[21] semut

1.2K 85 3
                                    

HAI IT'S ME NAZMY.

***

21. SEMUT

.

Pagi ini, Yera datang ke sekolah lebih awal. Fathan bilang ia ingin ke kantor Papanya, jadi Fathan mengantar Yera lebih dahulu. Yera melangkah di koridor menuju kelasnya. Ia langsung duduk di kursinya. Yera melihat jam, masih pukul 6 lewat 15 menit. Ia menghela napas, memilih untuk menelungkupkan wajahnya di meja sambil menunggu murid lain datang.

Lima belas menit kemudian, sudah ada beberapa murid yang datang. Yera memainkan ponselnya.

Calon presiden 👮

Yera: GUYSSS CEPET KE SEKOLAH DONG

Yera: Gue udah dari tadi disini

Yera: akdddjaskskd bosen

Yera menghela napas, menunggu balasan. Tak lama kemudian Cyra membalas.

Cyra: Hah? lo ngapain di sekolah pagi-pagi?

Cyra: Oh lo mau cerita yang kemaren ya?

Cyra: Okeyy. Gue otw

Lira: Wah iya, lo masih punya hutang penjelasan sama kita Yer

Lira: Gue otw

Lira: 3 menit lagi gue sampe, soalnya gue udah di koridor bawah

"Mampus." ucap Yera.

Ia menggigit bibir bawahnya. "Gue harus jujur gitu? Tapi-- ah! Gue gak bisa."

Yera berdecak. Ia ingin membalas pesan itu namun ia urungkan. Tak lama kemudian, Lira datang dari arah pintu langsung duduk di sebelah Yera.

"Hai bestie! Cie nungguin ya," ucap Lira.

Yera mendengkus. "Katanya tiga menit, tapi gak ada segitu."

"Hehe," cengir Lira. "Btw, tumben lo dateng jam segini?"

"Gue dari jam enam lewat lima belas,"

"Serius? Ngapain anjir?"

Yera menggeleng. "Gak ngapa-ngapain."

"Di anter siapa lo?"

"Biasa."

"Bokap lo? Apa ojol?"

"Iya."

"Iya apa sih Yer?"

"Tadi kata lo yang pertama."

"Oh."

Hening sebentar. "Oh iya, lo punya utang penjelasan sama kita," ujar Lira.

"Duh Lir, nanti aja ya nunggu Cyra. Gue mau tidur, ngantuk banget." balas Yera.

Lira mendengkus sebal. "Abis ngapain lo semalem?"

Yera menelungkupkan wajahnya. "Gak ngapa-ngapain. Tadi pagi gue bangun jam setengah empat." jawab Yera.

"Sahur lo?"

"Nggak."

Lira menghela napas, tak bertanya lebih jauh. Ia memilih memainkan ponselnya. Sementara Yera memejamkan matanya.

Selang beberapa menit, Cyra pun datang. Ia langsung duduk di kursinya, menatap kedua temannya yang sedang tidur dan satu lagi sedang bermain ponsel. "Woy!" panggil Cyra.

Fathan & YeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang