vote dulu
iya tau kelamaan up epilog (lebih ke extra chapter sih) :) sibuk bestie
⚠
*
Seorang laki-laki dengan setelan jas, duduk di kursi kerjanya sedang menelepon seseorang. Dia Fathan. Hari ini ia berada di kantor Papanya. Laki-laki itu berdecak pelan. "Ya sudah, nanti saya hubungi lagi." ucapnya lalu mematikan sambungan.
Fathan merapikan berkas di mejanya. Setelah itu berdiri, menyambar kunci mobil dan sebuah foto berwarna hitam putih di meja. Fathan memandangi foto itu sejenak lalu memasukkan ke sakunya.
Fathan berjalan keluar, menuruni beberapa lantai. Setelah di lantai pertama, Fathan melangkah di koridor. Semua karyawan di perusahaan Papanya sudah mengenal Fathan. Laki-laki itu disegani karena sikapnya yang dingin dan tatapannya yang tajam. Meski begitu, ada saja yang menyapa Fathan terlebih dahulu.
"Hai, Tuan Fathan," sapa salah satu perempuan seraya tersenyum.
Fathan hanya melirik sekilas, kembali melanjutkan langkah menuju parkiran mobil. Fathan memasuki mobilnya, melaju menuju rumahnya.
Selang beberapa menit, laki-laki itu sampai di rumahnya. Fathan melepas jasnya, menaruh di ranjang. Setelah itu melangkah ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya. Setelah selesai, Fathan duduk di kursi meja belajar, membuka laptop untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Ponsel Fathan berdering, ia mengambil lalu mengangkatnya.
"Halo, nak Fathan,"
"Iya, Pak? Ada apa?"
"Ada apa, ada apa, tugas kamu mana? Janjinya hari ini, tapi belum ada tuh,"
"Iya Pak, maaf, ini saya lagi kerjakan, kalau sudah selesai langsung saya kirim kok,"
"Ya sudah, Bapak tunggu."
Setelahnya sambungan terputus. Fathan menghela napas, menaruh ponselnya di meja. Dosennya benar-benar tidak sabaran. Tidak hanya Fathan, anak murid lainnya pun kalau telat mengumpulkan tugas akan ditelepon langsung oleh dosen itu. Fathan kembali fokus mengerjakan tugas kuliahnya.
Satu jam berlalu, akhirnya tugas itu selesai. Fathan segera mengirim ke dosen, setelahnya menutup laptop. Ia beranjak ke ranjang, merebahkan dirinya seraya melihat layar ponsel. Fathan melirik jam, pukul setengah 6 sore. Ia membuka roomchatnya dengan Yera.
Aleey <3
Ra, sibuk gak?
mau call :(Setelah mengetik pesan itu, Fathan menghela napas. Hari ini Yera jarang terlihat aktif di sosmed. Sepertinya wanita itu sibuk. Fathan duduk. Jemarinya mengambil jasnya, mencari sesuatu di saku jas itu. Fathan mengambil foto tadi, memandanginya lagi.
Sudut bibir Fathan terangkat. "Can't wait to see you in this world,"
***
"Iyeu teh geus magrib deui, iraha kelar na?"
"Sabar, bentar lagi,"
Yang bertanya menghela napas. "Buru atuh, urang dicariin Mimih, nih,"
"Udah gede masih dicariin,"
Yera yang sedang mengerjakan tugas terkekeh mendengarnya. "Anak Mimih,"
"Nggak juga,"
"Ngaku aja kali, Sep."
"Kan emang nggak, Zila nu geulis,"
Zila mendengkus. "Bohong dosa, Sep. Pasti lo di rumah dikelonin mulu kan sama emak lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fathan & Yera
Teen Fiction[END | PART LENGKAP] [MS 1] . Dijodohkan? Mungkin kata 'dijodohkan' itu tidak asing bagi orang zaman dahulu. Fathan, laki-laki yang bergantung pada Mamanya alias manja, ia mau tak mau menerima paksa perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya i...