15. SAKIT?
.
Di perjalanan Yera memikirkan soal Rayyan yang tadi malam mengiriminya pesan. Bagaimana pesan itu tidak ada di ponselnya? Kecuali ada orang yang menghapus pesan itu. Apa iya Fathan yang menghapusnya? Tapi sepertinya tidak mungkin. Kalaupun iya, untuk apa Fathan melakukannya?
"Yer,"
"Yera!"
Yera tersentak. Ia mengerjapkan matanya. "Eh? Iya, kenapa?"
"Udah sampe."
Yera melihat sekitar, benar mereka sudah sampai di rumah. "Oh iya, sorry." Yera turun dari motor Fathan.
Yera terlebih dahulu memasuki rumah diikuti Fathan dibelakang. Ia memasuki kamar, melempar asal tasnya ke atas kasur lalu mengambil pakaian untuk berganti. Yera masuk ke kamar mandi. Sementara itu, Fathan baru saja memasuki kamar, ia menghela napas melihat tas sekolah Yera yang berada di kasur. Fathan mengambil tas itu, menaruhnya di atas nakas bersamaan dengan tas miliknya.
Setelah itu, Fathan melepas baju seragam sekolahnya dan menyisakan kaus hitam polos di tubuhnya. Ia melangkah ke kasur, merebahkan badannya. Tak lama kemudian Yera keluar dari kamar mandi. Ia menguncir rambutnya asal. Kemudian duduk di kursi meja belajar. Ia membuka ponselnya. Mengernyit ketika melihat notifikasi dari Rayyan tiga menit yang lalu. Yera membuka pesan itu.
Degem: Kak udah sampe rumah?
Yera: Udah barusan
Tak lama kemudian, Rayyan membalas.
Degem: Oh, btw tadi pulang sama siapa?
Yera berpikir sebentar, melirik Fathan yang memejamkan matanya. Kalau jujur kan tidak mungkin. Maaf Fathan sepertinya Yera harus berbohong.
Yera: Biasa sama ojol hehe
Oke, Maaf. Yera tidak bermaksud. Jangan bilang-bilang ke Fathan oke?
Degem: Kalo gitu nanti pulangnya bareng gue aja Kak, lumayan hemat ongkos.
Yera sontak melototkan matanya. "Anjir!" pekiknya tak sadar. Ia dengan cepat menutup mulutnya. "Nih degem meresahkan banget sih," lanjutnya pelan.
Fathan membuka matanya perlahan. Ia duduk memperhatikan Yera.
Yera: Duh gimana ya, nanti gue pikirin dulu deh
Degem: Iya Kak
"Ra," panggil Fathan.
Yera menoleh. "Iya apa?"
"Laper,"
"Tapi gue belum masak. Lo aja yang masak, nanti gue cuci piring."
"Lo aja,"
"Lo aja,"
Fathan menghela napas. "Oke," pasrahnya. Ia beranjak, berjalan ke arah dapur.
Ting!
Yera kembali menatap ponselnya.
Degem: Sekarang lagi apa Kak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fathan & Yera
Teen Fiction[END | PART LENGKAP] [MS 1] . Dijodohkan? Mungkin kata 'dijodohkan' itu tidak asing bagi orang zaman dahulu. Fathan, laki-laki yang bergantung pada Mamanya alias manja, ia mau tak mau menerima paksa perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya i...