AN-31

4.9K 131 1
                                    

"Kalo belum siap, gak usah dipaksain" ucap Alvano mengelus kepala Nadin.

"Aku udah siap. Mereka harus tau kalo," balas Nadin terhenti saat tidak nyaman melanjutkan perkataannya.

Alvano tersenyum. Ia mengerti kelanjutan perkataan Nadin, tapi lebih memilih untuk diam sampai Nadin mengatakannya sendiri nanti.

"Kamu gak keberatan kan?" alih Nadin mendongak menatap Alvano.

"Sama sekali gak, itu pilihan yang tepat" jawabnya.

"Besok aku udah wisudaan. Kamu dateng kan?" tanya Nadin memastikan.

"Pasti dateng lah, gimana sih kamu" jawab Alvano menjitak kening Nadin.

Nadin meringis memegang keningnya sembari menatap kesal. Alvano menarik Nadin kembali kedalam pelukannya dan mencium kening Nadin yang terasa sakit akibat jitakannya tadi.

"Maaf," Alvano berdiri dari duduknya.

"Mau kemana?" tanya Nadin saat Alvano menarik tangannya untuk berdiri juga.

"Mau diajarin pembahasaan wisuda besok gak? Kalo gak mau yaudah belajar sendiri" ucap Alvano melepaskan genggaman nya.

Nadin menahan lengan Alvano. "Ikut heheh," kekeh Nadin mengikut Alvano naik keruang kerjanya untuk belajar bersama (hanya Nadin yang belajar, Alvano yang mengajari).

"Jadi aku mau kasi bocoran sedikit untuk wisudaan besok," ucap Alvano telah duduk dikursi kebesarannya.

"Yaudah cepet tanyain, biar bisa langsung jawab besok," balas Nadin tak sabar.

"Jadi~~~~" Alvano mulai menjelaskan semuanya. Nadin hanya menyimak ditempatnya saja. Alvano hanya menjelaskan nya sekali, Nadin langsung mengerti. Kalo kalian gak lupa, Nadin itu anak pintar ya.

Karena tak tahan kantuk, Nadin perlahan melipat kedua tangannya pada meja Alvano dan menyangga kepalanya. Kemudian tertidur. Alvano yang masih fokus menjelaskan pada layar laptopnya terhenti saat ia meminta respon Nadin, namun Nadin hanya diam saja.

Alvano menatap gadis didepannya yang sedang tertidur pulas. "Kasian, capek banget ya" ucap Alvano mengelus rambut Nadin dan melepas kacamata beningnya.

Alvano mematikan layar, ia berdiri dari duduknya dan mendekati Nadin. Kemudian menggendong Nadin ala bridal style dan membawanya kesebelah kamar.

Setelah selesai meletakkan Nadin diatas kasur, ia mencium kening Nadin dengan sayang. Ia merindukan wajah ini setelah sekian lamanya ia menunggu.

"Good night my wife, semoga besok kamu sukses, Aamiin.." bisik Alvano dengan suara berdamage nya. Kemudian menyelimuti Nadin dan ia pun ikut berbaring disebelah Nadin. Membawa Nadin kedalam pelukannya dan menepuk nepuk punggung Nadin agar lebih tenang dalam tidurnya.

•••

ACARA WISUDA NADIN

Kini mereka berada didalam perjalanan kekampus untuk acara wisuda. Nadin bersama sopir, Mama, Bunda, Ayah, dan juga Papa, sedangkan ia tidak bersama Alvano. Entah kemana pergi nya ia tadi pagi. Saat terbangun, Alvano sudah tak berada disampingnya.

"Mah, bagus banget make-up nya. Gak menor menor amat, suka deh." ucap Nadin memandangi kaca kecilnya hanya untuk memeriksa hasil make-up yang baru saja dirias untuknya.

"Ya bagus dong," balas Mama.

"Semoga berhasil ya sayang," ucap Papa dan Ayah Al.

"Aamiin.. Makasih semuanya," balas Nadin memeluk Papanya dan Ayah Al.

Sesampainya diparkiran, Nadin turun dari mobilnya dan menatap depan kampusnya sangat banyak yang memakai kebaya wisudaan. Semuanya akan memperjuangkan kesuksesannya.

