AN-6

5.9K 226 0
                                    

"Sayang, bangun" ucap Mama membuka tirai jendela dikamar Nadin. Cahaya matahari yang menyinari wajah Nadin, membuat ia terganggu.

Ia membuka mata nya dan mendapati Alvano yang seperti nya menunggu ia bangun dari tidurnya. Nadin kaget, dan langsung menutupi dirinya dengan selimut.

"Mamah tunggu dibawah ya sayang," ucap Mama kepada Alvano.

"Iya ma, nanti Al nyusul."

Setelah Mama Nadin keluar dari kamar, Alvano menyibakkan selimut Nadin.

"Ayo bangun, mandi, terus sarapan." ucap Alvano dengan lembut.

"APA APAAN SIH PAK!" teriak Nadin ikut terbangun.

Alvano mengendikkan bahu nya. Dan duduk disofa yang berada dikamar Nadin.

"Bapak tau gak sih!?"

Alvano melirik Nadin yang ingin melanjutkan bicaranya.

"Kenapa sih ganggu hidup saya mulu!! Kan bisa Pak, cari gadis gadis lain. Kenapa harus saya? Saya kan udah bilang dari awal kalo saya udah suka sama orang lain! Dan itu bukan bapak! Kalo bapak tetep mau pernikahan ini, yasudah saya ngikut saja," ucap Nadin mengeluarkan unek unek nya yang sedari dulu ia ingin katakan.

"Tapi jangan harap ada kata Cinta dari saya. Jangan harap ada kasih sayang, dan saya jujur dari dalam hati saya, kalo saya GAK CINTA."

Alvano menatap Nadin dengan tatapan tajam, dan mematikan. Rahangnya mengeras mendengar Nadin mengatakannya sudah berkali kali. Dulu ia sabar, sekarang ia tidak mau lagi bersabar.

"Apa itu karena Aksa?" tanya Alvano dengan sinis.

"Gak usah Sok Tau!" ketus Nadin gugup mengalihkan wajahnya kearah jendela.

Alvano bangkit dari duduknya.

"Saya tau siapa lelaki yang kamu sukai, Aksa bukan?. Dan apapun itu, saya akan tetap menjalankan pernikahan ini, karena saya hanya ingin menikahi gadis yang saya sukai,"

"Terserah kamu. Saya tidak memaksa seseorang untuk mencintai saya. Lakukan sesukamu, apapun yang terjadi saya akan tetap berusaha melindungi dan menyayangimu,"

Nadin cukup tersentak dengan perkataan Alvano. Jujur ia merasa kasihan pada Alvano, tapi ia lebih menyukai Aksa.

Nadin juga tidak tau, ternyata selama ini Alvano sudah tau ia menyukai Aksa. Nadin berusaha menutupi nya dari Alvano, tapi itu akan tetap terbongkar.

Alvano menghela napas pelan. Bagaimana pun dia, sebaik dan selembut apapun dia, akan tetap salah dimata Nadin. Perkataan lembut yang selalu ia lontarkan, ternyata Nadin sama sekali tidak mengindahkan perkataannya.

Nadin malah membalas nya dengan nada ketus, tatapan tak suka nya dan selalu sinis pada Alvano. Bahasa tubuh Nadin menunjukkan jika ia berusaha menghindari Alvano.

Semua itu tak luput dari penglihatan Alvano. Ia menyelidiki Nadin, karena ia tidak mau apa yang akan menjadi miliknya terganggu. Dan itu pun terjadi bahkan gadisnya menutupi itu agar tidak diketahui diri nya sendiri, Alvano.

"Saya pamit."

Setelah kata itu, Alvano keluar dari kamar Nadin dan memutuskan untuk membatalkan ajakan jalan jalan. Karena ia tau situasi, ia tidak ingin membuat Nadin merasa terganggu dengan ada nya diri nya.

"Loh, Nadin mana nak?" tanya Mama.

"Alvano pulang dulu ya Ma. Ada urusan kantor," ucap Alvano.

"Gak jadi jalan sama Nadin?"

"Dia lagi gak enak badan, jadi lain kali aja Ma, nanti kalo udah nikah Alvano ajak dia jalan lagi."

Mama mengangguk dan tersenyum menatap keramahan menantunya. Saat ingin menaiki kamar Nadin, Alvano menahannya.

"Gak usah diganggu Ma, kata nya lagi gak mau diganggu, dia baik baik aja kok ma" lanjut Alvano.

Mama membatalkan ingin memarahi Nadin. Ia pun mengantar Alvano sampai depan teras rumah. Tanpa mereka sadari Nadin sedang berada disana mendengar percakapan mereka.

Nadin menghela napas kasar dan tidak tau harus berkata apa jika Mama nya bertanya. Syukur lah Alvano masih mau menyelamatkannya. Soal pernikahan, Nadin memilih ikut saja, tapi sesuai kesepakatan. TIDAK ADA CINTA, dari Nadin.

•••

Pukul 19.00

Alvano sibuk diruang kerjanya. Setelah selesai dengan urusannya, ia menelpon seseorang.

"Bagaimana? Sudah dapat?" tanya Alvano.

"Belum Bos, Kami sedang menyelidiki nya" jawab nya.

"SECEPATNYA!" ucap Alvano dengan lantang.

Alvano memutuskan panggilannya dengan orang suruhannya. Ia perlu informasi yang lebih valid. Agar ia lebih bisa dengan mudah mendapatkan orang itu.

"Sepertinya aku harus menyingkirkan penganggu," ucap Alvano datar.

"Dan satu lagi, Dia belum mengenal siapa sebenarnya Aku," lanjut Alvano kali ini dengan senyum yang amat menyeramkan.

Seperti yang orang orang disekitar nya tau, ia hanya tau jika Alvano adalah seorang lelaki kaya, dan berwajah datar biasa.

Ternyata dibalik wajahnya yang kosong itu, tersimpan banyak wajah wajah menyeramkan, dan ia bisa berbuat Apa Saja! Termasuk melakukan hal untuk gadis Miliknya sekalipun.

•••

Thanks<3!

Jangan lupa vote dan komen sebanyak banyak-nya, luv!

Vote biar cepet cepet Up lagi!!!!

HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang