Chapter 36

9K 402 15
                                    

Happy reading

Kehilangan adalah hal yang paling ku benci tapi kenapa aku selalu merasakannya?

~Sar

~~SARLA~~

Satu bulan telah berlalu, selama itu pula Sarla tak kunjung membuka matanya dan sudah satu bulan juga hubungan Gara dan Siska semakin dekat dengan Siska yang terus gencar mendekati Gara, bahkan mereka telah menentukan tanggal pernikahan mereka oh bukan bukan mereka tapi keluarga mereka lebih tepatnya paksaan dari Bram selaku papah dari Siska.

Dan selama satu bulan juga Gara tak pernah menjenguk Sarla dirumah sakit, lelaki itu menjadi lebih dingin juga kejam bahkan aura yang dikeluarkannya membuat orang disekitarnya memilih diam dan menjauhinya, ia tak segan-segan melukai atau bahkan membunuh orang yang berani mengusik ketenangannya dan menyentuhnya.

Kini suasana kantin ramai karena tengah jam istirahat. dimeja pojok kantin terdapat Gara yang duduk sendirian dengan membenamkan wajahnya di lipatan tangannya, sedangkan teman temannya duduk di kursi yang hanya terhalang dua meja dari tempat Gara, mereka tak tahan dan merasa tertekan oleh aura yang dikeluarkan lelaki itu, Aura yang tak biasa dan jarang dikeluarkan oleh Gara.

Sam menatap punggung Gara dari jauh dengan pandangan kosong dan tangan yang mengaduk-aduk milkshake coklatnya.

Aundrey menatap Sam yang menatap kedepan dengan pandangan kosong, Yap Aundrey perempuan itu kini telah pindah dan bersekolah disini.

Aundrey mengelus pundak Sam, dia tau apa yang telah dipikirkan Sam, ia juga sedikit merasa kecewa dengan kakak sepupunya itu.

Dari arah pintu kantin terlihat satu Siswi Cupu berjalan mendekat kearah Gara, rambut yang dikepang dua serta kaca mata bulat yang bertengger di matanya dan jangan lupakan pakaian yang sedikit ketat mungkin?.

"Weh Weh itu ngapain itu"ucap Vandra heboh saat siswi itu semakin dekat kearah Gara.

"Cari mati itu mah"ucap Kenzie geleng geleng kepala.

"Kayaknya dia bakal jadi korban ke 101 deh"ucap Jessy sembari memakai bedaknya.

"Hem tapi belum tentu dia mati sih"ucap Lilyya memperhatikan sembari memakan mie nya.

"Gila itu anak makin Deket njrr"ucap Vandra semakin heboh.

"Udah biarin"ucap Kenzie santai.

"Itu bukannya Caca ya murid dari kelas sebelah"ucap Allisya tenang.

Aundrey memperhatikan Siswi itu yang kini semakin berjalan mendekat kearah Gara, tiba tiba pandangan Aundrey menajam saat ia memperhatikan wajah murid itu, ia melebarkan matanya saat melihat tato dipergelangan tangan siswi itu yang tertutupi oleh gelang.

"Dia?" Batin Aundrey menatap Siswi itu dengan pandangan yang sulit diartikan.

Siswi cupu itu berjalan semakin dekat kearah Gara, banyak pasang mata menatapnya dengan berbagai pandangan.

Siswi cupu itu membenarkan kaca matanya yang merosot ketika sampai disamping Gara lalu membenarkan rambutnya dan mengusap ngusap bajunya sebelum tersenyum lebar.

SARLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang