part 62

128 21 0
                                    

"Ada apa kamu tiba-tiba datang ke tempat kerja aku?.." tanya Faul tanpa melirik gadis itu.

"Aku yakin, kamu pun sudah tau maksud dan tujuanku,. Tidak mungkin aku datang tanpa sebab, kan? Sementara semalam saja, aku menolak untuk tidak mau bertemu dengan kamu.." seru Selfi.

"Ya, dan kamu melanggarnya.." sahut Faul.

"Semua yang aku larangkan ke kamu,. Itu semua sia-sia Paul, karena pada akhirnya, akulah yang mengingkarinya, aku mengabaikan ucapanku dan selalu, kamu orangnya yang yang menjadi alasan aku untuk melanggarnya.." tuturnya yang kini sudah menatap Faul.

"Benarkah?.." tanya Faul seraya menghentikan mobilnya karena mereka sudah sampai di rumah tantenya Faul.

"Apakah aku benar-benar?.." tanya Faul lagi untuk memastikan, tapi kali ini dia menatap manik-manik mata gadis itu dengan penuh kehangatan.

"Yeah, i think so.." bales Selfi tersenyum.

"But, dari semua itu,. Pasti ada hal yang sebenarnya ingin kamu tanyakan ke aku, right?.." tebak Selfi, Faul tersenyum dan mengangguk kecil.

"Just little, aku memiliki sedikit kekhawatiran padamu.." tutur Faul.

"You know it, tapi jika kamu tidak mau memberitahuku tidak apa, karena aku tau ini adalah masalahmu dan keluargamu, aku tidak bermaksud untuk ikut campur, tapi kalo kamu bersedia dan membiarkan aku menjadi sebagian dari itu juga tidak apa-apa.." serunya.

"Wait, bukan hal lain, maksud aku, aku bisa menjadi pendengar yang baik untuk kamu.." lanjutnya memperjelas perkataannya.

Selfi kembali menatap lurus ke depan, entah apa yang ada di pikiran gadis itu.

"Hmm,. Paul.." panggilnya pelan.

"Ya? Ada apa?.." tanya Faul.

"Aku dan keluargaku tidak pernah akur, maksudku, aku dengan ayah dan juga saudara-saudara ayahku, tapi aku berusaha untuk tetap akur dan menjalani takdirku, karena mereka adalah orangtuaku, orang yang paling aku hormati, tapi aku selalu, Uhm, you know,. Terkadang memberikan kepercayaan kepada seseorang itu sangat susah, tapi entah kenapa aku selalu kembali mempercayai mereka, walaupun aku berusaha untuk tidak mau kembali mempercayai mereka karena sebelumnya aku tau sia-sia kalo mempercayai mereka yang notabenenya akan kembali mengkhianati kepercayaan kita, tapi aku tidak bisa, aku akan tetap kembali dan mempercayai mereka,. Bagaimana menurut kamu? Apa sikap yang seharusnya aku ambil untuk diriku sendiri?.."

"Aku bukan psikolog, tapi aku memahami semua yang kamu ucapkan, dulu aku pernah sedikit mempelajari dan mendengar banyak pelajaran yang dosenku ceritakan tentang memahami sifat dan sikap seseorang, jadi aku mungkin sedikit memahaminya.." ucap Faul.

"Benarkah?.." tanya Selfi, Faul mengangguk.

.....

"Terimakasih Paul.." senyumnya.

"Sama-sama Ceppy.." balesnya.

"Ouh iya, aku juga mau ngucapin terimakasih sama kamu.."

"Untuk apa?.." bingungnya.

"Untuk kemarin, karna kamu sudah menjaga adik-adikku di acara kakek.."

"Ya Allah. Ceppy,. Itu sih bukan apa-apa,. Kemarin kamu meminta tolong aku untuk menjaga mereka dan aku hanya menjalankan apa yang sudah menjadi tugasku.." balesnya tersenyum.

"Hmm, ya udah aku pergi ya.." pamitnya.

"Udah mau pulang? Maaf ya aku gak bisa nawarin kamu untuk singgah ke rumah, soalnya di rumah gak ada siapa-siapa,. Tanteku lagi pergi dan Gun juga lagi pergi tadi sama si Hari,. Gpp, kan?.." sesalnya merasa tak enak.

One Step To Big Family (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang