AN-3

6.9K 279 2
                                    

Helo Pren

Vote dulu, napasmu gak habis kalo cuma nge Vote🌟 mwehehehe

•••

Setelah keluar dari ruangan sang dosen patung itu, Nadin menuju kantin. Ia tidak melihat Aluna, ia berpikir mungkin Aluna berada diperpustakaan.

"Hai," ucap salah satu gadis duduk disamping Nadin. Nadin tersenyum manis dan kembali melanjutkan makannya.

"Lo anak baru itu kan?" tanya Nadin mengingat ingat saat dikelas ia juga kedatangan mahasiswi baru. Dan, Nadin tau persis wajahnya.

"Iyaa hehe," ucap nya cengengesan.

"Kenalin, nama gue Elina. Panggil aja elin."

"Gue, Nadin."

"Mau gak kalo kita temenan?" Ia menatap Nadin dengan senyumannya. Ia berharap dapat berteman baik dengan Nadin.

"Iyalah, jadi sahabat mau?" Nadin menaikkan alisnya mereka pun terkekeh, Elin kemudian mengangguk antusias.

"Oke, kali ini gue yang traktir!"

"Asyik!!" Nadin pun merasa senang.

Mereka pun kembali ke kelas. Sesampainya disana, ia melihat Aksa dan Aluna sedang tertawa bersama. Nadin menghentikan langkahnya, ia mungkin salah lihat.

"Nad, lo kenapa?" tanya Elin.

"Eh, gapapa kok." Nadin tidak salah lihat, ia membuang pikiran negatif nya. Ia memang bukan siapa siapa Aksa, tapi ia menyukainya.

•••

Nadin pulang diantar Elin. Baru beberapa jam berteman, mereka sudah saling mengenal satu sama lain. Ternyata, Elin mudah bergaul dan pandai memilih teman.

"Makasih yah lo udah mau anterin gue," ucap Nadin yang kini sudah berada didepan rumahnya.

"Santai aja kalee, oh iyaa malem ini mau jalan jalan gak?" ajak Elin menurunkan kaca mobilnya.

"Hm, Boleh."

"Oke. Bye," Elin pun meninggalkan pekarangan rumah mewah Nadin.

Nadin lelah seharian. Ia melihat Papa dan Mama nya sedang membicarakan sesuatu.

"Udah pulang?" tanya Mama.

"Nadin, duduk dulu sini."

Nadin berjalan mendekat, dan duduk sesuai perintah Papa dan Mama nya.

"Perasaan gue gak enak nih," batin Nadin.

Ia melihat Papa dan Mama nya sedang diskusi. Entah apa yang mereka bicarakan sehingga Nadin menjadi kacang. Dikacangin maksudnya wkwk.

"Pah, Mah.. Kalo gak ada yang mau kalian omongin, mending Nadin istirahat aja deh. Capek loh," Nadin kesal dengan Papa dan Mama nya.

"Gak ada yang mau diomongin. Iyakan pah?" ucap Mama meyakinkan Papa.

"Iya sayang. Mending kamu istirahat aja gih," Papa pun membuka suara.

"Loh, loh, kan? Lama lama Nadin smackdown, untung orangtua gue nih. Sabar Nad, gak boleh durhaka!" ucap nya dalam hati.

"Nanti Nadin mau keluar sama Elin. Boleh kan Pah? Mah?" izin Nadin. Karena ia tau, nanti Papa dan Mama nya akan pergi Tante nya. Jadi, Nadin sekalian meminta izin.

"Boleh, sayang" ucap Mama.

"Jangan pulang kemaleman! Oke?" ucap Papa.

Nadin mengangguk antusias. "Oke Pah, yaudah Nadin keatas dulu ya!" seru Nadin berlari menaiki tangga.

HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang