1 bulan kemudian...
Selama satu bulan itu, pencarian terus berlanjut. Satu bulan juga Alvano telah hidup tanpa Nadin, Alvano frustasi akan hal itu. Bisa bisa nya istrinya itu mengalahkan kekuasaannya. Padahal sudah dicari ke seluruh kehotel, apartemen, mansion, rumah rumah penduduk dikota, dijalanan, dimall, ditempat umum dan tempat tempat lainnya. Dan tak lupa, mansion Elin.
Tapi, tidak ada juga. Menghilang entah kemana.
Hari ini terus berlanjut. Alvano sudah siap dengan kemeja hitamnya, kancing yang dibuka sedikit menambah keseksiannya. Siapapun yang melihat itu pasti rasanya ingin memiliki. Namun sayangnya, Alvano hanya mencintai Nadin.
Alvano menatap kamarnya sebelum pergi. Ia berjanji akan menemukan Nadin secepatnya. Dimeja makan, Arsen terlihat baru saja sarapan pagi. Alvano membawa Arsen kedalam gendongannya lalu berjalan keteras depan memasuki mobil.
Arsen tipikal orang yang tidak terlalu menangisi apapun. Hanya sekali, setelah itu Arsen akan kembali seperti biasa. Hari ini ia akan pergi kesekolah nya tanpa Nadin, Mommy nya. Alvano merasa sedih akan hal itu.
"Jangan nakal, nanti sore Daddy jemput. Oke, boy?" pesan Alvano mengecup pucuk kepala Arsen.
"Yes, Dad. Bye!" balasnya berlari memasuki kelasnya.
Alvano berjalan memutari mobil lalu memasukinya, menempelkan earphone kecil lalu memanggil ketua bodyguardnya.
"Ya, halo Tuan?"
"Lakukan pencarian. Untuk hari ini! Jika dalam waktu 24 jam Nadin tidak berada ditanganku, kalian yang akan berada ditanganku! Hari ini aku masih memberikan kalian kesempatan untuk mencari, jika tidak kalian tau resikonya. Ini hari terakhir! Temukan sekarang juga!" tegas Alvano.
"B-baik Tuan." jawabnya takut takut. Baru pertama kali lagi Alvano memperlihatkan betapa marahnya dia, itulah yang membuat mereka takut. Alvano tidak pernah main main dengan ucapannya.
Alvano memutuskan panggilannya dan mencengkram stir mobilnya. Alvano ikut mencari Nadin dan meninggalkan kantornya. Disepanjang jalan ia terus menangis, ia pria yang lemah saat bertentangan dengan wanita yang ia cintai, Nadin.
•••
Ia datang ke kantor hanya untuk sekedar meeting, walaupun pikiran nya hanya tertuju. Nadin. Setelah itu, ia pergi kesekolah Arsen.
"Hai, Boy. Bagaimana hari ini?" tanya Alvano memeluk Arsen yang berlari keluar dari gerbang.
"Dad, aku mendapat peringkat pertama!" jawab nya seru mengecup pipi Alvano.
"Aku akan memberitahu pada Mommy. Tapi, sebelum itu Mom harus pulang dulu kan Dad?" lesu Arsen. Ia mengetahui bahwa Mom nya pergi dari mansion karena rencana ulang tahun mereka waktu itu. Arsen ikut merasa bersalah, jika tau waktu itu. Ia akan menemani Nadin.
Alvano terdiam menatap Arsen sendu. Arsen menghapus air mata yang mengalir dipipi Daddy nya. Alvano terkekeh pelan, musuh bebuyutan nya sedang peduli.
"Thankyou Boy, kau selalu ada untuk Daddy. Walaupun ini tidak cukup, tapi Daddy sangat menyayangimu. Daddy begitu merindukan Mom," ungkap Alvano.
Arsen mengangguk lalu tersenyum. Ia tidak menangis. Mental putranya sangat kuat, atau kah cuma pura pura kuat?
Kalian pernah pura pura kuat didepan orang? Hanya untuk membuktikan bahwa kalian baik baik saja. Aku pernah, baru saja terjadi.
"Dad, mom pasti akan segera menemui kita. Mom mencintaimu, ia selalu bilang saat berkunjung kekamarku, selalu menceritakanmu padaku. Tapi, Mom juga mencintaiku," ucap Arsen yakin membuat Alvano kembali terkekeh dengan ucapan terakhir dari putra nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND [END]
RomancePertemuan secara tak sengaja menimbulkan perasaan sejak kecil. Berpisah bukan hal yang mudah. Bertemu dengan gadis yang merubah semuanya. Dan sosok lelaki yang mampu berjuang dan bertahan. Sampai suatu ketika, kebenaran itu terungkap. Sreeettt.... U...