Mereka hanya sehari saja berada di RS. Karena tuan Ardhi merasa tak betah jika berlama-lama di sana. Setelah sampai di kediaman Franslian. Mereka dengan tekun membantu Kakeknya, melupakan bahwa ada banyak perawat, maid dan penjaga yang bisa saja menghandle nya.
"Kakek ingin makan disini atau nanti kami bawakan ke kamar?.." tanya Putri.
"Disini saja, sekalian bareng kalian.." jawabnya lembut.
"Baiklah.."
Mereka berjalan menuju ruang makan, disana hanya ada meja kosong yang seketika terisi dengan banyak makanan di meja itu. Mereka menyantap hidangan dengan lahap, tak lupa dengan canda tawa dan cerita.
"Jadi?.." tuan Ardhi menggantungkan ucapannya.
"Jadi? Maksudnya apa, Kek?.." bingung mereka.
"Kalian akan kembali lagi, ke sehari-harian kalian.."
Mereka saling bertukar pandang, ingin menjawab tapi mereka takut menyakiti hati sang Kakek, walaupun mereka tau pasti Kakeknya juga sudah mendapat jawabannya. Senyum. Hanya senyum yang bisa mereka berikan saat ini, mereka tidak ingin memberi harapan palsu untuk sang Kakek. Keheningan kembali menyelimuti mereka, tak ada canda tawa dan cerita lagi, mereka semua berubah menjadi ES batu. Sampai akhirnya satu persatu berpamitan setelah memastikan sang Kakek sudah beristirahat di kamarnya.
Rara akan kembali ke Spanyol, Putri akan kembali ke Swiss, Lesti akan terbang ke Jepang untuk menghandle proyek papi nya, Selfi akan terbang ke AS mengurus beberapa meeting dan menyelesaikan proyek yang sudah disetujui sejak awal tahun oleh ayahnya, dan Aulia akan terbang ke London ia juga sedang menyiapkan proyek besar disana.
.
2 bulan kemudian...
.Di sebuah Mansion yang begitu Besar, terdapat pria paruh baya yang tak lain pemiliknya yang bernama Ardhi Utomo Franslian. Ia kini berada di ruang kerjanya ia terus saja melamun karena memiliki banyak pikiran.
"Tuan!! Anda baik-baik saja?.." tanya Louis pengacara pribadinya.
"I'm okay.." bales tuan Ardhi.
"Jika anda membutuhkan teman curhat, mungkin saya bisa menjadi pendengar yang baik untuk anda.."
Tuan Ardhi menimbang-imbang ucapannya walau dia sering curhat atau mencari solusi pada Louis tapi untuk masalah kali ini dia masih berpikir, karena ini masalah keluarganya. Tapi ia juga membutuhkan seseorang yang berpikiran terbuka seperti Louis.
"To be honest, I'm was very confused Louis! Menurutmu siapa yang bisa menghandle my big job at this big company's (family group)?.."
"Bagaimana jika salah satu dari cucuku, apa pendapatmu tentang ini?.."
"Pertanyaan ini sangat sulit sekali.." bimbangnya.
"Tidak usah di jawab Louis jika kau bingung, sebenarnya saya hanya ingin mendengar pendapat dan pandangan dari orang lain. Siapa yang pantas dan layak untuk duduk di sana.." sahutnya
"Maaf tuan, saya tidak bisa berbicara banyak untuk kasus ini. Karena pertanyaan ini, benar-benar membuat saya membisu, semua cucu anda layak memimpin perusahaan yang anda bangun (rintis) sejak awal. Jika boleh saya bilang, cucu-cucu anda itu, memiliki kepribadian yang kuat, karakter dan daya tarik tersendiri. Selfi,. terlihat lembut, tapi memiliki banyak kepribadian dan rahasia yang ia tutupi dengan sangat rapat. Aulia,. terlihat cuek, tapi memiliki rasa empati terhadap orang, penyayang. Lesti,. terlihat ceria, kehidupan tanpa masalah dalam hidupnya, tapi sebenarnya ia memiliki banyak pikiran kacau. Rara dan Putri,. mereka terlihat kasar, terlalu banyak main seperti anak kecil, pikiran yang sempit tapi, sebenarnya mereka memiliki pikiran yang terbuka, mungkin bisa dibilang, mereka semua memiliki ciri yang sama seperti seorang gadis misterius dengan kepribadian ganda.." tuturnya panjang x lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Step To Big Family (TAMAT)
Fanfictionjangan lupa follow me dan vote sesudah membaca, biar ator semangat ngetik dan nge-up, oke thanks for you guys