Tepat hari ini, Alvano akan pulang. Waktu satu minggu sudah berlalu, bahkan Alvano mengerjakan nya dengan baik dan teliti, tentu dengan cepat.
Karena ia merindukan istri kecilnya itu. Pagi ini ia akan berangkat bersama Arga. Tentu nya menggunakan pesawat pribadi nya, karena ia tidak mau menunggu lama lagi.
Walaupun pulang akan tetap sama, yaitu perasaan tak suka Nadin. Tapi Alvano tak peduli itu, ia akan selalu bersama Nadin apapun yang terjadi.
"Al, kita berangkat sekarang." ucap Arga membuka pintu kamar Alvano. Dilihat nya Alvano sedang bersiap siap untuk berangkat.
"Baiklah, kemaskan barangmu," balas Alvano memakai dasi nya. Karena sepulang dari Amerika nanti, ia harus menuju kantor sebentar.
"Sudah, ayo!" ajak Arga menarik kopernya dan Alvano menarik kopernya.
Alvano memasuki pesawat dan duduk disebelah Arga. Mereka sepertinya sedang membahas pekerjaan. Itulah Alvano, penggila kerja. Setelahnya, mereka kembali berbicara nonformal.
"Al, lo kenapa masih gila kerja sih?" tanya Arga heran.
"Heh! Dimana mana semua orang gila kerja kali," jawab Arga melepas kacamata nya.
"Tapi mereka kerja nyari duit, lah lu? Udah kaya kek gini, masih aja kek orang miskin, seakan akan lu masih kesusahan," jelas Arga diakhiri tawanya.
"Harus lah, lu kayak gak tau gue aja!" ucap Alvano kesal.
"TERSERAH LODEH!!!"
"Oh, yang sayur itu ya?" ucap Alvano menambah kekesalan Arga.
"Iya deh.. Iyaaa, iyaaa!!!" balas Arga menatap laptopnya. Sedangkan Alvano tertawa terbahak bahak dan kembali fokus pada ipad nya.
•••
Sekarang pukul 07.00 pagi. Nadin baru saja bangun dari tidurnya, ia menguap dan menutup mulutnya. Rasa kantuk nya begitu besar, bahkan ada lingkaran hitam dibawah mata nya.
Bagaimana tidak? Kemarin malam sehabis makan malam, ia langsung pulang kerumah, tak lupa bersih bersih. Ia mengantuk, tapi ia penasaran kelanjutan drama nya kemarin. Ia pun berjalan menuju ranjang dan menonton kelanjutannya.
Ia baru akan tidur ketika jarum jam menunjukkan 03.00 dini hari. Ia bahkan tidak sadar dan akhirnya ia tertidur dengan sendirinya.
Jadi nya seperti sekarang. Ia harus mati matian menahan rasa kantuknya. Ia ingin berbelanja kesupermarket, ingin membuat makanan kesukaan Alvano.
Tapi, Nadin tidak tau Alvano pulang malam atau sore. Dan memutuskan sekarang untuk berbelanja.
Nadin berjalan mengambil ponselnya diatas nakas.
"Oy!!! Ke--?" tanya Elin saat telepon sudah terhubung.
"Temenin gue belanja!" jawab Nadin cepat, memotong perkataan Elin.
"Itu mah gampang,"
"Tapi gue mau siap siap dulu, baru bangun soalnya," ucap Nadin sembari berjalan menuju balkon.
"Oke! Gue otw rumah," ucap Elin memutuskan panggilan.
KLIK.
Setelah beberapa jam membenah diri, Nadin sudah berada didepan cermin meja rias nya. Memulai menyisir rambutnya, dan melihat ranjangnya yang terlihat dicermin nya.
Andai saja Alvano, suami nya. Berada disini.
Bel rumah berbunyi, menampakkan Elin disana yang sedang mode bucin.
"Nad, yang nyetir lo aja ya," ucap Elin memelas.
"Lo aja!" balas Nadin menghampiri mobil Elin.
"Gak bisa Nad, gue lagi-" ucap Elin menunjuk ponselnya, berarti ia sedang menelpon dengan seseorang.
