part 52

152 20 5
                                    

"Kamu kenapa dek?.." tanya Selfi, Rara membuang nafasnya kasar.

"Kemaren kakak bilang, tunggu pekerjaan kakak selesai baru bisa jalan sama aku, tapi sekarang pekerjaan kakak udah selesai, bukan bukan, sekarang weekend loh kak, berarti kakak gak punya pekerjaan, aku kira kakak bakal ngajak aku jalan hari ini, karena sebelumnya kakak merasa bersalah, tapi ternyata? Sekarang kakak malah asik senang-senang disini sama teman-teman kakak dan sama dua adik baru kakak itu.." ungkapnya dengan nada yang sedikit bergetar saat mengucap kata 'adik baru'.

Selfi memalingkan wajahnya ke arah lain, dia menenangkan pikirannya dahulu sebelum kembali berbicara dengan Rara.

"Maafin kakak ya.." ucapnya dengan lembut seraya mengelus pipi Rara.

"Semudah itu?.." balesnya tak percaya.

"Lalu? Kamu mau apa? Kamu mau minta kakak ajak kamu jalan-jalan sekarang?.."

"Kalo iya, ayo kita jalan-jalan, kamu mau kemana? Keluar kota? keluar Negeri? Keluar dari sini? Atau kamu mau pergi kemanapun kamu mau, ayo kita pergi sekarang,. Tapi maafin kakak dulu ya.." lanjutnya masih dengan nada lembut dan penuh rasa bersalah.

"Kakak.." panggil Rara.

"Jangan mengatakan sesuatu dari luar hati dan pikiran kakak, karena sesuatu itu mungkin bisa membuat seseorang merasa kecewa karena kakak tidak bisa menepatinya nanti.." tuturnya dengan wajah datar.

"Then? What you want?.." pasrahnya.

"Nothing, I just want to go home.." balesnya masih dengan datar, Selfi membuang nafasnya kasar.

"Alright.." Selfi melepas cekalan tangannya dari Rara dan membiarkan adiknya pergi, Rara yang moodnya sedang tak baik bertambah kesal, dia pun berjalan pergi meninggalkannya.

Selfi tak menatap kepergian Rara dan kembali masuk ke dalam, melihat iqhri sedang membereskan barang.

"Biarkan di sana.." tahannya.

"Kalian mau ngapain? Mau bubar?.." lanjutnya.

"Iya.." bales iqhri.

"Kan kita juga belum mulai.." serunya.

"Sel, jangan memikirkan diri lo sendiri untuk saat ini, kejar adik lo dan bujuk mereka, minta maaf jika lo emang punya salah sebelum-sebelumnya sama mereka.."

"Gue punya salah apa? Perasaan gue gak pernah tuh melakukan kesalahan apa-apa.." jawabnya membela diri.

"Kita gak pernah tau,. Tapi kan adik lo yang merasakan, mungkin aja setiap kata yang lo ucapkan yang membuat kesalahan itu.." pungkas Iqhbal.

"Huftt, gini ya dokter Iqhbal sahabat gue yang baik,. Lo sekarang ada di pihak gue atau adik gue?.." cetusnya.

"Sorry, untuk sekarang gue ada di pihak adik lo.." balesnya santai.

"Ouh okay,. Kalo lo?.." Selfi beralih ke Hari yang langsung memilih Iqhbal.

"Ouh okay, jadi lo berdua ada di kubu yang sama, alright.." balesnya.

"Sorry Cepp.." sahut Hari.

"Kalian bisa pergi, gue bakal di sini sendiri.." ucapnya dengan nada datar.

"Huftt.." pasrah mereka.

Dreett dreett...

Ponsel Selfi berdering, dia melihat siapa yang menelpon dan di sana tertera nama adik bungsunya. Selfi untuk pertama kali mengabaikan panggilan telepon darinya.

"Angkat Cepp.." suruh Hari.

"Apa urusan lo.." ketusnya.

"Huftt, ya lo angkat telpon dari adik lo terus lo minta maaf sama Rara.."

One Step To Big Family (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang