part 26

152 24 1
                                    

"Kakak udah ajak Faul, tapi belum ada balesan, mungkin tuh bocah masih tidur, tapi Aul juga ajak beberapa temen Aul gak cuma Faul, gpp kan misalnya kakak ajak Ridwan, Hari, Gunawan ke sini? Soalnya mereka juga, gak lagi pada sibuk, jadi bocahnya langsung pada mau ikut jadi volunter di sini.." terang Aulia.

"Gpp banget malahan, kak.." sahut Lesti di setujui trira.

"Kalian gimana?.." tanya Lesti pada trira yang hanya mengangkat bahunya.

"Lah?.."

"Liat aja entar kakak.." bales mereka.

.....

Pagi ini, mereka sudah bersiap-siap untuk pergi ke rumah kasih, tadinya hanya Selfi yang akan pergi, tapi yang lain juga ingin melihat rumah kasih, jadi mereka memutuskan untuk ikut, bersama dengan 2 warga yang menuntun perjalanan mereka.

Lokasinya 30 km tak begitu jauh dari tempat penginapan mereka.

Sesampainya disana, mereka dihujani dengan kehadiran anak-anak yang mengerubungi mereka. Mungkin karena mereka memiliki jiwa positif dan bai sehingga anak-anak langsung mengetahuinya dan merasa tertarik.

trityselralia juga menanggapi mereka dengan begitu ramah, lembut, sabar.

"Namanya siapa dia?.." tanya seorang gadis kecil seumuran Sridevi.

Sridevi merasa malu dan bersembunyi di balik Rara, Rara yang mendapatinya hanya terkekeh kecil.

"Hai gadis manis.." sapa Rara seraya menyamakan tubuhnya dengan gadis yang tadi menanyakan nama.

"Kakak cantik.." balesnya tersenyum.

"Nama kamu siapa?.." lembutnya.

"Una kakak, nama aku Una.." balesnya.

"Wah cantiknya nama kamu.." puji Rara, gadis kecil itu tersipu malu wajahnya memerah, membuat siapapun yang melihatnya terkekeh geli.

"Nama kakak siapa?.."

"Nama kakak, Rara.."

"Wah, nama kakak juga cantik.." pujinya, Rara tersenyum seraya mengelus pucuk kepalanya.

"Yang di belakang kakak itu, adik kakak ya?.." tanyanya dengan nada penasaran.

Rara kembali tersenyum, dan membujuk Sridevi untuk menyapa teman-teman barunya.

"Gpp, sayang,. Gak usah takut, mereka semua ini teman baru kamu.." ucap Rara.

Sridevi tak mau berbicara, ia masih merasa tak begitu nyaman berada di keramaian, Rara memahami posisi gadis kecil itu dan hanya tersenyum.

.....

"Silahkan.." ucap seorang wanita paruh baya yang mempersilahkan trityselralia (+Sridevi) duduk.

"Saya tidak punya tempat duduk,. Maaf ya, jadinya kalian harus duduk di lantai.." ucapnya tak enak hati.

"Gpp Mak.." bales mereka lembut.

"Neuk, sini sama Mak.." tuturnya.

Sridevi yang tadinya ingin duduk di samping Putri, kini duduk di samping wanita paruh baya itu. Kaget? Ya itulah yang mereka rasakan, hanya dengan kalimat itu? Atau karena beliau bernaluri seorang Ibu, sehingga anak-anak langsung merasa nyaman.

"Mak namanya siapa?.." tanya Aulia.

"Madamer, nama Mak itu Neuk, panggil aja Mada seperti orang-orang, gak usah sungkan kalo butuh apa-apa ke Mada aja ya.." jawabnya, diangguki oleh mereka.

"Kalian ini saudara ya?.." tanyanya.

"Iya Mak,. Kita saudara.." bales Aulia.

"MasyaAllah, akur-akur ya kalian.."

.....

Setelah perbincangan kecil mereka dengan Madamer, mereka memutuskan untuk mengadakan makan bersama malam ini, sekedar hanya untuk menyenangkan hati para anak-anak yang telah kehilangan keluarganya. Mereka juga sudah membuat kesepakatan dengan warga dengan, warga pun menyetujui niat baik mereka.

"Kyknya kita harus ke pusat kota dulu ya, kalo mau belanja bahan-bahan?.." tanya Lesti yang mendapat gelengan dari para warga.

"Kami memiliki banyak bahan-bahan seperti sayuran dan rerempahan, kami juga punya ayam dan telur.."

"Masya Allah, ya sudah kalau begitu kita akan membeli semua bahannya dari kalian.." tutur Lesti.

"Tidak tidak, kami juga harus turut berpartisipasi karena ini untuk anak-anak kami juga, jadi tidak usah membeli dari kami.." tolak mereka.

"Tidak bisa seperti itu juga, karena kami yang mengusulkan ide nya, dan niat kami untuk menyenangkan hati anak-anak dan juga para saudara, jadi tolong jangan membuat merasa tak enak.."

Mereka saling bertukar pendapat, dan tak lama mengangguk menyetujui.

"Hanya saja kami tidak memiliki stok nasi (beras),. Mungkin kalian akan mendapatkannya di pusat kota.."

"Kalo begitu biar Aul aja yang pergi ke sana untuk beli beras, sekalian juga Aul ada urusan di sana.." serunya.

"Sendiri? Rara ikut ya kak Aul.." ucap Rara menawarkan diri.

"Boleh, tapi kita naik apa perginya?.."

Para warga hanya saling bertukar pandang dengan wajah sayu.

"Kami tidak memiliki kendaraan, kami saja selalu menyewa kendaraan pada pak kades, kalau kami mau ke pusat kota untuk menjual bahan pangan untuk kehidupan sehari-hari.."

"Tenang gesss, kan kita punya nomenya pak Ari helikopter.."

"Oh iya, kenapa gak kepikiran.."

Masalah mereka sudah terpecahkan, Rara dan Aulia pergi ke pusat kota untuk membeli keperluan yang mereka butuhkan. Sementara tritysel dan yang lain membantu menyiapkan semuanya, tak lupa juga mereka mengerjakan sholat Zuhur terlebih dahulu, karena sudah masuk waktu Zuhur.

.....

"Kakak, kak Fildan katanya udah di bandara.." seru Lesti menghampiri Selfi yang sedang membantu warga.

"Fildan? Ngapain dia nyusul ke sini?.."

"Kan kita lagi butuh volunter kak, kakak lupa ya sama obrolan kita.."

"Emang ya? Aku lupa, ywdh kamu telpon kak Aul aja de, minta tolong dia, untuk jemput pacar kamu sana.."

"Oke, ywdh lanjutin lagi dah aktivitas kakak, aku juga mau bantu Ibu-ibu di sana, byebye.." ucapnya berpamitan.

.

.

.

.

Hay apa kabar sayangku semua, sehat-sehat ya,
Jangan lupa vote and komen. Anggap saja sebagai apresiasi untuk author 😁.

Terimakasih banyak.

One Step To Big Family (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang