part 47

133 18 0
                                    

Selfi mengecek kamar mereka satu persatu dan tak lupa dia mematikan lampunya. Saat semua sudah di yakini tidur semua, dia pun mematikan lampu lorong, namun saat hendak pergi, ia merasa seperti melihat bayangan anak kecil yang berjalan. Karena rasa beraninya, dia pun mengikuti arah bayangan tadi pergi. Tiba di lorong pintu utama, ternyata ada seorang anak kecil yang membuka pintu.

"Bukankah tadi sudah di kunci?.." bingungnya.

Dia tak ambil pusing dan berjalan menuju pintu, saat ingin mencari anak kecil itu, tiba-tiba dia mendengar suara menangis.

"Hiks hiks hiks, mama mama mama.."

"Mama?.." gumam Selfi, karena penasaran, dia pun pergi memastikan.

Terlihat seorang anak kecil yang tadi pergi keluar kini tengah menangis sambil memeluk kedua kakinya. Selfi menghampirinya dan mengelus rambut surainya. Anak kecil itu mendongak dan terjadilah eye-contact.

"Sridevi?.." kaget Selfi yang tersadar.

"Kakak Selfi.." balesnya sama kaget.

"Apa yang kamu lakukan disini?.."

Sridevi tersenyum, lalu gadis kecil itu menunjuk bintang yang paling bersinar terang diantara yang lainnya.

"Mama.." satu kata itu membuat Selfi menoleh menatap gadis cantik itu.

"Bintang yang bersinar itu, mama.." ucapnya.

"Benarkah?.." tanya Selfi masih menatapnya.

"Mada, mengatakan pada Sri, bahwa mama ada di sana dan berubah menjadi bintang yang akan menerangi malam Sri.."

"Oh, jadi kamu, malam-malam begini ada diluar karena kamu tak ingin melewatkannya.." Sridevi mengangguk dengan wajah polosnya.

"Jika aku di dalam, aku tak bisa mengobrol dengan mama, aku tidak bisa melihatnya.."

"Sri merindukan mama.." gadis cantik itu langsung mengangguk cepat.

"Mama juga pasti sedang merindukan Sri.." tutur Selfi sambil membenarkan poni Sridevi.

"Bagaimana dengan kakak? Apa kakak juga merindukan mama kakak?.." tanyanya.

"Tentu dong.." balesnya tersenyum.

"Kakak sangat merindukan bunda kakak.."

"Bunda itu apa kak?.." bingungnya.

"Bunda itu sama dengan mama, itu panggilan yang kakak berikan pada mama kakak.." jelasnya.

"Wah.." kagumnya.

"Lalu sekarang kakak merindukan bunda kakak yang ada di Jakarta?.." Selfi mengangguk.

"Kakak enak ya, jika merindukan bunda pasti kakak tinggal memeluknya, sementara aku, jika aku merindukan mama, aku harus menahannya sampai awan berubah menjadi gelap, baru aku bisa melihatnya tapi tidak bisa memeluknya.." mata Selfi berkaca-kaca.

"Hmm, kata siapa, kalo kakak rindu tinggal peluk bunda? Tidak semua orang bisa memeluk orangtuanya, bunda kakak ada di Jakarta, sekarang kakak merindukannya, tapi kakak tidak bisa memeluknya, huftt,. Terakhir kali kakak memeluknya mungkin saat kakak SD?.."

"SD?.."

"SD itu sekolah dasar, artinya sekolah untuk anak-anak yang umurnya masih 9 sampi 14 mungkin.."

"Oh jadi, maksud kakak,. Kakak terakhir kali memeluk bunda kakak, waktu umur kakak masih kecil.." Selfi mengangguk mengiyakan.

"Kasian sekali kakak.." sendunya.

"Kasian kan.." melasnya.

"Tapi kan kakak masih memiliki bunda, jadi setelah pulang dari sini, kakak harus memeluk bunda dan sampaikan perasaan kakak padanya agar dia pun mengerti kalo kakak sangat merindukannya.." Selfi terdiam mendengar perkataan gadis kecil itu.

One Step To Big Family (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang