part 69

122 16 6
                                    

"karena aku lelah!!! Dibandingkan oleh papi kamu, setiap kali apa yang aku lakukan, ia selalu membalas dengan kata-kata seperti itu, aku bekerja banting tulang, menabung untuk membangun sebuah rumah, sebuah istana untuk mu dan aku,. Aku tau rumah itu tak sebesar rumah pada umumnya, tapi aku hanya ingin mendengar, sedikit saja. Sedikit saja, kata-kata yang baik darinya, agar aku juga bisa menambah semangatku untuk mencari rezeki untuk membangun rumah yang lebih besar lagi seperti rumah mu, tapi apa yang aku dengar? Dia, dia selalu saja membandingkan apa saja yang aku miliki dengan milik orang lain. Aku, dengan caraku sendiri, dia dengan caranya sendiri, aku tidak memiliki apa yang dia miliki, dia terlahir kaya karena orangtuanya adalah orang yang berada, sementara aku? Aku hanyalah anak dari seorang penjual nasi uduk, tapi aku bangga memiliki Ibu sepertinya, dan jika papi mu menyuruhku memilih antara kamu dan Ibuku, sudah jelas, aku akan memilih Ibu ku, karena dia adalah wanita yang luar biasa hebatnya, tidak ada yang bisa menggantikan posisinya di hatiku unless it's you, tapi sekarang tidak, karena aku sudah tidak mencintai kamu lagi.." kata demi kata yang diucapkan oleh Fildan menusuk hati Lesti, tapi Lesti mencoba menahannya.

"Tunggu dulu!.." Lesti mencoba mencerna kembali perkataan Fildan.

"Apa papi ku, menyuruh kakak meninggalkan Ibu kakak?.." tanya Lesti, Fildan bungkam tanpa mau mengucapkan sepatah kata pun, Lesti mencecar nya untuk berkata jujur.

"Jawab kak, jawab.." cecarnya.

"Jawab Fildan.." Lesti meninggikan suaranya.

Fildan menghempaskan tangan Lesti dengan perasaan marah.

"Ya, papi mu menyuruhku meninggalkan Ibu ku, jika aku mau terus bersamamu.." balesnya.

"Jadi, kakak meninggalkan dede dan menikah dengan wanita lain, karena terpaksa? Bukan karena gak cinta lagi sama dede?.."

"Siapa yang bilang begitu? Jujur, sebenarnya aku memang udah gak ada rasa lagi sama kamu Lesti, semenjak aku menikah dengan istriku,. Kini aku mulai mencintainya dengan segenap jiwaku.." ujar Fildan.

"Baru kemarin, baru kemarin kakak bilang, bahwa aku adalah satu-satunya bidadari surga kakak, tapi apa yang aku dengar sekarang?.."

"Bukannya dulu, kakak yang meminta aku untuk selalu menjadi satu-satunya hidup kakak? Cinta kakak? Kekasih kakak? Bahkan kakak mengucapkan itu di depan Ibu kakak.."

"Hahaha.." Fildan tertawa.

"Kamu pikir, aku bukan manusia? Aku juga manusia Les, aku punya hati, hati ku bisa berubah dalam sekejap mata, jika dia berkata tidak, ya aku juga tidak bisa memaksakan hati ku, untuk suka sama kamu lagi.." Fildan berterus terang.

"Jawab pertanyaan ku dengan jujur kak, lihat aku.." Lesti menangkup pipi pemuda itu, agar mata dia hanya berfokus padanya.

"Tolong jawab, pertanyaanku ini! Apa kamu masih cinta sama aku?.."

"Jika kamu masih cinta sama aku, ayo kita perjuangkan cinta kita, ceraikan istri kamu. Dan kembali memulai hidup denganku. Kita tinggalkan mereka, kita hidup bahagia, bersama dengan Ibu, kakak dan aku.."

"Apa kamu gila! Kamu menyuruh aku meninggalkan istriku dan lari bersamamu? Haha, itu tidak mungkin. Dia adalah bidadari jiwaku, aku tidak bisa meninggalkannya.."

"Bukankah kakak bilang, kakak terpaksa menikahinya? Tidak tidak, begini saja. Kakak masih mencintaiku?.."

"Bukankah sud-"

"Ya atau Tidak? Aku hanya ingin mendengar kata itu.." timpalnya.

"Ya atau tidak, kak. Aku membutuhk-.."

"Tidak.." jawab Fildan dengan tegas.

Lesti melepaskan tangannya, Air mata gadis itu tak bisa di tahan lagi, ia menumpahkan semuanya di depan kekasihnya ralat maksudnya mantan kekasihnya.

One Step To Big Family (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang