part 25

166 22 2
                                    

"Apa yang ingin kalian lakukan?.." tanya Rara karena mendapati beberapa warga yang baru datang membawa beberapa cangkul.

"Kami akan memakamkannya sekarang.."

"Malam-malam seperti ini? Apa kalian tidak waras?.." tuturnya masih mengontrol emosinya agar tidak pecah.

"Karena kita memang selalu seperti ini.." sahut salah seorang warga.

"Maksudnya?.."

"Setiap kali ada yang meninggal, kami akan langsung membersihkan tubuhnya, menyolatkan dan setelah itu menguburnya.."

"Apa kalian tidak mempunyai penasehat? pemimpin? Tapi yang aku tau kalian punya pak kades, apakah dia tidak berbicara apa-apa tentang masalah ini.."

"Haha, justru dia di balik semua ini.." timpal salah satu warga sambil tertawa di ikuti yang lain.

trityselralia hanya saling pandang, apa yang harus mereka lakukan sekarang.

.....

"Sebelumnya, seseorang berkata kalo kalian tidak membedakan siapapun? Jadi?.." Lesti menggantungkan ucapannya.

"Seperti yang kalian lihat tadi, tapi tidak hanya anaknya Alvira saja, anak-anak yang lainpun sama,. Kami memberitahu mereka tentang kebenaran ini.." tutur warga.

"Inalillahi, jadi banyak anak-anak seusianya yang di tinggal oleh keluarga contohnya orangtuanya?.." warga tadi hanya mengangguk.

"Terus?.." tanya Rara.

"Terus apa Raa?.." bingung tritysellia.

"Terus, bagaimana nasib anak-anak itu? Apakah mereka hidup sendiri? Atau kalian, bersuka rela merawat mereka?.." perjelasnya.

"Tidak Inong, kami tidak berani merawatnya, kami juga tidak membiarkan mereka tinggal sendiri, walaupun mereka punya rumah peninggalan.."

"Lantas?.."

"Kami mengirim anak-anak kecil seperti anak Alvira ke rumah kasih.."

"Rumah kasih, maksudnya seperti panti asuhan?.." tanya Aulia, yang diangguki oleh mereka.

"Iya betul, dan sekarang juga kami akan mengantarkan dia ke sana.." ucap salah seorang warga.

Ke-empat gadis itu menoleh ke Selfi, karena saat ini Sridevi berada di gendongannya.

Selfi yang mendapati banyak pertanyaan dari mereka, dengan tegas menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana, jika besok? Biarkan gadis kecil ini menginap di kediaman kami, sudah hampir jam 11 malam,. Bagaimana? Sekalian juga, saya mau ke sana, melihat anak-anak.." saran Selfi, tanpa ada penolakan mereka mengangguk menyetujui.

.....

Setelah pemakaman selesai, mereka memutuskan untuk pulang ke penginapan bersama dengan Sridevi yang sejak tadi sudah tidur dalam gendongan Selfi.

"Tidurin di kamar aku aja kak.." tutur Rara.

"Nanti kamu tidurnya dimana?.."

"Kan bisa sama Mput, bisa sama kak Leles, atau bisa sama kak Aul, bisa sama kakak juga.."

"Kalo boleh.." lanjutnya.

"Ck, tidur sana.." Lesti mendorong Rara masuk ke kamarnya dan menguncikan dia di dalam kamar, membuat sang empu berteriak.

"Kakak.." teriaknya.

"Berisik woy, udah malem,. Tidur sono.." Lesti balik berteriak, dan.

Tak...

"Auch,. Kakak.." rajuknya menatap Aulia.

"Berisik dek.." Aulia menutup mulut Lesti dengan telapak tangannya, membuat sang empu pasrah.

"Huftt.."

"Lah kak Ceppy nya mana?.." tanya Lesti yang berbalik badan tapi tak mendapati Selfi.

"Udah ke kamarnyalah.."

"Lah, terus anak kecil itu di tidurin di kamarnya gitu?.." trilia hanya mengangguk mengiyakan.

"Terus kak Ncep, entar tidur mana?.."

"Dimana kek, yang bisa bikin dia tidur.."

"Ck, kyknya kak Aul tuh gimana gitu ya sama dede, setelah dede ketemu lagi sama kak Faul.."

"Hmm, apa jangan-jangan kakak cemburu, karena dede deket sama kak Faul.." interogasi Lesti, Aulia bukannya mengelak malah menjitaknya membuat sang empu kembali meringis karena ulahnya.

"Ngaco kamu de, sana tidur udah malem,. Kyknya kamu harus banyak-banyak tidur deh, biar gak ngelantur ngomongnya.." sewotnya dan berlalu pergi meninggalkan trity.

"Yeee ngapa sewot buk.." seru Lesti.

"Udah kak, udah malem.." lerai Putri.

"Oh iya, nanti jangan lupa ya, ajak temen-temen kakak, yang mau aja tapi jadi volunter di sini, kalo boleh pacar kakak juga boleh ajak ke sini, secara dia kan dosen, siapa tau kehadirannya disini bisa bermanfaat juga, bantu anak-anak dan para lansia yang belum bisa membaca atau menulis.."

"Oke deh kalo soal kak Fildan, tapi kalo soal temen, kyknya enggak deh, kakak gak yakin soal itu, karena kakak gak punya temen,. Kamu tau kan gimana papi yang gak suka banget kakak berteman,. Ya jadi kakak gak punya temen.." lirihnya.

"Astaghfirullah, maaf kak,. Putri lupa soal itu.." sesalnya.

"Gpp, kok dek,. Kakak lupa bilang aja sama kalian kalo kakak gak punya temen.." balesnya seraya memeluk dan mengecup kening Putri, setelah itu dia berlalu pergi meninggalkannya.

.....

Malam ini adalah malam yang menyulitkan untuk para gadis itu tertidur, karena mendengar suara tangisan Sridevi yang selalu memanggil 'Mama' nya.

Apa yang harus mereka lakukan sekarang? Mereka hanya perlu mendiamkannya dan berdoa untuk almarhumah mama nya, memintanya agar menjauh dari anaknya. Mereka juga menyetel murottal agar suasana menjadi tenteram dan adem.

Untuk beberapa saat, keadaan benar-benar kembali damai, Sridevi sudah kembali tertidur.

"Kakak.." panggil Putri, setelah melihat mereka bernafas lega karena sudah berhasil mendiamkan Sridevi.

"Ya.." tysellia menoleh kearahnya.

"Aku laper.." lirihnya.

"Astaga Pute, lu tuh ya,." sahut Rara.

"Lu gak kasian apa sama mereka, mereka tuh capek tau abis ngediemin Sri, kok lu bisa-bisanya ngerenggek lu laper, punya rasa kemanusiaan dong lu kyk gue.." ketusnya.

"Kakak aku juga laper.." lanjutnya.

"HaH?.."

"Agak laen, emang kembaran gue ini.." cibirnya seraya berisyarat pada kakak-kakaknya bahwa Rara sudah gila.

"Wkwk.."

.....

"Kalian makan gih, tapi cuma sama mie, gpp kan? Soalnya cuma mie yang ada di pikiran ku.." tuturnya.

"Apalah daya, yang penting makan.." pasrah Lesti yang berlalu pergi di ikuti yang lain, (-Selfi) yang harus menemani Sridevi tidur, sekalian dia juga harus mengerjakan pekerjaan kantornya.

.....

"Kak Aul, kakak udah Wa kak Faul?.."

"Wa apa?.." bingungnya.

"Lah, kakak lupa? Kita kan harus ajak teman-teman kita yang bersedia jadi volunter di sini, sekalian kak Faul, juga ajak, soalnya di sini gak ada dokter sama sekali,. Dan kematian Ine Alvira, bener-bener ngejanggal banget di hati dede,. Kita gak tau, apa penyebab kematiannya, ingin bertanya sama warga, tapi kyknya mereka juga gak tau deh.."

.

.

.

.

Hay apa kabar sayangku semua, sehat-sehat ya,
Jangan lupa vote and komen. Anggap saja sebagai apresiasi untuk author 😁.

Terimakasih banyak.

One Step To Big Family (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang