Hi! it's me Nazmy.
pencet bintang ya bestie
25. FOTO
.
"MAU APA LO BANGSAT?!" tanya Qathan berteriak.
"MANA KETUA LO?!" balas seorang cowok di luar gerbang.
Qathan mengernyit. "KETUA APAAN? KITA GAK ADA YANG KAYAK KALIAN!"
"GAK USAH NGELES, MANA KETUA LO?!" balas yang di seberang.
Fathan mengepalkan tangannya. Ia memajukan langkahnya. Fathan menatap seseorang di hadapannya. "Lo salah sasaran, di sini gak ada anak geng kayak lo." ujar Fathan tajam.
Cowok yang di luar gerbang terkekeh sinis. "Gue gak percaya. Kemarin gue lihat anak sekolah ini buat kekacauan di deket markas kita."
Fathan menggedikkan bahu. "Coba lo lihat sendiri, ada gak orang yang lo maksud di sekolah ini." ucap Fathan, tangannya mengarah ke siswa yang berada di belakangnya.
Cowok itu menelisik satu per satu siswa, ia kembali menatap Fathan setelah tidak melihat orang yang ia maksud. "Gak ada."
"Oke? Lo boleh pergi." usir Fathan.
"Kalau sampai gue ketemu orang itu, gue bakal minta pertanggung jawaban."
Fathan mengangguk. "Urusan lo sama orang itu, bukan sama sekolah ini jadi gak usah bawa nama sekolah ini sama siswa lain. Ngerti?"
Cowok itu mengangguk. "Oke. Sorry dan thanks."
Fathan mengangguk singkat.
Cowok itu memerintahkan anggotanya untuk pergi dari sana. Setelah memastikan mereka semua pergi, Fathan membalikkan badannya menuju teman-temannya.
"Bubar bubar!" suruh Albert pada siswa.
Para siswa membubarkan diri masing-masing. Fathan dan teman-temannya berjalan ke arah kursi di taman sekolah.
"Anak mana sih tu? Bikin rusuh aja." ujar Qathan.
"Gue juga gak kenal." balas Albert.
"Kalau emang bener ada anak berandal di sekolah kita, wah parah sih gak bisa dibiarin." ujar Adnan.
Qathan menatap Fathan. "Than, bukan--"
"Bukan." sela Fathan. "Gue juga baru tahu mereka." lanjutnya.
"Guru gak ada yang tahu 'kan?" tanya Albert.
"Biar pun tahu, mereka gak akan ikut campur masalah kayak gini." ujar Adnan.
"Iya sih." sahut Qathan.
"Ya udah lah, gak usah dipikirin. Kalau mereka berbuat lagi baru kita gas!" ujar Albert.
"Betumbuk kita!" timpal Adnan.
"Beli siomay yok, gue laper." ajak Qathan.
"Tadi lo udah makan mie rebus Sa," ujar Adnan.
"Masih laper, anterin gue aja yok," ujar Qathan.
Adnan memutar bola matanya. "Sama bestie lo aja sana,"
"Bestie gue? Siapa dah?"
"Tuh," Adnan menunjuk Albert.
Qathan menghela napas. "Males gue sama dia mulu nanti dikira homo."
Albert menoyor kepala Qathan. "Gue kalau mau homo lihat-lihat juga kali gak kayak lo."
Qathan mendengkus. "Ayo lah, kita kan best friend masa lo tega biarin gue sendiri?"
"Apa si yang nggak buat lo. Ayo beb," balas Albert.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fathan & Yera
Teen Fiction[END | PART LENGKAP] [MS 1] . Dijodohkan? Mungkin kata 'dijodohkan' itu tidak asing bagi orang zaman dahulu. Fathan, laki-laki yang bergantung pada Mamanya alias manja, ia mau tak mau menerima paksa perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya i...