Chapter 1

15.8K 784 14
                                    

2 Agustus 2021


•••

"Tia, Tio, senyum ya!" pinta Baskoro pada dua anak laki-laki dan perempuan berseragam SD yang tengah sarapan di meja makan, pria berjas itu berdiri di hadapan mereka, mengarahkan ponsel yang dalam mode selfie agar mereka tiga terlihat di kamera.

Tia dan Tio tampak dongkol menatapi layar ponsel di sana, membuat ayah mereka yang senyum unjuk gigi mengerutkan kening. "Ayo dong senyum, biar ganteng dan cantik anak Papi, ayo!" pinta Baskoro.

"Males!" Si kembar menyahut serempak dan kemudian asyik makan saja, membuat Baskoro mendengkus dan merengut.

"Jahat kalian sama Papi, ya. Papi sedih nih!" Baskoro memanyunkan bibir, wajahnya yang tampan terlihat konyol karena itu. "Ayo dong satu kali aja, cmon!" Baskoro membujuk.

Si kembar saling menatap, dan mengode-ngode dengan tanda yang hanya mereka tahu. Sampai akhirnya, keduanya menghela napas pasrah, dan menatap ayah mereka yang masih bermode sedih menjijikan itu.

"Jajannya dua kali lipat!" pekik si kembar bersamaan.

"Wah, itu sih bisa diatur, Papi kalian kan holang kayah." Baskoro nyengir lebar, dan mulai mengambil potret keluarga dengan anak kembarnya yang tersenyum bahagia bertiga di kamera. Beberapa foto diambil dan satu yang terbaik ditujukan ke Instagram.

Baskoro mulai menulis di captionnya

Baskoro_Uzair sarapan dengan my twin angels #daddy #twins

Pria itu tertawa sebelum akhirnya duduk di kursi yang tersedia di sana, ia siap sarapan tetapi Tia Tio kini berdiri dari duduk mereka. "Papi, cepetan, nanti kami telat!" kata keduanya serempak.

Baskoro menatap tak percaya. "Papi belum sarapan lho ini, tungguin kek!" Baskoro memanyun sebal.

"Cepetan, Pi!" Tio mengambil tasnya dan buru-buru keluar.

"Tio tunggu!" Tia menyusul saudaranya itu.

"Tungguin Papi oi!" Baskoro memakan lahap nasinya beberapa suapan, mengambil ayam goreng yang dia makan dalam satu kali lahapan sebelum akhirnya menyusul dua anak kembarnya. "Tia, Tio!" Dengan mulut penuh Baskoro memanggil mereka.

Kedua anak itu kini sudah keluar rumah dan memasuki mobil, Baskoro langsung menyusul masuk ke bangku pengemudi dan dua anaknya ada di bangku belakang.

"Cepetan jalan, Pi!" desak Tia.

Baskoro mendengkus. "Bentar!" Ia memasang sabuk dan mulai menyalakan mesin mobil. "Pasang sabuk pengaman kalian, kita berangkat!" Baskoro mengingatkan dan keduanya mulai memasang sabuk.

"Udah nih, Pi!"

"Yo, ayo kita berang--" Namun belum menjalankan mobil ....

"Tuan, tas Anda ketinggalan!" Bibi dari dalam rumah berteriak.

"Eh, bawa sini Bi!" Baskoro menyahut seraya menyembulkan kepala keluar dari jendela mobil, si kembar mendengkus sebal karena ayahnya yang masih saja bertele sementara bibi berlari ke arah mereka untuk menyerahkan tas itu. Baskoro menerimanya dengan bahagia. "Duh, makasih banyak ya, Bi. Untung gak ketinggalan. Ini udah gak ada yang ketinggalan lagi kan?"

Bibi menggeleng. "Gak ada Tuan."

"Papi, cepetan jalan!" Tia Tio berseru serempak.

"Ck, iya iya, kami berangkat Bi, jaga rumah ya!" Mobil mulai berjalan.

"Hati-hati di jalan, Tuan, Den, Non!" Bibi melambai ke arah mereka yang mulai berjalan menjauh dengan mobil. Awalnya tenang dan damai sampai ....

"Eh, Papi lupa sesuatu!" kata Baskoro.

Si kembar menatap nyalang. "Apa lagi sih, Pi? Kami nanti telat nih!" Keduanya dongkol karena tingkah ayahnya.

Baskoro menghentikan mobil, mengeluarkan ponselnya, dan mengambil sebuah selfie di mobil. Mata si kembar yang melihatnya syok.

"Nah, keren juga PAP Papi, nih. Pasti banyak dapet like di FB, hehe!" Baskoro mulai menuju ke aplikasi biru bertanda F di ponselnya.

"Papi!!!" pekik kedua anak itu kesal, bukannya si Papi fokus pada mereka malah fokus terhadap jepret jepret selalu.

Bapak yang membagongkan!

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

DUDA DAN DUA BOCIL KEMBARNYA [B.U. Series - B]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang