[ Follow sebelum membaca!]
[Happy reading ]
(Lengkap)
⚠️CERITA HASIL PEMIKIRAN SENDIRI⚠️
⚠️PLAGIAT HARAP MENJAUH!!, MASIH PUNYA OTAK KAN?! MIKIR LAH GUNANYA OTAK BUAT APA⚠️
~''~''~''~''~''~''~''~''~''~''~''~''~''~''
Gadis cantik yang harus hidup t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sarla memberhentikan langkahnya mendadak di depan kelas membuat Gara yang tak fokus kedepan menabrak punggung Sarla.
"Lo--"
"Syuutt" ucap Sarla kepada Gara dengan jari telunjuk dibibir.
Sarla membungkukkan sedikit badannya untuk mengintip kedalam kelas melalui pintu yang sedikit terbuka, di ikuti Gara yang ikut sedikit menunduk diatas Sarla, mereka mengintip kedalam kelas dan melihat seorang guru yang terlihat sedang marah marah didalam kelas dan keadaan kelas pun hening, beberapa kali Sarla menahan tawa saat mendapati beberapa siswa yang meledek sang Guru.
Sarla mendongak menatap Gara yang juga menundukkan kepalanya menatap Sarla, lalu keduanya sama sama tersenyum misterius.
Kedua nya menegakan tubuhnya masing masing lalu saling tatap, Sarla membuka ranselnya dan mengeluarkan kotak P3K dan belati kesayangannya.
"Mau dimana?"tanya Sarla kepada Gara dengan belati di tangannya.
"Sini, sini, sini sama sini"Ucap Gara sembari menunjuk jidatnya, pipinya, lehernya dan lengannya.
"Di situ doang? Gak mau lebih?"tanya Sarla sembari menatap polos Gara.
"Udah cepet, luka kemarin belum sembuh"Ucap Gara menatap Sarla Kesal.
"Eh stop-- jangan dalem dalem kasian muka ganteng gue"ucap Gara tiba tiba kepada Sarla saat Istrinya itu mengacungkan belatinya.
"Ck iya"decak Sarla memutar bola matanya malas.
Sarla pun dengan cepat menggoreskan belatinya pada kening dan pipi Gara membuat Kening dan pipi Gara mengeluarkan darah.
"Oke dua lagi, angkat kepalanya"ucap Sarla pelan.
Gara pun mengangkat kepalanya hingga menampilkan leher cowo itu dan jakun nya yang terlihat jelas.
Sarla menelan ludahnya susah payah saat melihat Jakun Gara yang naik turun, menggoda imannya, dengan cepat ia menggores leher Gara pelan sehingga terlihat luka memanjang dan mengeluarkan darah.
"Ini mau dimana? Disini? Disini? disini? "Tanya Sarla menunjuk pada pergelangan tangan Gara, lipatan siku, dan lengan atas Gara yang berotot.