56

4.8K 167 5
                                    

"Terimakasih ya, Mas. Karena sudah membantu anak saya," ucap Ravin.

Arezzo mengalihkan pandangannya pada Andi, laki-laki yang sedang melemparkan senyum ke arahnya.

"Ya." Arezzo hanya menanggapi dengan datar, lalu beralih pergi meninggalkan Andi, dan anak laki-laki yang diketahui bernama Athaya.

Arezzo membawa langkahnya kembali ke arah mobil, setiap langkahnya terasa semakin berat. Tubuhnya yang terluka dan pikirannya yang penuh dengan berbagai pertanyaan membuatnya merasa lelah.

Sebelum membuka pintu mobil, Arezzo berhenti sejenak. Dia berbalik melihat ke arah Athaya dan Ravin yang kini tengah berpelukan. Ada sesuatu yang aneh dalam hatinya. Sesuatu yang sepertinya lebih dari sekadar kekhawatiran terhadap anak kecil yang baru saja diselamatkannya.

"Siapa mereka?" gumam Arezzo dalam hati. Perasaan deja vu yang kuat melingkupi pikirannya.

Di dalam mobil, Arezzo mengeluarkan handphone-nya dan menelpon seseorang. "Halo, ini Arezzo. Saya butuh kau untuk menyelidiki seseorang. Nama anaknya Athaya. Saya ingin tahu segalanya tentang mereka."

Tidak ada yang menyangka bahwa pertemuan singkat ini akan membuka tabir masa lalu yang selama ini tersembunyi. Pertemuan yang akan mengubah hidup mereka semua selamanya.

Arezzo duduk di dalam mobilnya, terparkir tak jauh dari proyek pembangunan yang sedang diawasi. Proyek ini adalah salah satu yang terbesar yang pernah ditanganinya, namun hari ini pikirannya sulit fokus pada pekerjaan. Di kejauhan, dia bisa melihat area bermain anak-anak yang masih bisa dinikmati di tengah hiruk-pikuk pembangunan.

Athaya, seorang anak kecil yang ceria, bermain di sana dengan riang. Di dekatnya, Ravin, yang tampak sebagai pria muda yang penuh perhatian, memperhatikannya dengan penuh kasih sayang. Arezzo tidak mengenal mereka, namun pemandangan itu membuatnya teringat pada masa lalu yang selalu membayanginya.

Tiba-tiba, Arezzo melihat sosok yang tak asing baginya mendekati Athaya. Aisyah, mantan istrinya yang sudah lama menghilang, berjalan cepat dengan wajah penuh emosi. Arezzo terkesiap, jantungnya berdegup kencang.

"Athaya!" panggil Aisyah dengan suara yang bergetar.

Athaya berbalik, terkejut namun segera tersenyum lebar. Ia berlari ke arah Aisyah dan memeluknya erat.

"Mama!" seru Athaya dengan suara riang.

Aisyah memeluk Athaya erat, matanya berkaca-kaca. Ravin tersenyum melihat mereka berdua, mengangguk lembut.

"Kalian terlihat bahagia bersama," kata Ravin dengan suara tenang, memberikan dukungan.

Aisyah tersenyum ke arah Ravin, mengangguk setuju. Mereka bertiga tertawa bersama, tampak seperti keluarga yang utuh.

"Aisyah..." bisik Arezzo pada dirinya sendiri, suaranya hampir tak terdengar.

Arezzo yang masih berada di dalam mobil, merasakan campuran perasaan yang tak bisa dijelaskan. Dia merasa bahagia melihat Athaya begitu ceria, namun juga merasakan rasa sakit yang mendalam.

"Dia sudah punya keluarga baru..." bisik Arezzo pada dirinya sendiri, suaranya hampir tak terdengar.

Arezzo melihat Athaya yang tertawa dan memeluk Aisyah dengan hangat. Dia merasa hatinya tertusuk. Dia mengambil napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya, namun tak mampu menghapus rasa sakit yang menyelimuti hatinya. Selama bertahun-tahun, dia mencari Aisyah ke setiap sudut Indonesia, hanya untuk menemukan bahwa wanita itu sekarang hidup bahagia dengan pria lain dan seorang anak.

"Umi sangat merindukanmu, sayang," kata Aisyah dengan suara lembut, menatap Athaya dengan penuh kasih sayang.

"Aku juga rindu, Umi," jawab Athaya polos, dengan senyum yang tak pernah pudar.

Madu (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang