Chapter 78

3.9K 173 0
                                    

Happy reading

Follow
Ig : @alvnnqzlxsr_
      @alvinna_qz.sar
     @alq_sarlasar

Tiktok : @alv_sar

~~SARLA~~

Malam menjelang dengan bulan yang tertutup awan serta tangisan tangisan kecil sang awan yang membasahi bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam menjelang dengan bulan yang tertutup awan serta tangisan tangisan kecil sang awan yang membasahi bumi.
Didalam sebuah kamar dengan nuansa hitam yang mendominasi suara tangisan pilu terus terdengar, seorang wanita dengan perut buncitnya yang berisi sang buah hati tengah berusaha menghentikan tangisnya, tubuhnya masih meluruh dilantai yang dingin. perlahan dirinya bangkit lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya berharap bisa menghentikan air matanya yang tak berhenti mengalir.

Ditatapnya dirinya sendiri di sebuah cermin yang besar, tangisannya memang berhenti tapi dia meninggalkan jejak di matanya yang kini sembab, tangannya terulur menyentuh bawah matanya yang bengkak karena kelamaan menangis, perlahan kaki nya melangkah keluar kamar mandi dengan hati hati, lalu berjongkok mengambil handphone nya yang tergeletak dilantai yang begitu dingin, tak lama handphone nya menyala menampilkan nama sosok yang dia tunggu kedatangannya.

"Hallo"

"Sar aku udah di depan"

"Kamu hati hati kesini nya, masih hujan jalanan pasti licin"

"Iya tunggu" Jawaban singkat dengan suara serak seraya mematikan sambungan teleponnya.

Sarla mengambil kaca mata hitamnya di laci lalu memakai nya sehingga mata sembab nya tak terlihat, ia lalu mengambil tas yang tergeletak di lantai.

Mengambil nafas panjang dan menghembuskan nya ia lalu membuka pintu kamar nya dan berjalan keluar, terlihat di ruang keluarga masih ramai dengan orang orang yang sendari tadi menunggu nya.

"Sarla"panggil mereka.

Sarla mengendarkan pandangan nya mencari sosok yang menjadi alasan dia menangis begitu lama.

"Dia udah pergi"jawab Radit seolah tahu gerak gerik Sarla.

"Pindahin markas dan ubah jadi lahan kosong"ucap Sarla dingin dan berlalu begitu saja menaiki lift.

"Brengsek"umpat salah satu di antara mereka.

"Berani banget dia bikin adik gue nangis, dia ngingkarin janji nya sendiri, bajingan cih"ucap Kenzo penuh kekesalan.

"Dia harus mati"Ucap Bara dengan mata yang penuh kilatan kemarahan.

"Lo bunuh dia sama aja makin bikin Sarla sedih"ucap Darrel.

BRAK

"GUE MAU DIA MATI"

Sarla bejalan memasuki mobil hitam untuk mengantarkan nya ke gerbang tempat dimana suami nya telah menunggu.

SARLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang