"Al kemana bi?" tanya Nadin baru saja sudah siap untuk ke kampus.
"Eh nyonya, Tuan lagi ke kantor," jawabnya yang sedang memegang kemoceng untuk bersih bersih rumah.
"Oh, yaudah kalo gitu Nadin berangkat kekampus dulu ya Bi," lanjut Nadin tersenyum.
Dan berjalan sedikit cepat kegarasi dimana mobilnya terparkir.
Drtt...
Drt...
Drt...
Nadin merogoh tas nya dan mengambil ponselnya. Nomor tidak dikenal menelponnya. Nadin mematikan ponselnya dan men silent nya.
"Siapa sih?! ganggu aja pagi pagi," gumam Nadin sembari menyetir dan meninggalkan pekarangan rumah mewah itu menuju kampus.
Sesampainya dikampus, Nadin kembali bersitatap dengan Aksa. Berpapasan dengan wajah Aksa pagi ini, membuat Nadin merasa resah dan baru saja akan pergi.
Aksa menahan tangan Nadin.
"Lepas, jangan berani berani lo nyentuh gue!" ucap Nadin berusaha melepaskan cengkalan Aksa yang kini terasa sangat keras, bahkan pergelangan tangan Nadin sudah memerah saat ini.
"Oh ya? Kata siapa?" tantang Aksa.
"Lo tuh seharusnya sadar, gue udah punya SUAMI!!! Dan lo gak berhak nyentuh gue sembarangan!" ucap Nadin ketus.
"Seharusnya lo yang sadar! Udah punya suami, masih aja ngejer ngejer gue. Punya harga diri gak sih lo?!" ejek Aksa dengan sinisnya.
"Terus, masalah buat lo? Dan gue juga gak sudi ngejer ngejer lo!" ucap Nadin melipatkan tangan nya didada.
"Gue mau lo tanggung jawab!" balas Aksa tajam. Nadin menautkan alisnya kebingungan.
"Tanggung jawab!? Emang gue ngelakuin apa hah?" bentak Nadin.
"Karena lo dan juga suami lo itu, udah berani MALU MALUIN gue didepan banyak orang waktu itu!" ucap Aksa dengan keras.
Namun, saat Nadin akan membalas perkataan Aksa, lelaki itu lebih dulu menarik Nadin kearah gudang. Ia menyeret Nadin dengan keras, pagi ini semua mahasiswa/i belum bermunculan, karena ini masih sangat pagi. Pastinya semua rasa ingin melanjutkan tidurnya, bukan?
"Lo mau bawa gue kemana hah!?" bentak Nadin dengan keras agar orang orang disekitarnya mendengar teriakannya.
"Bisa diem gak sih, lo!?" desis Aksa menatap Nadin tajam.
"LEPAS! LEPASIN GUE AKSA!!"
•••
Sementara seorang lelaki baru saja menyelesaikan meeting nya pagi ini. Alvano ingin mengabari Nadin jika ia akan ke kampus setelah ini.
Alvano terus menghubungi Nadin, namun diseberang sana tidak menjawab panggilan nya.
"Halo Bi," ucap Alvano saat telepon nya tersambung.
"Iya Tuan. Ada apa ya Tuan?" tanya nya dengan sopan.
"Nadin udah berangkat ke kampus?" tanya Alvano sembari memasuki ruangan CEO nya.
"Udah Tuan, Kalo boleh tau kenapa ya Tuan?"
"Masalahnya, saya telepon, dia gak angkat Bi.." jawab Alvano memijat pelipisnya khawatir.
"Oh kalo itu Bibi gak tau Tuan, tadi pagi Non Nadin udah pergi ke kampus, setelah itu Bibi udah gak tau," jelasnya.
"Oh ya sudah.. kalo gitu Bi," ucap Alvano seraya mematikan telepon nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND [END]
RomancePertemuan secara tak sengaja menimbulkan perasaan sejak kecil. Berpisah bukan hal yang mudah. Bertemu dengan gadis yang merubah semuanya. Dan sosok lelaki yang mampu berjuang dan bertahan. Sampai suatu ketika, kebenaran itu terungkap. Sreeettt.... U...