Namun, Nadin sedari tadi mencari keberadaan Alvano. Ia yakin Alvano akan datang, sesuai yang mereka bicarakan semalam. Nadin menyesal tidur lebih dulu.

"Ayo sayang, kita masuk" ucap Papa. Nadin mengangguk setuju.

"Pah, aku mau kesana dulu ya" balas Nadin saat melihat Elin sudah duduk menunggunya.

"Mau kemana?" tanya Papa.

"Itu disana ada Elin," tunjuk Nadin seperti anak kecil jika bersama Papanya.

"Okee sayang," ucap Papa setuju.

Nadin menghampiri Elin yang sedang duduk bersama teman teman lainnya.

"Woi! Gue cariin dari tadi," ucap Elin menyapa Nadin memberi duduk disebelahnya.

"Ini, gue baru dateng juga. Tapi Al, gue gak tau dia kemana tadi pagi gue udah gak liat dia, padahal dia bilang mau dateng bareng sih."

"Lu bego banget say!!!" seru Elin.

"Bego apa nya sih?" heran Nadin.

"Tadi dia nyariin lo juga. Dia datengnya emang pagi banget, gue aja udah disini dari pagi." ucap Elin.

"Terus dia kemana?" tanya Nadin celingak celinguk mencari Alvano.

"Dia udah masuk kedalem" ucap Elin membuat Nadin membuka mulut lebar lebar.

"SYOK KAN LU!!? GUE JUGAA!!" geram Elin.

"Ini gimana maksudnya, gue masih gak ngerti."

"Dia jadi REKTOR!! tadi udah masuk sama pembantu yang lainnya" jelas Elin resah. Resah karena rektornya sangat tampan untuk dilewatkan.

"Kayaknya gue harus interogasi suami gue sendiri. Soalnya ada banyak yang gue gak tau dari dia, salah satunya ini. Kan dia awalnya cuma pengganti dosen, sekarang kok?" heran Nadin.

"Ck! Gue jadi makin gelisah nanti didalem. Berasa diinterogasi cogan, uhuhu mama!!" teriak Elin menghentak hentakkan kakinya memikirkan bagaimana nanti ia jika ditanya tanya Alvano.

Sedangkan Nadin diam tak bergerak mencerna semuanya. Pantas saja tadi malam Alvano memberikannya sedikit bocoran, ternyata yang akan ia hadapi suami nya sendiri. Huh, semoga saja keberuntungan ada padamu Nadin.

"Untung gue masih inget apa aja pembahasan semalem, jadi nanti tolong diriku, jangan gugup didepan suamiku huhu," gumam Nadin merasa sedikit gugup.

"ATAS NAMA ELINA DIPERSILAHKAN MEMASUKI RUANGAN."

Elin menghela napas pelan dan membuangnya perlahan. Nadin menyemangatinya. Elin pun memasuki ruangan.

Selang beberapa menit, Nadin kaget saat namanya dipanggil.

"SELANJUTNYA NADINE ADRIANNE YUANA. SILAHKAN MEMASUKI RUANGAN"

Nadin menatap kedepan dan segera memasuki ruangan. Bisa ia lihat Alvano memandangnya dari atas sampai bawah.

"Duh jangan lihat gue! Gugup nih!" batin Nadin.

Mata Alvano menatap Nadin dengan tajam dengan sedikit tersenyum pertanda ia memberi semangat pada istrinya itu.

"Oke, udah gak gugup lagi. SEMANGAT NADIN! lu pasti bisa!" BATINNYA.

Para dekan lainnya tidak mengetahui jika mereka telah menikah, karena dekan lainnya dari luar kota. Kini saat nya kembali pada aura profesional.

Wajah datarnya sangat membuatnya berkharisma. Suaranya berdamage. Tampan. Ditambah lagi style nya bikin mleyot mletoy.

"OKE KITA MULAI!" ucap Alvano menggema diseluruh ruangan.

•••

Bersambung...

Jangan lupa vote 💚💚💚

SUPPORT TERUS CERITA AKU YYAAHH!!! MAKASIH UDAH MAU BACA DARI AWALNYA, BUAT READERS SILENT, MAKASIH JUGA YA UDAH MAMPIR😊💚

OKE SEKIAN... SEE YUUU GUYS,

HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang