Waktu menunjukkan pukul 04.43, para gadis sudah terbangun untuk melaksanakan shalat subuh, begitupun para lelaki. Mereka melakukan sholat berjamaah, dengan Reza yang menjadi Imam sholat nya
Setelah selesai sholat, mereka kembali ke aktivitas masing-masing, ada yang kembali tidur, ada yang mengerjakan tugas kuliah, ada yang membaca buku, ada yang bermain hp dan ada yang memasak juga, eitss,. Tunggu dulu guys tapi yang masak seorang pemuda, dia adalah Faul.
Uh abang Faul tuh ya guys, caper ga sih abang tuh, kyknya lagi mencari jodoh deh dia, hahaha,. Canda abang ✌️.
"Kak Faul.." Lesti menghampiri Faul yang sedang mencincang ayam.
"Apa team.." balesnya tersenyum.
"Kak Faul kapan sampai?.."
"Tadi malam, sekitar jam setengah dua kyknya.."
"Naik apa?.."
"Nebeng mobil pick up bareng teman-teman adik kamu, terus di turunin sampe TPU karena mereka mau ngambil jalan lain.." Lesti hanya manggut-manggut paham.
"Kak Faul mau masak apa?.."
"Kamu mau nya apa dek?.." tanyanya.
"Lah kok dede, kan kakak yang mau masak, seterah kakak lah mau masak apa.."
"Hai hai hai.." Putri datang membawa cemilan di tangannya, kemudian duduk di samping Lesti.
"Kamu makan apa dek.." tanyanya seraya mengambil satu dari toples.
"Kyknya ini, kue sarang burung deh.." Putri memperhatikan kue tersebut.
"Kalo di sini, namanya kue keukarah, rasanya manis dan gurih.." jelasnya.
"Terus enaknya minum apa, kalo nyemilin kue keukarah?.." tanya Putri.
"Hmm, paling enak sih sama kopi, karena abang juga sering nyemilin,. Apalagi kalo kopinya itu kopi asli Aceh.." tuturnya.
"Kok bisa tau sih?.."
"Ya, karena dia orang Aceh.." sahut Lesti, Putri hanya beroh'ria.
"Btw, aku harus panggil abang atau kakak nih? Terus namanya siapa? Kyknya kurang giman gitu, kalo cuma ngomong aku kamu.."
"Panggil aja bang Faul atau kak Faul juga boleh.." balesnya tersenyum.
"Hmm, kyknya paling enak kalo aku panggil abang faul 'Sayang' deh, upss.." Putri menggoda Faul yang tertawa mendengarnya.
"Hei, anak kecil gak boleh gombal-gombalin orang dewasa, nakal ya kamu dek.." Lesti menyentil dahinya membuat sang empu meringis.
"Si kakak mah, kan Mput cuma bercanda kak, toh bang Faul nya aja ketawa aku gombalin kyk gitu.."
"Ya Allah, Mput,. Kakak kan juga becanda, ah kamu mah baperan banget orangnya, udahlah males.."
Lesti beranjak pergi, mau tak mau Putri mengejarnya sekedar untuk meminta maaf.
"Gak yang mana yang mana,. Semuanya sama.." Faul menggelengkan kepalanya.
Kemudian datanglah Rara, yang berniat mengambil minuman di kulkas.
"Lah kok ada airnya?.." gumamnya masih bisa didengar oleh Faul.
"Iya, tadi abang yang isiin, kenapa memangnya?.." tanya Faul.
"Gpp, kok,. Bang?.." Rara menggantungkan ucapannya, karena tak tahu nama pemuda di depannya.
"Faul.."
"Gpp kok bang Faul.." bales Rara.
"Tadinya Rara yang mau isiin airnya, anyway makasih bang Faul.." Rara tersenyum seraya mengacungkan jempol.
"Sama-sama Rara, eh nama kamu Rara kan, dan kalo yang tadi itu namanya Putri.." Faul memastikan.
"Iya bang betul.." bales Rara.
"Btw, abang Faul mau minuman gak.." tawarnya.
"Boleh, emangnya ada minuman apa aja?.." tanyanya.
"Bang Faul mau nya apa?.."
"Ya apa dulu daftar minumannya.."
"Teh tarik ada, teh manis ada, teh pahit ada, teh hijau ada, teh hitam ada, teh kumaha damang juga ada.."
"Alamat dah kalo salah sebut.." celetuknya, Rara hanya terkekeh.
"Kyknya ada kopi nescape deh, boleh dong tolong ambilin buat abang.." serunya, Rara hanya mengangguk, dia mengambil 2 kaleng, satu untuknya satu untuk Faul.
"Nih.."
"Tolong taruh dulu Ra, abang mau numis ayam dulu.."
Rara meletakkan kopi itu di atas meja.
"Perlu bantuan gak bang?.." tawarnya karena melihat Faul yang sibuk bolak-balik mengambil bumbu.
"Gak usah Ra, abang bisa kok sendiri, kamu duduk manis aja sambil nunggu makanannya mateng.." tuturnya.
"Oke deh, yang enak ya Chef.."
"Siaap Nona.."
Rara benar-benar memperhatikan Faul masak, sampe-sampe dia tak sadar seseorang duduk di sampingnya.
"Semenarik itu kah?.." ucapnya.
Rara sontak menoleh begitu pun Faul.
"Eh, Kaeja.." sapa Rara.
"Iya Rara.." balesnya.
Faul menyapa Reza hanya dengan senyuman, begitu juga sebaliknya, mereka belum saling mengenal. Rara yang merasakan kecanggungan, akhirnya membuka suara.
"Kaeja kenalin, ini namanya Faul dan bang Faul kenalin, ini namanya Reza biasa di panggil Kaeja oleh kami.."
"Salam kenal Faul.." Reza mengulurkan tangannya.
"Bentar dulu bang.." Faul mencuci tangannya karena habis memegang ayam.
"Salam kenal juga bang Reza.." Faul membalas jabatan tangannya.
"Btw, gak usah panggil bang dong Ul,. Panggil nama aja, kyknya umur kita sepantaran deh.." serunya karena tak nyaman.
"Oke deh.." bales Faul.
"Bang Faul, itu ayam nya gak di liat.." sahut Rara, Faul buru-buru melihat ayamnya.
"Rara, bikin abang kaget aja.." kesalnya.
"Hehe, sengaja bang eh maksudnya gak sengaja, orang Rara cuma mau ngingetin abang.." kekehnya.
"Kaeja mau.." tawar Rara.
"Apa ini Ra?.." tanyanya mengambil satu cemilan yang di depannya.
"Gak tau deh, Rara cuma makan-makan aja, yang penting kenyang.." Reza hanya menggeleng melihat tingkahnya.
"Ini namanya kue keukarah.." Faul mengambil satu, lalu membuka kopinya.
"Nah, enaknya pake kopi za, tapi berhubung Rara males bikin kopi.." Rara memutar bola matanya malas.
"Jadi kita pake kopi kaleng aja, rasanya juga sama enaknya.." jelasnya.
Rara dan Reza memperhatikan Faul yang tengah menikmati kue dan kopinya.
"Kyknya enak tuh bang, Rara mau coba dong.."
"Eh, tunggu dulu,. Rara mau ambilin kopi buat Kaeja dulu.." ucapnya.
.
.
.
.
Hay apa kabar sayangku semua, sehat-sehat ya,
Jangan lupa vote and komen. Anggap saja sebagai apresiasi untuk author 😁.Terimakasih banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Step To Big Family (TAMAT)
Фанфикjangan lupa follow me dan vote sesudah membaca, biar ator semangat ngetik dan nge-up, oke thanks for you guys