[26] loker

1.1K 72 3
                                    

Halooo, aku up lagi setelah sibuk sama UM hehe

jangan lupa vote ya

26. LOKER

.

"Baju gue kecil gak sih?" ujar Cyra seraya memperhatikan baju seragamnya.

"Badan lo kali yang gede." balas Lira.

"Anjir." umpat Cyra.

Yera menghela napas. "Udah ah, ayo, yang lain udah pada ke lapangan."

Mereka berdua mengangguk kemudian keluar dari toilet dan menuju ke lapangan. Sesampai di sana, mereka langsung berbaris bersama murid yang lain. Hari ini mereka ada pelajaran penjas. Guru memperintahkan semua murid kelas Yera untuk melakukan pemanasan.

"Oke. Kalian mau praktek apa?" tanya guru setelah selesai melakukan pemanasan.

"Basket aja,"

"Lari Pak,"

"Badmin aja Pak!"

"Volli Pak!"

"Oke. Lari ya?" ujar guru itu.

"Nooo,"

"Gak mau Pak,"

"Capek Pak, yang lain aja."

"Ya udah. Volli aja." final guru itu. "Perregu, mau Bapak yang pilih atau pilih sendiri?"

"Pilih sendiri!"

"Oke. Kalian atur, habis itu kasih nama kelompok ke Bapak." suruh guru tersebut.

Yera menatap kedua temannya. "Kita siapa aja?"

"Lo atur aja Cy," ujar Lira.

Cyra mengangguk. "Wait ya,"

Cyra memilih siapa saja yang akan masuk ke timnya. Setelah itu memberitahu guru.

Guru itu kembali mengumumkan, "Oke, anak-anak berhubung semua regu sudah terbentuk, kita akan mulai dari tim Cyra dan tim Marsya. Waktu bermain hanya sepuluh menit ya, ayo bersiap." ujar Guru tersebut.

Tim Cyra dan tim Marsya membentuk formasi di lapangan. Mereka memulai permainan setelah guru meniup peluit. Lima menit kemudian, tim Cyra sudah mencetak dua dan tim Marsya baru mencetak satu.

"Anjir jari gue ngabeletok," ujar Cyra.

"Eh Yer, ambil!" kata Bila melihat bola volli yang ke arah Yera.

"Ituin yang kenceng Yer!" ujar Lira.

Yera melambungkan bola itu dengan kencang ke arah lawan. Namun sayangnya bola itu bablas dan mengenai seorang cowok yang sedang berjalan sendirian.

Bugh!

Cowok itu meringis, memegangi hidungnya yang terkena bola.

Yera bergerak panik. Apalagi cowok yang terkena bola itu, Rayyan. "Eh, gimana ini?!"

"Samperin ayo," ujar Lira.

Mereka bertiga menghampiri Rayyan. Cyra memilih mengambil bola volli. Yera menatap Rayyan. "Sorry ya? Lo gak apa-apa?" tanya Yera.

Rayyan menggeleng. "Iya, gak apa-apa Kak."

"Oke deh, sekali lagi maaf ya Ray?"

Rayyan tersenyum mendengar namanya disebut. "Iya Kak, gapapa."

Saat hendak kembali ke lapangan, Yera melihat sesuatu di hidung Rayyan. "Hidung lo,"

Rayyan memegang hidungnya yang terasa dingin, ia melihatnya, darah.

Fathan & YeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang