AN-36

4.2K 130 1
                                    

Seorang wanita membuka matanya dan menatap wajah tampan suaminya. Ia senang karena telah memberikan mahkota yang ia jaga selama bertahun tahun kepada suaminya.

Perlahan Nadin mengelus wajah tampan itu dan tiba tiba saja Alvano langsung menciumnya.

"Morning kiss, sayang" ucap Alvano tersenyum senang.

Saat tahu Alvano terbangun, Nadin langsung menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Alvano. Malu, ya tentu saja. Nadin belum terbiasa.

Alvano terkekeh melihat tingkah Nadin dan mengecup keningnya dengan sayaang. "Thankyou babe," ucap Alvano mewakili semuanya yang sudah diberikan Nadin.

"Aku gak nyangka, kamu–" Nadin membungkam mulut Alvano dan bangun dari tidurnya dengan tangan Alvano yang masih memeluk pinggang Nadin.

"Aku mau mandi," ucap Nadin dengan selimut yang menutupi tubuhnya.

"Masih sakit? Aku gendong aja ya," tanya Alvano khawatir.

Nadin menggeleng cepat. "Masih, tapi gapapa biar aku aja. Aku bisa kok," jawab Nadin tanpa menatap Alvano.

Ia pun turun dari kasur dan mulai berjalan.

"AKKHH!!!" rintih Nadin kesakitan hingga terjatuh dilantai bawah kasur.

"Ayo, bareng aja" ucap Alvano spontan menggendong Nadin dan memasuki kamar mandi bersama. Nadin menghela napas pasrah.

Setelah beberapa menit lamanya, mereka pun selesai dengan mandinya. Nadin menyiapkan pakaian kantor untuk Alvano, sambil menunggu Alvano keluar dari walk in closet, Nadin pun memutuskan untuk berdandan saja.

"Aku tunggu dibawah, ya!!" ucap Nadin sedikit teriak dan langsung turun kebawah menyiapkan sarapan.

"Udah bi?" tanya Nadin.

"Iya nyonya, selamat menikmati" jawabnya.

"Padahal nadin mau bantuin loh, hehe" ungkapnya.

"Gapapa non, ini sudah tugas bibi. Permisi," balasnya menuju kebelakang.

Nadin mengangguk.

"Sayang," panggil Alvano berjalan menuju meja makan.

"Iya, kenapa?" Nadin membalikkan badannya dan melihat Alvano yang masih belum memakai dasinya.

Nadin menggeleng gelengkan kepalanya sembari terkekeh. Kemudian mengambil dasi dari tangan Alvano dan memakaikannya, sedikit jinjit karena Alvano sangat tinggi.

"Nunduk dong, aku capek dongak gini," ucap Nadin gagal memasang dasi, sepertinya Alvano memang sengaja tinggi.

Bukannya menunduk, Alvano malah mengangkat Nadin kemeja makan yang luas itu dan mendudukkannya. Alvano menatap Nadin yang sedang sibuk memasangkannya dasi, Nadin dengan cepat memasang nya dan berhasil.

"Udah, ayo makan" ucap Nadin menarik Alvano untuk duduk dan menyiapkan makanan untuknya.

Setelah selesai makan, Alvano dan Nadin berjalan kedepan teras.

"Inget ya, jangan keluar rumah tanpa seizin aku, jangan cape cape, tenang aja disini, jangan kemana mana."

"Iya, kamu pulang nya jam berapa?" ucap Nadin.

"Siang. Nanti aku jemput kamu ya, kita kesini kan liburan. Tapi, aku juga punya kantor disini, jadi aku urus bentar dulu. Gak apa apa kan?" ucap Alvano yakin.

"Gapapa kok," balas Nadin dengan senyum manisnya.

"Oke. Tunggu aku pulang ya, sayang"

Nadin mengangguk. Alvano mengecup seluruh wajah Nadin, tak lupa bagian yang ia sukai mulai sekarang. Nadin terkekeh geli dan menjauhkan wajahnya dari wajah Alvano. Setelah itu, Nadin meraih tangan Alvano dan mengecupnya.

HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang