part 8

196 20 4
                                    

Hari kian berlalu ke-lima gadis itu tak lagi merasa di kejar oleh bom waktu. Mereka sangat enjoy dengan pekerjaannya. Tak lebih lagi Aulia, ia melanjutkan mimpinya sebagai seorang penyanyi, kini kesibukannya mulai ia rasakan saat namanya mulai membesar dan dikenal banyak orang. Kini ia memiliki banyak job nyanyi di mana-mana, juga tak lupa disaat jam nya kosong ia mengerjakan berkas-berkas kantor yang di kirim lewat email oleh sekertarisnya.

Di backstage, sebelum akan mengisi acara on air nya hari ini. Tiba-tiba seorang pemuda datang dengan membawa sebuket bunga ditangannya. Aulia cukup mengenali pemuda berkulit hitam manis dan berlesung pipi itu, hanya saja dia tak mengenal namanya, cuma sering lihat itu pun secara kebetulan saat mereka di satu acara.

"Ini buat kamu.." ucapnya ramah.

Aulia memandanginya cukup lama, ia melihat di balik bunga yang di bawanya ada sekucup surat dan coklat.

"Maaf, tapi saya tidak kenal dengan anda. Permisi.." pamitnya dengan nada datar tapi sopan, saat akan melangkah pergi, pemuda itu meraih tangan Aulia dan membuat jabatan tangan.

"Ridwan Naibaho, penyanyi lulusan tv ini (Indosiar).." dia memperkenalkan diri sambil tersenyum, memperlihatkan lesung pipi nya yang manis.

Bukan Aulia namanya, jika dia tidak menarik tangannya.

"Thanks.." singkatnya setelah menerima bucket itu.

"Kamu gak mau memberi tahu namamu?.."

"Kau sudah taukan namaku.." bales Aulia datar, pemuda itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil nyengir kuda.

"Yak aku tau namamu!! Tapi setidaknya aku ingin mendengar namamu langsung terucap dari bibirmu sendiri.." lirihnya dengan hati-hati.

"Nama gue Aulia, nice to see u.." balesnya dengan senyuman kecilnya lalu melanjutkan perjalanan.

Ridwan tak bisa menyembunyikan senyum manisnya setelah kepergian Aulia.

"Gila, senyum kecilnya aja bisa bikin gue meleleh, apalah daya kalo dia ngasih gue senyum manisnya, bisa-bisa diabetes level high nih gue.."

.

Dreett....

Aulia menyerahkan bucket itu pada managernya, dan mengangkat telponnya.

"Ya?.."

"Maaf N-nona, ada beberapa klien yang memaksa kehadiran anda di pertemuan besok, apakah anda tetap tidak bisa datang?.."

"Jika memang tidak bisa, dan jika Nona mau, saya bisa mencari solusi untuk mencegah masalah ini.."

"Haha, tidak usah. Saya akan hadir besok, kamu tenang saja, tolong beritahu mereka, agar besok mereka tidak datang telat.." kekehnya.

"Baik Nona, maaf sebelumnya.."

Aulia memutuskan sambungan telponnya.

"Dek? Bukannya besok, kamu ada janji?.."

"Hah? Benarkah?.." kagetnya.

"Iya, besok kamu mau pergikan sama seseorang.."

"Ouh, kalo itu sih sebenarnya udah masuk dalam planning ku.." serunya dan berlalu pergi, sebelum managernya bertanya lebih jauh.

.....

Sementara di tempat lain, seorang gadis cantik berhijab, kini berada di lapangan untuk mengecek situasi proyek pembangunan, ia di temani asistennya. Lesti, ya Lesti mulai menyibukkan diri pada pekerjaan. Setelah menyetujui perjanjian dengan sang Kakek, ia merasa lebih bebas karena orang-orang suruhan papinya tidak ada yang mengawasinya lagi. Tapi satu yang masih sulit di terima oleh papinya, yaitu restu, sang papi masih sangat kekeuh menantang hubungan mereka. Jadi ia mengurungkan niatnya untuk memperkenalkan sang kekasih kepada keluarga besarnya sampai waktu yang dibutuhkan.

Mereka masih menjalani komunikasi yang baik, bahkan Lesti bisa menjumpai pemuda yang berkerja sebagai dosen. Ya seorang dosen pujaan hati nya. Seperti saat ini, terlihat dari jauh seorang pemuda datang menghampiri Lesti diam-diam, ia membawa sesuatu di balik tangannya.

"Dorrr.."

"Astaghfirullah.." kaget Lesti.

Lesti berniat memarahi orang yang mengagetkannya, tapi tak jadi karena mengetahui siapa orang itu.

"Kak Fildan, ihhh.." kesalnya sambil memukul lengan pemuda yang bernama lengkap Fildan Rahayu.

"Auch, dede, sakit tau.." melasnya.

"Siapa suruh ngagetin orang.." timpalnya kesal.

"Untung aja dede gak punya riwayat penyakit jantung, kalo enggak bisa berabe, emang kak Fildan mau donorin jantung kakak buat aku.."

"Mau lah, apa sih yang enggak buat kamu.." gombalnya, mencolek hidung Lesti.

"Hmm, jangan gombal-gombal lagi.."

"Kenapa?.." bingungnya.

"Nanti aku.."

"Terpesona, aku terpesona.." Lesti tiba-tiba bernyanyi membuat Fildan melangkahkan kakinya mundur.

"Saya gak mengenalnya, mbak.." seru Fildan, menatap asisten Lesti yang sedang menahan tawanya.

"Ihhh, kak Fildan.." rajuknya mengerucutkan bibirnya.

"Iya iya, maaf.." balesnya sambil terkekeh geli.

"Kakak bawa apa itu?.." tanya Lesti seraya mengambil apa yang ia lihat ditangan Fildan.

Lesti membuka paper bag bawaan Fildan, ia mencium aroma makanan, membuat dia berbinar-binar. Ia menarik tangan Fildan menuju ke mobilnya.

"Wow.." pujinya setelah melihat makanan yang membuat aromanya tersebar di dalam mobil, begitu banyak makanan yang Fildan bawa untuknya.

"Kakak tuh tau aja ya, kalo dede lagi laper.."

"Benarkah? Kak seneng deh jadinya.."

"Makan sana, entar kalo dingin gak enak.." lanjutnya.

"Iya, iya.."

Lesti makan dengan lahap, tak lupa ia menyuapi sang kekasih.

"Kamu bawa air?.." tanya Fildan, Lesti menggeleng.

"Kak Fildan, gak bawa air?.." Fildan juga menggeleng.

"Kakak lupa membelinya.."

"Kamu tunggu sini ya, biar kakak belikan dulu di mini market yang gak jauh dari sini.." Lesti mengangguk.

Tok tok tok

Lesti menurunkan kaca mobil, karena ketukan Fildan.

"Ad-.."

"Gak ada apa-apa.." balesnya terkekeh dan berlalu pergi, Lesti menggeleng tak menyangka dengan tingkah laku sang kekasih yang 11/12 dengannya.

Ia kembali memakan makanannya, tapi kembali seseorang mengetuk kaca mobilnya, terlihat asistennya yang berada di balik kaca.

"Ada apa?.." tanya Lesti ramah.

"Apakah saya mengganggu Nona?.." Lesti menggeleng.

"Maaf, tetapi para petinggi sudah tiba dan kini mereka sedang menunggu anda.." ucapnya memberitahu.

"Benarkah? Baiklah, tunggu sebentar.." balesnya sambil merapikan kembali kotak makannya.

.

.

.

.

Hay apa kabar sayangku semua, sehat-sehat ya,
Jangan lupa vote and komen. Anggap saja sebagai apresiasi untuk author 😁.

Terimakasih banyak.

One Step To Big Family (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang