tarik nafas
buang
pencet bintangnya
40. EMOTIONAL
.
Brak!!
Atella melempar ponselnya sembarangan. Ia menyeka air matanya. Menatap Sang Mama yang duduk di kasur, menyelimuti kakinya.
"Puas Ma?!"
"Puas Mama bikin aku kayak cewek murahan?!"
Sonia mengeraskan rahang. "ALLA! Berani kamu ngebentak Mama?!"
"Mama lakuin ini juga demi kamu!" lanjut Sonia.
"Lakuin apa sih Ma?!" tanya Atella tak habis pikir.
"Supaya Mama bisa kerjasama dengan orangtuanya Fathan! Dengan gitu penghasilan kita bisa nambah La!"
"Harus banget pake aku? Harus banget aku deketin Fathan?"
"Ma, penghasilan Mama sekarang aja aku gak masalah. Itu masih cukup buat kita berdua." lanjut Atella.
"Alla, kamu itu gak ngerti--"
"Gak ngerti apa Ma? Kalau Mama mau kerjasama sama orang tuanya Fathan, kenapa gak langsung aja? Kenapa harus libetin aku?"
"Biar kamu bisa sama Fathan lagi,"
"What the-- Ma, aku sama Fathan udah gak ada hubungan apa-apa!"
"Iya Mama tahu! Tapi kamu masih suka sama dia kan?!"
"Iya! Aku masih suka sama Fathan, tapi gak gini caranya," ujar Atella. "Aku capek Ma, harus nurutin semua permintaan Mama. Mama tahu? Gak cuma aku yang tertekan, tapi Fathan juga! Dia gak ada hubungannya sama ini."
"Mama nyusahin semua orang tahu gak?!" sarkas Atella, matanya berkaca-kaca.
Sonia menatap anaknya tak percaya. "Tega kamu ngomong gitu sama Mama kamu sendiri? Kamu itu anak Mama, Mama yang lahirin kamu, setidaknya balas budi lah sama Mama."
"Iya Ma, aku tahu. Aku juga bakal balas budi sama Mama, tapi nggak kayak gini."
"La, tinggal nurutin Mama apa susahnya?"
Atella terkekeh miris. "Deketin Fathan sampe dia mau sama aku lagi gitu? Haha, kayak murahan banget ya,"
"Oh iya, aku kan emang murahan." lanjut Atella.
"Alla!" sentak Sonia.
"Kenapa? Kenyataannya emang gitu kan? Gak jauh beda sama jalang diluaran sana."
"Alla stop! Mama gak ngajarin kamu ngomong gitu."
"Tapi orang-orang ngatain aku kayak gitu, bahkan Fathan juga." ujar Atella lirih. "Mama ngertiin aku gak sih? Ngertiin perasaan aku?" tanyanya dengan nada bergetar.
Sonia terdiam. Hatinya merasa sakit mendengar pernyataan anaknya. "Maafin Mama..." ucapnya.
"Alla bakal maafin Mama, asal Mama berhenti nyuruh aku ataupun Fathan."
Sonia terdiam lagi. "Kamu tenang aja, Mama gak akan nyuruh kamu lagi ataupun Fathan. Karena Mama juga bakal pergi,"
Atella mengernyit. "Maksudnya? Mama bakal pergi ke mana?"
"Mungkin gak lama lagi, kamu jaga diri baik-baik ya?"
"Mama apa sih? Karena Alla bentak-bentak Mama tadi? Kalau gitu, Alla minta maaf,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fathan & Yera
Teen Fiction[END | PART LENGKAP] [MS 1] . Dijodohkan? Mungkin kata 'dijodohkan' itu tidak asing bagi orang zaman dahulu. Fathan, laki-laki yang bergantung pada Mamanya alias manja, ia mau tak mau menerima paksa perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya i...