AN-25

5.9K 164 1
                                    

"Hai, apakah disini menyenangkan?" tanya Alvano memulai pembicaraan.

"MENYERAMKAN!!!" jawabnya.

"Sudah ku katakan bukan? Jangan main-main dengan ku, apalagi sampai mengganggu hubunganku."

"Awalnya kami hanya baik baik saja waktu itu, tapi karena kau! Dia gadis yang tak bersalah terbaring kesakitan karena ulahmu! Tak hanya kau! Masih banyak penganggu yang ingin merusak hubungan kami. Dan aku tak akan diam begitu saja, secepatnya pengganggu itu kusingkirkan, satu persatu!" jelas Alvano dengan senyuman khas devilnya.

•••

Pukul 19.00

"Kau mau apa? Semua itu tidak ada urusan nya denganmu!"

"Apa?! Kau bilang apa tadi?! Tidak ada urusan nya denganku?" geram Alvano.

"Tentu saja. Percuma saja kau mengurusku seperti ini, karena Nadin tidak mencintaimu! Dia membencimu!" ucap Aksa dengan lantangnya suara itu terdengar peka ditelinga Alvano.

"Siapa bilang aku ingin mengurusmu? Aku kesini hanya untuk menyiksamu!" ucap Alvano.

"Dan, untuk Nadin mencintaiku atau tidak, apa urusannya denganmu?" lanjut Alvano menatap sinis pada Aksa yang sedang berusaha melepaskan ikatan eratnya.

"Dia hanya mencintaiku! Dia tidak mencintaimu! Malam itu dia hanya berpura pura saja marah padaku! Jangan berpikir dia sudah menyukaimu," ucap Aksa.

"Sejauh mana kau mengenalnya? Kau berkata seperti tau saja," tanya Alvano menaikkan alisnya tertantang.

"Dia teman kecilku, jelas saja aku mengenalnya" jawabnya sinis. Alvano tertawa jahat melihat Aksa yang masih sempat sempatnya sinis padanya.

"Oh ya? Jika betul kau teman kecilnya, aku ingin bertanya satu hal penting," ucap Alvano serius.

"Apa"

"Dimana kau bertemu dengan nya?" pertanyaan Alvano membuat Aksa menahan jantungnya yang hampir copot.

"Jika benar kau mencintainya, kau pasti masih mengingat waktu itu kau bertemu dengannya semasa kecil, bukan begitu?" lanjut Alvano bertanya penuh selidik.

"Tenang saja, aku akan melepaskan mu, jika kau mau berkata yang sebenarnya,"

Mulut Aksa kaku untuk berbicara, karena sebenarnya ia juga tidak tau kejadian itu. Ia hanya mengaku ngaku saja waktu itu, untuk mendapatkan Aluna. Setelah lamanya ia terdiam, mungkin ada baiknya dia jujur.

"Aku tidak tahu. Waktu itu aku hanya mengarangnya,"

"Mengapa kau melakukan itu?"

"Hanya untuk mendapatkan sahabatnya, Aluna." jawab Aksa dengan takut, karena sorot mata tajam Alvano kali ini terlalu menakutkan untuk ditatap.

Alvano terdiam sejenak. Ia mematikan rekaman suara itu, dan kembali menatap Aksa. Berani berani nya dia mempermainkan Nadin.

"Sekarang, lepaskan aku! Kau sudah mengatakan itu tadi," ucap Aksa.

Alvano tertawa dengan senyuman sinisnya. "Dan kau percaya?" tanya Alvano.

"Apa yang kau katakan?! Tadi kau sudah mengatakan akan melepaskan ku, jika aku jujur. Dan sekarang, aku sudah mengatakan yang sebenarnya. Mau apalagi kau?" ucap Aksa.

"Sebenarnya kau harus mati. Tapi, karena kau adalah orang yang terkeji, aku tidak ingin mengotori tanganku untuk membunuh orang sepertimu," ucap Alvano maju selangkah menatap sinis manusia didepannya seperti menatap hewan saja.

HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang