Beberapa menit kemudian mereka sampai di salah satu restoran elite milik kakek mereka.
"Kita ngapain ke sini sih Ra? Ayok pulang nanti di cariin yang lain.."
"Gini nih kalo kebanyakan mikirin cowok.." cibir Rara
"Ada apa sih anda marah-marah mulu buk! Anda lagi PMS yak?.." sahut Putri yang jengah dengan sikap Rara yang mudah ngomel-ngomel gak jelas dari tadi.
"Terah low deh mput.." balesnya, pergi memasuki restoran mau tak mau Putri mengikuti langkahnya.
"Selamat datang nona muda.." sapa para waiter sedikit membungkuk pada keduanya dan hanya di balas senyum tipis dari mereka.
Tiba di salah satu ruangan, ternyata di sana sudah ada Aulia, Selfi dan Lesti. Tak hanya mereka ternyata disana juga ada tuan Ardhi dan para orangtua mereka.
"Assalamualaikum.." ucap trira dengan nada sopan.
"Waalaikumsalam.." bales semua dengan senyuman.
Kedua bocah nakal itu mendadak menjadi pendiam saat akan berhadapan dengan para tetua. Mereka dengan langkahnya berjalan lalu menciumi punggung tangan semua yang ada di dalam ruangan tak terkecuali para kakak, kini para kakak sedang terkekeh melihat tingkah mereka.
"Wkwkwk, tumben mereka gak banyak tingkah.." bisik Lesti pada Aulia dan Selfi yang hanya menahan tawanya karna melihat ekspresi dari kedua adik nakalnya.
Setelah selesai, Rara dan putri menghampiri para kakak dan ikut bergabung dengan mereka.
"Kalian kemanan aja, baru dateng.."
"Biasalah, insiden kecil.."
Obrolan mereka terhenti saat makanan datang. Mereka makan dengan tenang, tak ada percakapan dan hanya suara denting sendok dan garpu yang saling beradu.
Setengah jam, semua sudah selesai makan. Ardhi meminta para orangtua mereka untuk pulang lebih dulu, para orangtua hanya pasrah dan berlalu pergi.
"Ada apa kek? Ada yang ingin kakek bicarakan dengan kita?.." tanya Putri.
"Baru saja kemarin, Kakek melihat kalian belajar jalan, sekarang Kakek tidak percaya, Kakek melihat cucu-cucu Kakek bisa berjalan dengan sangat lancar.."
"Yang Kakek maksud, bukan jalan bener-bener jalan kan? Yang Kakek maksud pencapaian kita, right?.."
"Yes, you are right, that's what I mean.."
Tanpa basa-basi lagi, tuan Ardhi menyuruh Louis untuk menyerahkan lembaran kertas di depan mereka.
"Apa ini, Kek?.." tanya mereka bingung.
'Pengumuman'
Ini adalah surat pernyataan bahwa kalian adalah cucu dari Ardhi Utomo Franslian. Saya menulis surat ini dengan tujuan, mencari salah seorang pengganti yang tepat untuk memegang kepercayaan perusahaan. Yang dimana, diantara kalian adalah calon-calon kandidat yang akan mengikutinya, ini adalah surat resmi dan wajib untuk diikuti oleh semua cucu-cucu saya.
Jika salah satu diantara kalian menerimanya, saya akan merasa sangat bersyukur dan berterima kasih, serta saya akan mengabulkan apapun permintaan yang kalian inginkan."Bagaimana jika tidak mau berpartisipasi?.." pertanyaan Selfi membuat semua orang menatapnya terutama sang Kakek, tapi pertanyaan itu mewakili semua saudara-saudaranya.
"Mungkin tidak apa-apa.." balesnya, mereka merasa senang mendengarnya.
"But.." lanjutnya sengaja menggantungkan ucapannya.
"But?.."
"Kakek tidak akan menolong kalian from my son.." ucapannya kini membuat mereka kehilangan semangat, wajah yang tadinya bahagia seketika sendu.
"Kakek sangat curang, menggunakan cara itu.." sahut Lesti.
"Dede, tidak mau berpartisipasi, jangankan itu, bahkan sampai sekarang masalahku masih banyak yang belum aku selesaikan, bagaimana aku bisa menyelesaikan seleksi ini.." lanjutnya dengan lirih.
"Aul, pun sama. Aul akan fokus pada, apa yang ingin Aul lakukan, Aul tidak akan mengikutinya.."
"Aku pun.." seru trira.
"Pikirkanlah, jangan langsung mengambil keputusan, Kakek akan memberikan kalian waktu selama 5 hari.." ucapnya dan berlalu pergi bersama dengan Louis.
.....
Kini, kelima saudara itu berada di apartemen Lesti. Apartemennya sangat sepi akan barang, berbeda dengan apartemen pada umumnya. Jangankan sofa bahkan ia tak mempunyai TV, kulkas, AC, bahkan dapur, ia tak memilikinya.
"Kakak abis kecolongan? Maling mana tuh yang berani, nyolong di tempat kakak.." ceplos Rara kaget.
"Mana ada, yang nyolong.." bales sang punya tempat.
"Terus kak Leles gak punya apa-apa?.." tanya Putri.
"Punyalah, kalian mau apa? Makanan? Minuman?.." trira mengangguk, Lesti mengeluarkan remote control dari tas nya dan menekan beberapa tombol, tiba-tiba semua barang-barang muncul dengan sendirinya dari mana saja, bahkan kulkas keluar dari temboknya, sungguh sulap yang sangat luar biasa.
"Gila keren banget.." kagum trira, Lesti mengeluarkan senyum kebanggaannya.
"Ini salah satu cara Dede, agar gak ada yang betah.."
"Tapi kami sudah tau.." trira menjulurkan lidahnya, Lesti mengolok-olok mereka.
"Bagaimana dengan ini?.." potong Aulia yang menunjukkan kembali lembar surat yang kini ditangan.
"Hadeuh kak Aul.." geram mereka (-Selfi).
Mereka mengumpulkan semua surat itu di atas meja.
"Sekarang bagaimana?.." tanya Putri.
"Kak Ceppy, kakak yang lebih dulu.." seru Rara.
"Dimana-mana yang lebih muda dulu, udah kalian duluan aja, kakak mah belakangan aja, yang lebih tua harus ngalah sama yang muda.." timpalnya cepat.
"Ck, bilang aja emang gak mau diikuti kita.." sindirnya.
"Tuh tau.."
"Biar mput lebih dulu.." sahut Putri, semua mengangguk.
"So, di antara kita. Siapa yang merasa ini adalah kesempatan? Dan siapa yang merasa ini adalah tekanan?.."
"Kalo kesempatan, gue merasa itu emang kesempatan yang harus kita, tidak sia-siakan. Tapi di lain sisi, untuk mengambil kesempatan itu bukanlah sesuatu yang mudah untuk di ambil gitu loh, contoh lo pengen nikah dan lo itu harus terima konsekuensinya, lo harus ngerjain pekerjaan rumah, lo harus ngurus suami, lo harus ngurus anak lo, belum lagi omongan mertua lo.." tutur Rara yang bisa di pahami mereka semua.
"Bener sih, tapi bedanya, kalo yang Rara cerita tidak menghasilkan apa-apa, sedangkan ini? Ini akan menghasilkan milyaran.." sahut Lesti.
.
.
.
.
Hay apa kabar sayangku semua, sehat-sehat ya,
Jangan lupa vote and komen. Anggap saja sebagai apresiasi untuk author 😁.Terimakasih banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Step To Big Family (TAMAT)
Fanfictionjangan lupa follow me dan vote sesudah membaca, biar ator semangat ngetik dan nge-up, oke thanks for you guys