Nadin memutar bola matanya malas. Dan merebut kunci mobil Elin, dan lebih dulu memasuki mobil.
"Hm, gimana kalo pas kamu pulang kita liburan?" ucap Elin pada seorang lelaki yang sedang ditelepon nya.
Nadin melirik sekilas dan kembali fokus pada jalan didepannya. Elin menatap Nadin sebentar, Nadin yang merasa ditatap pun juga menatap Elin.
"Apa?" tanya Nadin.
Elin menggeleng dan kembali melanjutkan percakapan seru nya dengan Arga. Ya, Arga.
Nadin kembali berpikir dan seketika ia mengingat Alvano. Ia ingin tau kabar nya disana. Apakah baik baik saja? Nadin tau, Alvano pergi bersama Arga. Dan sekarang, Elin sedang berkomunikasi dengan Arga, otomatis Alvano berada disamping nya sekarang.
"Elin!!" panggil Nadin.
"Eh- iyeess?" tanya Elin menatap Nadin dengan tangan yang masih memegang ponsel dan menempelkan nya didekat telinga.
Nadin menyuruh Elin sedikit menjauhkan ponselnya.
"Baby, sebentar ya," ucap Elin. Setelah mengatakan itu, Elin sedikit menjauhkan ponselnya.
"Apaan!!?" tanya Elin.
"Alvano ada disamping nya Arga gak?" tanya Nadin berbisik.
"Oh iya! Gue lupa!!" ucap Elin menepuk kening nya.
"Coba, tanyain dulu.." balas Nadin. Elin mengangguk, dan kembali mendekatkan ponselnya.
"Beib, Alvano sama kamu kan?" tanya Elin. Kemudian Elin menghidupkan loudspeaker.
"Gak, dia keluar dari semalem, belum pulang pulang," ucap nya diseberang sana.
"Dia kemana?" tanya Elin mengikuti apa yang diucapkan Nadin.
"Entah lah yang, kata nya ke kantor sih kemaren, tapi tau tau nya belum pulang," jawab Arga.
"Jadi kamu pulang nya sendiri, yang?" tanya Elin.
"Iya dong, lagian kata Al, kalo urusan udah selesai bisa pulang kok. Tapi aku gak tau dia dimana, jadi nya aku pulang lebih dulu," ucap Arga.
"Aku tutup dulu ya, gak boleh lama lama nelpon nih," lanjut Arga pamit.
"E-eh iyaa, semoga selamat sampai tujuan beby," balas Elin.
Elin melirik Nadin yang terdiam membeku. Saat mendengar perkataan Arga itu, Nadin seperti hanya fokus pada jalan yang ada didepan nya. Ia juga tidak mengajukan beberapa pertanyaan lagi pada Elin untuk ditanyakan kepada Arga. Padahal ada banyak pertanyaan yang ingin Nadin sampaikan.
Tapi, saat mendengar itu, Nadin terasa sesak dan mata nya memerah. Rasa khawatir nya mulai muncul dan overthinking. Pikiran nya sudah kemana mana.
"E-ehh lewat Nad!!" ucap Elin sedikit teriak karena Nadin gagal fokus.
"Oh, iyaa.. Maap mbak!" balas Nadin memutar balik.
"Dia kemana ya?" pertanyaan itu terlintas dipikiran Nadin.
"Nad! Ya allah, itu parkiran nya disana!" ucap Elin menunjuk tempat parkir. Nadin terus gagal fokus.
"Lewat ya?" ucap Nadin dengan nada polosnya.
Elin menghela napas berat. Mereka akhirnya sampai, dan memasuki supermarket.
Overthinking.
•••
Jangan lupa vote🌟
Komen yya!!
Harus teken🌟 kan napasmu gak abis kalo cuma soal ngevote doang mah😭
Yya!! Biar thor tambah SEMANGAT!!!😭❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND [END]
RomancePertemuan secara tak sengaja menimbulkan perasaan sejak kecil. Berpisah bukan hal yang mudah. Bertemu dengan gadis yang merubah semuanya. Dan sosok lelaki yang mampu berjuang dan bertahan. Sampai suatu ketika, kebenaran itu terungkap. Sreeettt.... U...