Hari sudah berganti malam. Disini lah Nadin, diruang tengah duduk disofa sembari menunggu kedatangan Alvano. Nadin juga tidak begitu yakin, ia datang atau tidak. Ia hanya menunggu nya saja.
Diluar sedang hujan, Nadin memilih untuk masak membantu para bibi dirumah ini. Elin sudah pulang sejak sore tadi, ia tidak singgah. Karena, Arga sudah berada dirumah menunggunya.
Hal itu membuat Nadin menjadi sedih. Mengapa Alvano belum pulang juga? Pikirnya.
Nadin berjalan menuju dapur, disana terlihat para bibi sibuk memasak.
"Bi, saya mau masak" ucap Nadin.
"Eh, jangan. Nanti kalo tuan tau, dia marah nyonya," balas Bibi cepat dan sedikit memohon.
"Gapapa, lagian saya mau masak makanan kesukaan dia bi, gak ada salah nya juga kan?" ucap Nadin.
Namun saat Bibi ingin mengambil alih pekerjaannya, Nadin menahan nya dan tersenyum.
"Saya aja bi," sanggah Nadin cepat.
"Bibi masak yang lain deh, yaa" lanjut Nadin.
"Ya sudah kalo begitu nyonya, saya lanjut masak," balas Bibi.
Mereka pun sibuk memasak dengan menu yang berbeda. Bibi memasak makanan malam, sedangkan Nadin memasak makanan kesukaan Alvano.
"TARAA!! jadi deh" ucap Nadin puas dengan masakan nya. Setelah itu ia meletakkan nya diatas meja makan, dan kembali menuju ruang tengah.
Diluar hujan nya sangat deras, dingin menyelimuti rumah itu. Nadin mematikan AC karena cuaca nya sangat lah dingin. Angin sepoi sepoi menyambar kain jendela berwarna putih itu.
Nadin celingak celinguk mencari keberadaan Alvano. Namun hasilnya nihil, selalu saja ia berharap Alvano menekan bel itu.
"Non, makan dulu.. Nanti sakit, non kan punya Maag," ucap Bibi menghampiri Nadin yang sedari tadi menatap kearah pintu.
"Nanti aja bi, saya masih kenyang," balas Nadin tersenyum.
"Udah selesai bi, masaknya? Bibi udah makan belum?" tanya Nadin.
"Sudah, bibi juga sudah makan." jawab Bibi seadanya.
"Kalo gitu, bibi udah boleh istirahat," ucap Nadin mempersilahkan. Bibi pun pergi dari hadapan nya, dan Nadin menopang tangan nya pada pojokan sofa.
Nadin terus mengganti ganti siaran yang ada didepan nya. Ia sangat sedih jika Alvano memang benar benar tidak datang.
Hujan bertambah deras saja, membuat Nadin ingin kekamar berselimut. Namun, ia urungkan niatnya dan masih setia menunggu kedatangan Alvano.
10 Menit Kemudian....
Bel berbunyi membuat Nadin terperanjat kaget. Melirik jam, Nadin menganga tak percaya. Sudah pukul 23.30 ia duduk selama itu. Dan, lapar nya tadi tiba tiba menghilang.
Bel terus berbunyi kembali mengalihkan perhatian Nadin. Nadin bangun dari duduk nya dan berjalan membuka pintu.
Ceklek!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND [END]
RomancePertemuan secara tak sengaja menimbulkan perasaan sejak kecil. Berpisah bukan hal yang mudah. Bertemu dengan gadis yang merubah semuanya. Dan sosok lelaki yang mampu berjuang dan bertahan. Sampai suatu ketika, kebenaran itu terungkap. Sreeettt.... U...