dan hanya memakai tangtop dan celana jeans pendek sepaha dengan rambut dicepol asal, membuatnya lebih cantik.

Natural. Kata itu yang ada diwajah Nadin, walaupun tak memakai make up, ia tetap cantik. Apalagi jika memakai make up, cantiknya bertambah. Sesudah perawatan, Nadin melirik jam.

"Udah sore?" heran Nadin.

Dengan cepat Nadin menuruni tangga dan menarik salah satu pelayan. "Dimana Alvano Bi?" tanya Nadin.

"Oh Tuan Alvano, tuan dibelakang taman lagi berenang," jelasnya.

"Oke, makasih bi hehe," seru Nadin sembari berlari kecil ketaman belakang.

"Gila! luas banget nih teras!" batin Nadin.

Nadin duduk didekat tepi kolam, dan melihat Alvano yang sibuk putar balik tanpa harus membuang napas. Nadin memakan cemilan disebelah meja dan meminum jus lemon Alvano.

Akhirnya, Alvano muncul dari bawah air dan mengangkat rambutnya keatas, sedikit mengibas ibaskannya, masih dengan mata tertutup dan saat Alvano melihat Nadin duduk disana, ia tersenyum manis.

Alvano naik darat, namun Nadin salah fokus akan sesuatu. "Ya ampun, jadi pengen megang," gumam nya pelan saat melihat Alvano berjalan kearahnya dengan perut sixpack nya.

"Kamu mau renang juga?" tanya Alvano duduk disamping Nadin.

Nadin menggeleng tersadar.

"Aku udah mandi, aku cariin kamu ternyata kamu ada disini,"

"Kenapa?"

"Kok gak bangunin aku kalo udah sampe?" ucap Nadin merengek pelan.

"Gak tega" ucap Alvano.

"Kamu suka?" tanya Alvano tiba tiba.

"Apa nya?" ucap Nadin melirik Alvano dengan mata polosnya.

"Keadaan disini," jawabnya.

Nadin mengangguk sembari tersenyum manis. "Aku suka," ucapnya.

Nadin yang melihat rambut Alvano basah dengan air yang terus menetes dari rambutnya, segera mengambil handuk kecil yang ada diatas meja.

"Kamu cantik kalo dilihat dari dekat," ucap Alvano menatap wajah Nadin.

"Ohh, jadi kalo dari jauh jelek. Gitu?" balas Nadin.

"Maksudnya, lebih cantik."

"Boong," ucap Nadin memutar bola matanya malas.

"Gak boong, sayang" balas Alvano mengelus pipi Nadin dengan sayang.

Seketika wajah Nadin memerah menahan malu karena pujian Alvano semakin hari semakin menjadi jadi saja.

"Ciee, salting" ucap Alvano mengangkat dagu Nadin.

"Ih, apaan sih!" kesal Nadin.

"Udah sore. Ayo masuk," lanjut Nadin setelah selesai dengan kegiatan nya.

Mereka pun berjalan memasuki mansion.

"Apa apaan pake baju kayak gini?" ucap Alvano menyadari pakaian Nadin.

"Ada yang salah sama baju aku?" heran Nadin sembari menutup pintu kamar.

"Jangan salahin aku ya," ucap Alvano dengan nada memperingatkan.

"Emang ada apa sih?" tanya Nadin kembali, alisnya sudah mengerut.

"Huh, Terserah." jawabnya langsung memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

Nadin menyerngit heran dan mencoba untuk berpikir lagi. Ia tidak salah, yang benar saja.

Beberapa menit setelah kejadian tadi, Alvano sudah keluar dari kamar mandi langsung menuju walk in closet tanpa melihat kearah Nadin. Gadis itu kembali heran karena diabaikan, biasanya jika ia berada disana, Alvano akan meliriknya. Tapii ini, tidak.

Nadin berpikir keras dan yah! Dia menemukan jawaban nya. Nadin akhirnya mengumpulkan seluruh niat dan keberanian nya. Saat Alvano kembali memasuki kamar, Nadin langsung membelakangi nya dengan memandang langit sore dibawah kota yang terlihat dari jendela kaca besar itu.

Alvano juga tidak mengucapkan apapun setelah percakapan singkat mereka tadi. Sebenarnya ada apa dengan penampilan Nadin?

"Duh, takutnya gue kayak berasa–" ragu Nadin.

Nadin menoleh sedikit dan melihat Alvano yang sedang fokus pada laptop nya, dan entah kapan juga Alvano sudah duduk dikasur besar itu. Nadin menghembuskan napas nya dan berjalan mendekatii Alvano.

Setibanya didepan Alvano, lelaki itu tidak menatapnya sama sekali dan fokus seperti biasanya. Nadin benar benar ingin memberanikan dirinya. Nadin mengambil laptop Alvano, dan meletakkan nya diatas nakas. Ia langsung duduk diatas pangkuan Alvano tanpa seizin lelaki itu. Alvano terdiam, dan mengalihkan tatapan kesamping, hingga beberapa saat Nadin kehabisan cara lagi. Ia sangat tidak tau juga bagaimana caranya [cry].

Nadin membalikkan kepala Alvano agar menoleh kearahnya saja. Alhasil Alvano pun menatapnya, terjadilah saling tatap menatap manusia. Karena cukup lama saling menatap, Nadin meraih dagu Alvano dan mereka berciuman.

Alvano tersenyum disela ciuman nya. Hidung mereka saling bertemu dan kembali menatap mata indah didepannyaa. Alvano menatap Nadin seakan meminta izin untuk semuanya, dan Nadin segera mengangguk yakin dengan air mata yang jatuh, dengan cepat Alvano menghapusnya dan Nadin kembali tersenyum.

Karena sudah terbawa suasana mereka pun melakukan yang seharusnya dilakukan sepasang suami istri. OMG!!!

Hanya Alvano, Nadin, dan Tuhan yang tahu.

•••

Bersambung...

Jangan lupa dan komen! <3

Saranghaeee, udah itu aja kiw kiw

NEXT CHAPTER💅

HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang