part 68

148 19 11
                                    

Dua sejoli tengah duduk santai di halaman taman depan. Ya, siapa lagi mereka kalau bukan fasel.

"Lesti is fine?.." tanya Faul.

"You look her, tadi.." jawab Selfi.

"Maaf ya, ini gara-gara aku.." sesal Faul.

"Dihh, mana ada ini salah kamu. Yang ada tuh, aku yang seharusnya bilang makasih, karena kamu. Aku jadi tau kebenaran ini. Kalau saja, kebenaran itu tidak terungkap sekarang, adikku Lesti. Dia pasti akan menjadi selingkuhannya.." ujar Selfi kesal.

"Sudahlah, Ceppy. Lelaki emang.."

Selfi menoleh kearah Faul yang menghentikan ucapannya, ia tau kalo pemuda itu salah bicara. Dia hanya tersenyum menanggapinya.

"Btw, Reza beneran mantan kamu?.." tanyanya mengganti topik.

Sementara Selfi? Dia pura-pura menyembunyikan senyumnya, bermaksud untuk menggoda Faul. Faul yang melihat senyumnya, jadi sangat yakin kalau laki-laki itu memang mantannya.

"Jadi benar?.." sahutnya dengan ketus.

"Ya, dan sepertinya dia. Dia mantan terbaikku.." ujarnya membuat Faul membuang muka dengan kasar.

"Berapa banyak mantan kamu? Bukannya kamu bilang, kamu gak mau berpacaran?.." cetusnya lagi dengan nada menyindir.

"Hmm, waktu itu kan aku masih labil Paul, bahkan waktu SD aku gak pake hijab, lalu aku masuk SMP bareng kamu, aku memakainya,. Tapi kemudian lagi, aku melepasnya saat aku masuk SMA. Dan sekarang aku memakainya lagi.." tutur Selfi.

"Yang sekarang, tidak mungkin kamu membukanya lagi, kan?.." Faul dengan kekhawatirannya mengkhawatirkan Selfi.

"InsyaAllah, aku tidak akan dan tidak akan pernah sedikitpun untuk memperlihatkannya lagi. Do'a kan aku, agar aku Istiqomah selalu ya.." ucapnya sambil tersenyum hangat.

"Aamiin, InsyaAllah, aku akan selalu mendoakan kamu, aku harap kamu pun selalu mendoakan diri kamu sendiri.." ujarnya balik tersenyum.

"Jadi, dia benar-benar mantan kamu?.." taya Faul lagi kembali ke topik awal. Selfi tertawa kecil lalu mengangguk.

"Ya, dia mantan aku. Sahabat jadi pacar, tapi dia bukan mantan terindah aku.." sahut Selfi menjelaskan.

"Benarkah? Kenapa memangnya?.."

"Karena, dia tidak pernah sedikitpun masuk ke dalam hatiku, bahkan aku hanya menyukainya tapi menyukai dalam bentuk mengaggumi dia, karena dia sahabat yang baik, dan orang terpintar di kelas. Itu sebabnya aku mendapat beasiswa, ya karena dia itu, karena dia yang mengisi soal ujian ku. Jadi, ya aku pikir, cara membalas kebaikannya, dengan cara aku menerima utaran cintanya kepadaku.." jelasnya.

"Wow, benarkah? Kamu benar-benar meminta dia mengerjakan lembar ujian kamu?.." tanya Faul tak percaya, sekaligus ingin memastikan.

"Hahaha, of course not baby,. Aku mengerjakan ujian aku sendiri. Buat apa aku meminta tolong orang lain, selama aku bisa mengerjakannya sendiri.." jawabnya sambil tertawa kecil.

Faul tersenyum, bukan tersenyum karena hal-hal lain, tapi karena Selfi memanggil 'baby'.

"Ternyata kebahagiaanku sesederhana itu.." gumam Faul.

"Maksudnya?.." tanya Selfi yang tak sengaja mendengar ucapannya.

"Ah tidak, lupakan saja.." balesnya.

"Ceppy Ceppy Ceppy.." panggil Faul.

"Apa sih Paul.." balesnya kesal, karena Faul sedikit mengeraskan suaranya saat memanggil namanya.

One Step To Big Family (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang