part 45

163 21 2
                                    

Siang ini, Selfi berada di salah satu restoran yang bukan milik kakeknya, tapi milik seseorang kenalan. Disana dia di sambut dengan hangat oleh para karyawan dan juga sekertaris dan para tamunya, sebelum merevisi tempat itu, Selfi bertanya-tanya apa restoran milik kenalannya itu memiliki kapasitas yang baik?.

"Ternyata sangat baik.." senyumnya.

"Mari silakan nona.." ramah mereka.

Mereka menunjukkan jalan menuju taman khusus untuk tamu private like them.

"Silakan, nona.." salah satu waiters menarik kursi untuk Selfi duduk.

"Terimakasih, tapi jangan melakukan hal seperti ini kepadaku.." ucap Selfi pelan sambil tersenyum.

"Baik nona.." jawab sang waiters.

"Kalian tidak menarik kursi untuk kita?.." tanya salah seorang petinggi.

"Baik tuan.." ucap salah seorang waiters.

"Tunggu!.." ucap Selfi.

Selfi beranjak bangun dari duduknya, dia mengembalikan kursinya seperti semula dia datang, dan kemudian dia menarik kursi itu dan duduk dengan tenang. Tamu-tamunya memahami maksud dari tujuan dia. Mereka pun menarik kursinya sendiri. Para waiters tersenyum manis membalas perbuatan baik Selfi, yang sebenarnya tidak ada maksud melakukan apa-apa. Selfi membalas senyum.

Para waiters itu pergi dan tak butuh waktu lama mereka datang kembali membawa banyak hidangan dan menyusunnya di meja.

"Wah, terlihat sangat enak.."

"Apakah sudah boleh di makan?.."

"Apa nuansa dari restoran ini?.."

"Saya baru tau, ada restoran like this.."

"Apa anda memesan semua ini untuk kita?.."

"Tidak! Aku hanya memuaskan diriku sendiri.." sahut Selfi, membuat semua orang tertawa karena leluconnya.

"Padahal itu bukan lelucon.." batin Selfi.

Selfi menyicipi makanannya terlebih dahulu, dan manggut-manggut pertanda 'enak'. Semua orang yang melihat reaksinya, mempercayai dia bahwa makanan itu benar-benar enak, dan mereka pun memakannya.

"Restoran ini bagus, tapi kenapa masih sepi di jam makan siang seperti ini? Apa makanan di sini tidak enak?.." tanya salah seorang direktur yang belum memakan makanannya.

"Hei! Jaga mulut anda tuan Sinan.." tegur Sarah, Selfi mengangkat tangannya pertanda untuk 'berhenti'.

"Saya menyewa seluruh restoran untuk hari ini, jadi tidak ada yang datang, karena restoran tutup untuk umum.." tuturnya.

"Be-benarkah? Ma-maafkan saya nona.." sesalnya berdiri dari duduknya sambil menundukkan kepala, karena menyesali perbuatannya.

"Makan makanan anda lebih dulu, sebelum me-ranting makanan yang belum anda cicipi.." ucap Selfi tenang tapi membuat jantung semua orang berdebar karena ucapannya yang seperti menahan amarah.

Selfi mendongakkan kepalanya saat semua orang menatapnya.

"Kenapa? Apa saya salah berbicara?.."

"Tidak nona, tapi kami hanya merasa bersalah karena terlalu semena-mena terhadap sekeliling kita.." sahut salah seorang petinggi.

"Benarkah? Kalau anda merasa bersalah, anda yang akan mentraktir makan siang kali ini.." sahut Selfi tanpa rasa bersalah sambil memakan makanannya dengan tenang.

"Ba-bagaimana saya bisa?, Nona, bahkan di antara kita, anda lah yang lebih kaya.."

"Haha.." Selfi tertawa kecil.

One Step To Big Family (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang