Haiii
Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading <333
***
8. NEW HOME
.
.
..
.Yera membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Ia mengernyitkan alisnya, memandang sekitar. Yera langsung terduduk. "Eh gue di mana?" tanyanya.
"Bentar, yang semalem bukan mimpi dong? Gue beneran jadi istrinya si Fathan?" gumamnya.
"Kenapa?"
Suara berat itu membuat Yera tersentak. Ia melirik Fathan yang keluar dari toilet sambil mengusak rambutnya yang basah dengan handuk.
"E-eh nggak. Btw sekarang jam berapa?" tanya Yera.
"Jam tujuh,"
Yera melototkan matanya. "Serius? kenapa lo gak bangunin gue?" tanyanya lalu turun dari kasur.
"Lo kebo."
Yera meringis. Ya emang sih, tapi kan semalem tuh capek banget. Yera melangkahkan kakinya ingin ke toilet, tapi ia teringat tidak ada pakaiannya, jadi ia melangkah ke pintu menuju kamar Bundanya.
"Ke mana?" tanya Fathan saat Yera di ambang pintu.
"Ambil baju." balas Yera langsung keluar.
Yera berjalan ke arah kamar Bundanya tanpa memakai alas kaki dan wajah baru bangun tidur di tambah kaus kebesaran milik Fathan dan celana pendek selutut serta rambut yang ia ikat secara asal. Ia menguap sesekali, setelah sampai di depan pintu, Yera langsung mengetuknya. "Bunda.." panggilnya.
Tak lama Aila membuka pintu. Aila menatap anaknya dengan helaan nafas. "Anak gadis baru bangun, enak ya?" cibir Aila.
"Gadis? Tapi-- oh baru konek," balas Yera lalu melangkah ke dalam. Yera sempat mengernyit, kenapa Gadis? bukannya Bundanya sering menyebut 'Anak Bunda' tapi setelahnya Yera mengerti.
Aila mengernyit sambil menatap Yera yang melangkah ke dalam. Yera membuka lemari, ia mengernyit melihat tidak ada bajunya. "Baju Yera mana Bun?"
Aila yang dari tadi memperhatikan Yera menjawab, "ada. Emm, Yera kamu?"
"Apa Bun? Yera mau mandi, mana bajunya?"
"Udah Bunda rapiin di koper. Tapi Yera kamu--" Aila tidak melanjutkan ucapannya, ia membuang jauh pikiran itu.
Yera yang hendak membuka koper, menoleh ke arah Bundanya. "Bunda mau ngomong apa sih?"
"Mm, kamu udah ngelakuin itu?"
"Hah? apaan?"
"Itu,"
Yera mengernyit. "Kata siapa?"
"Lah tadi kamu bilang,"
"Gak bilang tuh," balas Yera lalu membuka koper dan mengambil pakaiannya. "Dah ah Yera mau mandi," lanjut Yera melangkah ke toilet kamar Bundanya.
Sedangkan Fathan ia merapikan tas bawaannya lalu memakai tas itu. Kemudian ia berjalan ke arah kamar Mamanya. Fathan mengetuk pintu itu. "Ma.." panggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fathan & Yera
Ficção Adolescente[END | PART LENGKAP] [MS 1] . Dijodohkan? Mungkin kata 'dijodohkan' itu tidak asing bagi orang zaman dahulu. Fathan, laki-laki yang bergantung pada Mamanya alias manja, ia mau tak mau menerima paksa perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya i...