part 88

57 12 3
                                        

Putri melihat ke arah pintu lift, lalu kembali dia melihat ke arah Rara.

"Gimana? Mana orangnya? Dia udah ada?.." Putri menggeleng, Rara menghela nafasnya berat.

"Ngapa sih emangnya?.." tanya Putri.

"Ya kita harus memastikan lagi lah, kak Cepp beneran lupa ingatan atau cuma pura-pura.." serunya.

"Ya, kalo mau bukan dengan cara kyk gini neng cantik, ya kita harus deketin dia dan memastikannya langsung.." timpalnya sambil menggeleng.

"Shttttt! Itu dia bukan yang keluar dari lift?.." tanya Rara sambil menunjuk lift, Putri mengacungkan jempol.

"Oke, let's do it.." gumam Rara sembari berlari kecil menuju sang kakak, lalu berpura-pura menabraknya.

"Awsss.." rintih keduanya.

"Aduh! Maaf maaf. Rara gak sengaja.."

"Aishhh!.." geramnya tanpa melihat Rara.

"Punya mata gak sih kamu?.." amuknya.

"Ya punya lah kak, nih ada dua. Dan Alhamdulillah juga, sehat dua dua nya.." timpalnya.

Rara mengulurkan tangannya, tapi Selfi langsung menepisnya dengan perasaan kesal, dia beranjak bangun. Rara menahan tawanya, namun sesaat kemudian matanya tak sengaja menangkap sebuah barang yang tampak familiar.

"Huh? Ini kan flashdisk bang Faul.." seru Rara kaget.

"Flashdisk siapa? Enak aja kamu bilang.." Selfi mengambil flashdisk itu kembali.

"Itu benaran punya bang Faul. Mungkin aja kakak lupa mengembalikanny- Eh tidak dah, waktu itu kan aku yang mengembalikan flashdisk itu sendiri dan aku memberikannya langsung ke tangannya.." ucapnya.

"Apa sih gak jelas.." cibirnya dan melanjutkan perjalanannya.

"Eh, wait. Kemarin aku melihat kalian pergi ke sebuah ruang.." seru Selfi, kembali berbalik menatap Rara.

"Ruangan?.." bingungnya.

"Ruangan yang waktu itu, ruangan yang kalian masuki waktu kalian meninggalkan aku di tempat bunga-bunga.." tuturnya.

"Ouh itu, itu tempat kerja kami.." sahut Rara.

"Kita berlima bekerja dalam satu ruangan?.." tanya Selfi sedikit kaget.

"Bukann, jadi yang kemaren itu, itu ruangannya kak Lesti, dan ruangan kita ada di samping-samping, bertetanggaan.." jelasnya.

"Aku memiliki ruangan sendiri?.." tanyanya, Rara mengangguk kecil.

"Dimana ruanganku?.." tanya Selfi, Rara tersenyum lalu berjalan menghampiri Selfi dan menuntunnya.

"Iya iya, ya udah sini tangan kamu.."

"Buat apa?.."

"Buat di genggam lah, soalnya kakak sangat rindu sama kamu, kamu nya gak mau deket sama kakak, ya udah tangannya aja.."

"Kakak.."

"Kakak?!!.." Rara mengguncang pelan pundak Selfi, membuat sang kakak kembali tersadar dari bayang-bayang.

Selfi menggelengkan kepalanya. Lalu berbalik membelakangi Rara, sembari menetralkan nafasnya yang tersengal.

"Kakak ada apa?.." cemasnya sembari menyentuh pundak Selfi, sementara dari kejauhan terlihat Putri yang berlari menghampiri mereka.

"Kakak? Kakak baik-baik saja?.." Putri ikut mengkhawatirkan keadaannya.

"Apa salah satu dari kalian pernah, aku pinta tangannya untuk ku genggam?.." tanya Selfi tiba-tiba.

One Step To Big Family (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang