Tok tok tok...
"Ya.." jawab Selfi.
"Permisi, Bu.."
"Ada apa?.." tanya Selfi sedikit datar.
"Para petinggi ingin menemui Ibu.." tutur Sarah dengan hati-hati.
"Apa saya harus menjawabnya?.." tanya Selfi dengan datar.
"Saya sudah tau Bu Selfi akan mengatakan tidak.." balesnya hati-hati.
"Lalu? Apa yang buat kamu sibuk mengganggu saya?.."
"Masalahnya Bu, mereka berkata akan membongkar rahasia Ibu ke publik, jika Ibu tidak mau menemui mereka.." ucapnya dengan hati-hati.
"Rahasia? Hahaha, memangnya aku punya rahasia apa? Seenaknya mereka ingin membongkar rahasia yang aku sendiri bahkan tidak tau.."
Dreett dreett...
Ponsel Selfi berbunyi, ia pun segera mengangkatnya.
"Ya-.."
"Kakak apa yang terjadi?.."
"Putri? Kenapa, dek?.." bingungnya.
"Apa yang terjadi sama kakak?.."
"Apa maksud kamu?.."
"Coba kakak nyalain Tv, ada berita tentang kakak, cepet kak.."
Panggilan terputus, Selfi bergegas menyalakan Tv seperti yang dikatakan sang adik, ia begitu kaget melihat kabar berita tentang dirinya, ia memijat pelipis matanya seraya menggeleng tak percaya, ia benar-benar tak mengerti apa yang sedang terjadi sekarang.
"A- Apa yang?.." gugupnya.
"Menggelapkan uang? Hahaha.." Selfi tertawa terbahak-bahak, kemudian.
"Cepat bawakan semua Catatan Laporan Keuangan!!!.." titahnya dengan nada yang meninggi.
"Ba-baik.." Sarah buru-buru pergi mengikuti perintah Selfi.
"HuH! Dari mana aku menggelapkan uang? Dan apa lagi tadi? Menindas karyawan? Hahaha, apakah mereka sudah gila.." ucapnya.
Ponselnya kembali berdering, ia tak perduli siapa yang menelponnya, ia segera mengangkatnya.
"Ya?.."
"Sayang apa yang terjadi? Bunda melihat berita tadi, apakah semua ini benar?.."
"Bunda tenang dulu Bun, semua ini bohong, Bunda percayakan sama aku, aku gak mungkin melakukan ini.."
"Iya, Bunda percaya sama kamu, kamu baik-baik saja?.."
"Iy-.."
Tok tok tok...
Belum sempat menjawab, pintu ruangannya terbuka dan memperlihatkan 6 orang berjas hitam datang menghampirinya.
"Selfi Ashabibah.." panggilnya.
Ponsel Selfi terjatuh ke lantai, ia begitu kaget melihat kedatangan mereka.
"Anda ditangkap atas tuduhan penggelapan uang dan penyalahgunaan kekuasaan pada karyawan anda.." seru salah seorang yang berjas seraya menunjukkan surat perintah yang sudah di keluarkan.
"Tunggu apa lagi? Tahan dia.." perintahnya pada para bawahannya.
"Baik.." mereka menghampiri Selfi.
"Selfi Ashabibah, anda kami tahan atas tuduhan yang tadi di jelaskan.."
Salah seorang meraih tangan Selfi, lalu memborgolnya. Sementara Selfi? Dia begitu kaget dengan apa yang dia dengar tapi sesaat kemudian, ia mengalihkan pandangan pada ponselnya. Ia masih mendengar suara sang bunda dari sebrang sana, salah satu dari mereka mengambil ponselnya dan memutuskan panggilan sepihak.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Step To Big Family (TAMAT)
Fanfictionjangan lupa follow me dan vote sesudah membaca, biar ator semangat ngetik dan nge-up, oke thanks for you guys