Sebelum kejadian terjadi...
Seseorang datang dari jalur rahasia keluarga Franslian, disana banyak penjaga yang menjaga tapi mereka tak mempertanyakan siapa dia dan apa keperluannya, padahal orang itu sangat mencurigakan, karena ia menutupi wajahnya dengan jaket kupluk yang berukuran besar dari tubuhnya, ada apa ini? Apakah mereka mengenali dia. Hingga tiba-tiba seorang penjaga datang dengan tergesa-gesa.
Penjaga mendekat kemudian membisikan sesuatu kepadanya, setelah itu penjaga trsbt pergi.
Ting....
Sebuah pesan datang dari ponselnya. Pesan yang hanya ia baca sekilas lalu ia abaikan, ia pun pergi.
Orang itu kini berada di satu lantai dengan orang tertua dari keluarga Franslian, ya siapa lagi kalau bukan sang pemilik rumah tuan Ardhi, saat ia ingin melangkah ke kamar pemilik rumah trsbt, sesampainya di sana ia mendengar perdebatan kecil antara ayah dan para anak. Ia tak ingin menguping perdebatan dan memutuskan untuk pergi dan berniat kembali nanti setelah mereka pergi. Tapi saat ia ingin melangkah, ternyata mereka sudah ingin pergi dari sana, untung saja ia, segera bersembunyi di balik pilar.
"Gpp kan, kita meninggalkan papa sendiri setelah kita menyakiti hatinya?"
"Aku setuju, apakah baik?"
"Sebenarnya tidak, aku juga jadi khawatir"
"Benar, tapi mau bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur? Biarkanlah kita beri waktu papa untuk sendiri, mungkin papa sedang kangen sama mama"
Setelah melihat kepergian mereka dan memastikan mereka benar-benar pergi dari pandangannya. Tiba-tiba penjaga datang dengan tergesa-gesa.
"N-nona.." penjaga itu tak henti-henti menunjuk ke arah kamar tuan besarnya.
Merasa ada yang tidak beres, dia pun langsung berlari. Ia terkejut saat mendapati seorang Ardhi Utomo tergeletak tak sadarkan diri di lantai. Ia kagetnya dan berlari menghampiri tuan Ardhi, tapi langkahnya terhenti, karena mendengar suara dari luar kamar.
"N-nona Aulia.."
"Ada apa?"
"Saya mendapati Tuan Besar tak sadarkan diri di kamarnya"
"Apa?"
Orang yang tak lain seorang gadis itu segera pergi, dan mencari tempat aman untuk bersembunyi.
"Kakek?!.." Aulia berlari menghampiri sang kakek, menepuk-nepuk pipinya berharap sang kakek akan sadarkan, tapi hasil nihil ia tak kunjung sadar.
"Penjaga.. Panggil ambulans cepat!!!.." sentaknya.
"Kami sudah menghubunginya, sebentar lagi mereka sampai, mohon bersabar Nona..
"How dare you tell me to be patient, when my grandfather's life is in danger.." bentaknya. Penjaga itu menundukkan kepalanya merasa bersalah, tiba-tiba.
"Nona, mereka sudah datang.." ucap maid yang datang bersama para perawat, tanpa menunggu lama mereka membawa tuan Ardhi, Aulia pun ikut dengan mereka.
Kamar menjadi sepi, sang Gadis keluar dari persembunyiannya dan pergi meninggalkan kamar.
*****
Aulia tak berhenti mundar mandir di depan UGD, ia merasa cemas akan kondisi sang kakek, ia juga sudah mengabari adik-adiknya, tapi belum mendapatkan jawaban, sementara para anak dari tuan Ardhi? Aulia tak mengabari mereka karena merasa ada kaitannya. Ditengah pikirannya, datang seorang gadis berhijab.
"Kakak!.." panggil gadis berhijab, ia menumpahkan air matanya didepan Aulia, Aulia pun memeluknya.
"Kak Ceppy!.." Aulia mulai ikut menangis di pelukan gadis yang tak lain adalah Selfi kakak tertuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Step To Big Family (TAMAT)
Fanficjangan lupa follow me dan vote sesudah membaca, biar ator semangat ngetik dan nge-up, oke thanks for you guys