part 84

76 12 0
                                    

"Kamu tau kan, kakak meminta kamu, karena hanya kamu yang mengerti soal catatan internal, kakak tidak bisa memecahkan kata sandi di flashdisk ini.."

"Uhm, sebenarnya aku kurang yakin kak. Karena flashdisk ini terlihat begitu tua. Sepertinya ini sudah lama, tapi memangnya ada apa? Apa yang ada di dalam sini?.." tanya Rara.

"Kalo tau juga, pasti kakak gak bakal minta kamu buat membukanya.." seru Selfi.

"Uhm, tapi kyknya ini ada hubungannya dengan kasus Faul.." lanjutnya, Rara menaikkan sebelah alisnya.

"Jadi tuh.." Selfi menceritakan semuanya pada Rara, Rara terperangah mendengarnya.

"Jadi bang Faul gak bersalah dong?.."

"Iya, makanya kakak mau membantu dia mencari siapa dalang di balik pembu*uhan ini. Kamu mau kan bantu kakak?."

"Pasti, Rara pasti bakal bantu.." ucapnya sembari mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.

"Gessss, We wrong, bang Faul gak bersalah, dia bukan pelakunya, dia yang menyelamatkan kakak Ceppy dia yang membebaskan kak Ceppy, we must help him.."

"Lo di mana?.."

"Di rumah kak Ceppy, come. Soalnya kita mau bikin rencana. Siapa yang mau gabung?."

"We join, see you there.."

"Oke.." Rara menutup telponnya, Selfi menggelengkan kepalanya.

"Ternyata benar ya, kalo mulut perempuan itu identik dengan beritanya yang cepat. Gilak ya kamu dek, baru aja kakak cerita kyk gitu. Tetiba, kamu udah langsung menyebar luas ke yang laen. Jadi takut deh kalo mau cerita-cerita.." sahutnya bergedik ngeri.

"Dihh, kakak tuh ya. Seharusnya kakak berterimakasih, berkat aku. Jadi kita lebih banyak member.." serunya.

"Iya-iya. Kamu udah makan, btw?.." tanya Selfi.

"Gimana mau makan, orang tadi aja belum selesai matkulnya udah pergi, jadi gak istirahat deh.." sendunya.

"Yeyeye, padahal kamu sendiri yang bilang gpp, tapi sekarang malah ngebahas itu. Jadi ceritanya gak ikhlas nih bantuinnya?.." sindirnya.

"Ya bukan ke situ maksudnya kakak. Au ah, terserah deh.." pasrahnya mengalah.

"Hahaha, sorry. Ya udah, kakak pesankan makanan ya.."

"Yang lain nggak?.."

"Ya di pesanin jugalah, emangnya kamu mau ngeliat kakak di tendang dari circle kalian.."

"Sebenarnya sih mau ya, tapi ya udahlah.."

"Dihh. Anak ini.." Selfi mengacak-acak rambutnya sembari beranjak bangun.

"Mau kemana kakak?.." tanya Rara.

"Adik kakak bukan cuma kalian aja, tapi ada satu lagi. Udah kamu gak usah iri-irian. Lagi pula, kakak juga gak pilih kasih tuh, buktinya kakak tetep menyayangi kalian.." sahut Selfi.

Rara melihat kepergian Selfi sembari meledeki ucapannya. Dan setelah itu dia kembali menatap flashdisk milik Faul itu.

"Hmm,. Ini flashdisk yang sangat mahal. Ini sangat mahal pada jamannya, gue kira. Flashdisk kyk gini udah gak ada lagi. Tapi kok bang Faul punya, ya? Apa mungkin karena dia seorang dokter? Jadi dia memerlukan penyimpanan yang permanen kyk gini.." gumamnya masih melihat-lihat.

Rara menyambungkan flashdisk ke laptopnya dan menunggu.

"Raa, adek.." panggil Lesti yang baru datang bersama dengan yang lain.

"Kok cepet banget sih datengnya? Kalian naik odong-odong ya?.." tanya Rara yang berlalu menghampiri mereka.

"Lebih ke naik getek sih.." sahut Aulia.

One Step To Big Family (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang