HAPPY READING
•
•
•
Tak terasa waktu pun sudah berlalu dengan cepat. Nadin baru merasakan itu, ia juga sudah keluar dari RS satu bulan yang lalu.
Hari-hari nya selalu bahagia. Walaupun sedikit ada masalah, yah~~ yang namanya rumah tangga pasti ada aja ya. Alvano membuat nya terus tertawa, entah mengapa ia lebih senang menghabiskan waktu dengan Alvano yang notabenya adalah suaminya.
Nadin perlahan melupakan kesalahan terburuknya. Alvano selalu mengingatkan Nadin agar tidak terus-menerus merasa bersalah, dan tertekan, atau hal lain yang membuat Nadin tidak nyaman.
Walaupun kesalahan Nadin cukup menyakitkan, tapi Alvano tidak pernah mengungkit dan tidak berniat membalas perbuatan Nadin.
Seharusnya Nadin dulu bersyukur. Tapi, ini juga bukan sepenuhnya kesalahan Nadin, ia juga tertipu oleh Aksa yang berpura-pura sebagai teman masa kecil yang Nadin cari selama ini.
Walaupun butuh waktu yang lama untuk meyakinkan Nadin, Alvano tidak pernah menyerah. Disaat Nadin sudah mengetahui yang sebenarnya, Nadin kaget. Dan segera meminta maaf, namun Alvano juga butuh waktu untuk memikirkan semuanya.
Amarah Alvano tidak berlangsung lama, ia tidak bisa berlama-lama mendiami Nadinn. Karena ia tau, Nadin tidak sepenuhnya salah, ia mengerti itu.
Alvano sudah memaafkan dan melupakan kesalahan Nadin. Begitupun dengan Nadin, ia juga sudah melupakan rasa bersalahnya.
Mereka akan memulai kembali, hidup yang baru.
Nadin perlahan membuka matanya, pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah suaminya. Ia memandang wajah itu yang tertidur dengan tenang, dan nyaman untuk dipandang. Ia menopang dagunya dan memandangi wajah Alvano dengan teliti.
"Bisa ganteng gitu ya?" batin Nadin.
Alvano bergerak membuka matanya, dengan cepat Nadin kembali menutup matanya. Alvano tersenyum.
"Kalo mau lihat itu, orangnya ditatap. Gak sopan" ucap Alvano bersandar dan mengambil ponselnya diatas nakas.
"Maaf Pak," balas Nadin membuka matanya. Alvano tertawa mendengar penuturan Nadin.
"Eh, ini kan dialog waktu pertama kali kamu manggil aku keruangan dosen, iya gak sih?" ucap Nadin mengingat-ingat.
"Hm," jawabnya.
"Ck! Bosen!" ucap Nadin bergerak gelisah.
"Hm," jawabnya terus sembari meletakkan ponselnya.
"Hm, ham, hem.. Kamu mah gitu!" ucap Nadin merajuk.
Alvano melingkarkan tangannya dipinggang Nadin dan menatapnya. Ia bergerak mengelus rambut halus nan panjang milik Nadin. Sesekali ia mencium kening Nadin dengan sayang.
"Aish..!!" kesal Nadin.
"Kenapa, hm?" tanya Alvano.
Nadin menggeleng.
"Udah jam berapa?" tanya Nadin tiba-tiba.
"Jam 6," jawabnya.
"Minggir, aku mau siap-siap ke kampus."
Alvano melepas pelukannya dan menatap Nadin yang memasuki walk in closet.
Setelah beberapa menit berlalu, Nadin sudah siap. Kini Alvano yang baru saja keluar dari arah kamar mandi. Ia berjalan mendekati Nadin tanpa baju, handuk hanya sebatas perutnya saja, dengan handuk kecil ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND [END]
RomancePertemuan secara tak sengaja menimbulkan perasaan sejak kecil. Berpisah bukan hal yang mudah. Bertemu dengan gadis yang merubah semuanya. Dan sosok lelaki yang mampu berjuang dan bertahan. Sampai suatu ketika, kebenaran itu terungkap. Sreeettt.... U...