"Apa yang terjadi pada diri sendiri tidak selalu itu yang diinginkan. Bisa saja itu terjadi tanpa sebab yang jelas. Jikalau ada itu terkadang tidak bisa dipikir oleh logika. Namun, sebagai manusia menerima dengan ikhlas dan berusaha mencari tahu mengapa itu bisa terjadi?"
-Agaraya-
Laki-laki itu membawa Raya untuk duduk di taman. Masih membiarkan gadis itu terdiam dalam keheningan.
'Ga nyangka juga ternyata kamu cantik jika dilihat dari dekat' batin laki-laki itu.
"Aga makasih udah negur gue. Maaf sampai sekarang gue masih membenci elo." Raya menegakkan kepalanya dan menatap lekat mata laki-laki itu.
"Gapapa sekarang kamu benciku, tapi suatu saat rasa benci itu akan berubah menjadi kasih sayang." Laki-laki itu mengelus rambut gadis itu.
"Jangan rese elo Ga!" Seketika Raya naik pitam.
"Gapapa ini baru Raya yang aku kenal. Jutek dan dingin." Aga tersenyum simpul.
****
Saat itu Aga melihat Raya yang mengendarai motornya dengan keadaan kacau. Dari tatapan matanya saja terlihat wajahnya seperti menahan amarah dan lainnya.
Memang sejak kejadian di root toof tadi Raya marah dengannya. Bahkan pulang sekolah Raya juga tidak menyapa Rain karena perbuatan dirinya itu.
Aga langsung mengikuti motor Raya diam-diam sampai hujan mengguyur daerah itu, ia masih mengejar motor yang dikendarai gadis itu.
Sampai pada akhirnya gadis itu berhenti di sebuah taman dikala hujan masih mengguyur.
Aga memakirkan motornya di belakang dan diam-diam melihat gadis itu awalnya duduk di bangku taman sendirian merenung meratapi kehidupannya.
Sampai akhirnya gadis itu berjalan mendekati tepi danau, duduk sana memasukkan kakinya di air danau dan menumpahkan segala kesedihannya dengan melempar batu kecil di danau.
Dari pandangannya Aga langsung berlari dan memeluk gadis itu dengan erat. Ia khawatir nanti gadis itu akan melakukan hal yang membahayakan dirinya. Bisa saja gadis itu melakukan itu karena suasana sepi, sunyi, dan tidak ada satu orang pun disana kecuali mereka berdua.
Disana Aga kaget karena penampilan dari gadis itu berbeda dengan penampilan biasanya. Rambutnya yang tadinya di kuncir kuda malah kini digerai panjang. Matanya yang tadinya menahan amarah. Namun, sekarang terlihat berkaca-kaca.
Sempat saja gadis itu memarahi Aga tapi ia tidak meninggalkan gadis itu.
Sekarang ia menyadari bahwa apa yang kita liat terkadang itu hanya sebuah kepalsuan.Gadis yang terlihat sangat kuat, jutek, suka marah-marah. Ternyata adalah seorang gadis yang meratapi nasibnya karena dianggap tak diinginkan oleh kedua orangtuanya.
Gadis dengan sejuta misteri dan teka-teki yang sulit untuk terpecahkan. Lantas apakah Aga bisa membantu gadis itu untuk pulih?
Ataukah nanti akan ada masalah yang membuat gadis itu semakin membencinya?
****
"Raya kamu masih mau disini atau mau pulang?" tanya Aga.
"Disini kalau elo mau pulang gpp kok. Tapi gue minta jangan kasih tahu ke siapapun soal kejadian ini termasuk Rain." Pinta gadis itu dengan mengerjapkan matanya penuh pengharapan.
Aga menggeserkan tubuhnya sedikit menjauh dari Raya untuk jaga-jaga Raya akan kembali seperti biasanya.
"Oke," balasnya singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agaraya [END]
Teen Fiction"𝙺𝚒𝚝𝚊 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚙𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚔𝚒𝚛 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚍𝚒 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚍𝚞𝚔𝚊." ㅡ𝙰𝚐𝚊𝚜𝚊 𝙷𝚊𝚛𝚢𝚖𝚞𝚛𝚝𝚒ㅡ Aga dan Raya tidak salah hanya ingin saling menjaga justru berujung kesalahfahaman karena yang salah adala...