part 82

125 20 1
                                    

"Dia tidak bersalah.." seru seorang pemuda yang baru datang ke kantor polisi.

"Apa maksud anda? Apa anda memiliki buktinya?.." tanya salah seorang polisi pada pemuda itu.

"Ya. Dan saya datang ke sini untuk menjadi saksi dan sekaligus saya menyerahkan diri.." ucapnya.

Setelah mendengar ucapan pemuda itu, semua polisi saling bertukar pandang.

.....

"Nn. Selfi. Anda di bebaskan atas tuduhan palsu. Anda di perbolehkan pulang sekarang.." beritahu polisi, seraya membukakan pintu jail.

"Sudah kubilang, kan?.." seru Selfi setelah berjalan keluar, polisi itu mengangguk kecil.

"Terus? Siapa yang bunuh orang itu?.." tanya Selfi penasaran sejak awal.

"Nontonlah berita. Agar anda tau, ada berita apa saja, agar anda juga, tak ketinggalan zaman seperti sebelumnya.." sahut polisi.

Selfi tertawa, ia mengangguk kecil setelah itu melanjutkan perjalanan keluar dari tempat itu, tapi dalam perjalanan, matanya tak sengaja membaca sebuah nama dalam catatan yang tengah di ketik oleh seorang polisi.

"Tunggu dulu.." Selfi menahan dia untuk berhenti, lalu membaca catatan yang ia harap salah.

"Huh?.." kagetnya.

"Dia?.." tanya Selfi pada polisi.

"Iya, dia yang memberi kesaksian dan yang membebaskan anda.." bales polisi.

"Permisa, Berita terbaru telah di terbitkan dari pihak yang berwajib. Kembali, beberapa saat lalu pemimpin dari A company, terkait kasus penyalahgunaan kekuasaan pada karyawannya, tapi dia sudah lama di nyatakan tidak bersalah, sesuai bukti yang ada. Dan kali ini, dia tersandung dalam artikel yang lebih bahaya... A, baru-baru ini telah mendapat tuduhan sebagai pelaku pembunuhan yang di lakukan kepada seorang teman dari temannya, dia di tangkap dalam perjalanannya, pada jam 12.25. Tapi beberapa saat lalu, kembali pihak yang berwenang merilis artikel pembebasannya pada jam 14.25 karena membebaskan dia dari tuduhan, sama dengan sebelumnya. Menurut seorang saksi dan juga bukti yang ada.."

Selfi melihat berita itu, dan dia juga melihat wajah seseorang itu dan juga korbannya yang di blur. Bisa di ketahui dari pakaian mereka, dan orang yang memukuli Randa?...

"Faul?.."

"Pria yang berprofesi sebagai dokter terkenal. A, dia adalah saksi mata sekaligus orang yang mengaku sebagai tersangka. Belum lama ini, dia datang ke kepolisian dan menyerahkan diri dengan membawa bukti-bukti yang akurat tentang pemukulan yang di lakukannya pada si B. Hingga membuat korban tak sadar, dan setelah itu si pelaku membiarkan pemuda itu tergeletak di sana selama beberapa saat, hingga dia di temukan sudah tak bernyawa.."

"Tidak... Tidak mungkin.." Selfi menggeleng tak percaya.

"Dia tidak bersalah.." seru Selfi pada polisi.

Selfi pergi setelah mengatakan itu. Entah dia mau kemana, tapi yang jelas dia harus tau di mana Faul berada, tapi baru saja keluar dari kantor polisi, kilauan cahaya dan suara jepretan, serta banyak suara desas-desus para wartawan yang menunggu kehadirannya sejak tadi, gadis itu terdiam. Dia menutup wajahnya dengan lengannya, lalu seseorang datang dan menarik dia pergi memasuki mobil dan setelah itu, mobil pun pergi meninggalkan kantor polisi.

"Sel? Udah aman.." seru seseorang.

Selfi menurunkan tangannya, dia masih menetralkan matanya yang buram karena kilauan cahaya yang menerjang menusuk matanya. Setelah kembali normal, dia melihat siapa yang menolongnya.

"Rani?.." kaget Selfi pada orang di sampingnya, lalu dia melihat depan belakangnya.

"Kak Aul? Lesti? Rara? Putri?.." Selfi bertambah kaget melihat mereka.

One Step To Big Family (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang