[24] i want you, can you?

1.4K 81 4
                                    

vote dulu bestie

24. I WANT YOU, CAN YOU?

Di minggu pagi, Yera hanya merebahkan tubuhnya di kasur sambil menonton video kartun favoritnya.

Ada Cloud Bread di awan
Ketika Cloud Bread turun
Campur resep cinta ibu
Cloud Bread... Cloud Bread

"Kita kan punya cloud bread.." Yera ikut bernyanyi.

Sementara Fathan yang di samping Yera, menutup telinganya dengan bantal sambil memejamkan matanya. "Yera, lo udah nonton itu sepuluh kali, gue bosen dengernya. Matiin gak?" ujarnya.

Yera menghela napas. "Terus gue ngapain?"

"Ngapain kek."

Fathan melepas bantalnya saat Yera mematikan video kartunnya. Hening. Yera memandang langit-langit kamar, pikirannya entah kemana. "Mm, Than, kalau misal pergi ke luar negeri terus ngomong sama hantu pake bahasa indonesia, hantunya ngerti gak?" tanyanya.

Fathan ikut berpikir, lalu berdecak pelan. "Jangan bikin gue mikir." ujarnya.

"Tapi kayaknya, hantunya gak ngerti deh." kata Yera melanjutkan.

Fathan mendengkus. "Terserah lo."

Yera melihat ponsel di tangannya, lalu melirik Fathan. "Than, ke rumah Bunda yukk," ajak Yera.

Fathan yang memejamkan matanya hanya bergumam.

Yera mengubah posisinya menjadi duduk. Ia menarik-narik lengan Fathan. "Ayokkk," ucap Yera.

Fathan membuka matanya. Ia menyodorkan kedua tangannya, "bangunin," suruhnya.

Yera hendak memegang tangan Fathan tapi ia urungkan. "Nggak, ntar lo malah narik gue."

"Gak usah mikir aneh-aneh, cepetan," ujar Fathan.

Yera memegang kedua tangan Fathan lalu menariknya. Bukannya bangun, Fathan malah diam. Yera melepas pegangannya, berdecak pelan. "Than, bangun ih, lo tuh berat."

"Bilangnya yang lembut coba,"

"Ogah."

"Ya udah gak usah pergi."

"Ya udah gue pergi sendiri."

Yera membalikkan badannya, namun Fathan menarik tangannya. Untungnya Yera menahan. "Lepas," ucap Yera.

Fathan melepas tangannya lalu duduk. "Mau ke mana Tuan Putri?"

"Ke hati lo, jiakhh,"

"Tapi bohong." lanjut Yera.

Fathan mengacak-acak rambut Yera gemas. "Hiih greget gue sama lo,"

"Kenapa? Gue ngeselin?"

"Alhamdulillah nyadar juga." ujar Fathan tersenyum paksa.

Yera menghela napas. "Ayo ke rumah Bunda,"

"Ngapain?"

"Ketemu Gio,"

Fathan mengernyit. "Gio siapa?"

"Lo lupa? Dia ponakan gue."

"Umur?"

"Mm.. lima belas--"

"Gak usah ke sana." potong Fathan.

Yera berdecak. "Lima belas bulan! Makanya dengerin dulu."

Fathan terdiam. "Oh.." responnya. "Ya udah sana siap-siap."

Yera beranjak untuk mengganti pakaiannya. Sementara Fathan hanya mengganti celananya. Setelah selesai, mereka menuju rumah Bunda menggunakan motor.

Fathan & YeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang