[16] aneh

1.4K 93 3
                                    

Hai! It's me Nazmy.

Jangan lupa untuk Vote ☆

Selamat membaca^

16. ANEH

.

Sudah tiga hari setelah kejadian jatuh dari kursi, Yera kini seorang diri di dalam kelas. Sekarang pelajaran penjas dan ada praktek olahraga, Yera memilih tidak ikut karena punggungnya masih terasa sakit daripada nanti terjadi hal yang tidak diinginkan.

Yera sejak tadi memainkan ponselnya dengan bosan. Ia kemudian mematikan ponselnya, memasukkan ke dalam saku. Yera menelungkupkan wajahnya di atas meja, memejamkan matanya perlahan.

Sementara itu, di ambang pintu ada seorang cowok sedang memperhatikan Yera. Setelah beberapa detik cowok itu melenggang pergi.

Yera membuka mata perlahan melihat sekitar, lalu kembali memejamkan matanya. Selang beberapa menit, Yera merasakan elusan di kepalanya. Cowok dengan wajah datar itu, menyelipkan rambut Yera yang menutupi wajah cantiknya. Yera perlahan membuka matanya. Terkejut melihat Fathan di hadapannya. Yera menegakkan badannya. "Lo?! Ngapain disini?" tanya Yera.

Fathan terdiam. Ia juga bingung kenapa dirinya menemui Yera dengan lancang. "Gak tau. Kaki gue yang bawa kesini," balasnya.

Yera mendengkus. "Kalau orang lain lihat gimana?"

"Gak ada orang lain disini,"

Yera menghela napas. Ia melihat jam tangannya. "Sepuluh menit lagi prakteknya selesai,"

"Masih lama."

"Than, plis deh,"

Fathan tak membalas, ia menyodorkan susu kotak yang tadi ia beli kepada Yera. "Nih,"

Yera menaikkan alisnya. "Buat gue?"

"Iya lah, buat siapa lagi?"

"Oke, makasih."

"Kenapa lo gak ikut praktek?"

"Punggung gue masih sakit."

"Kenapa gak bilang?"

"Nanti juga sembuh."

"Tapi--"

"Than, mending lo sekarang pergi,"

Fathan tanpa sadar memajukan bibirnya cemberut. "Kok ngusir?"

Yera terdiam melihat Fathan seperti itu. Ia mengerjapkan matanya. "Gak gitu Than, nanti ketahuan orang-orang gimana?"

Fathan yang tersadar mengubah raut wajahnya seperti biasa, datar. "Iya, sorry. Gue pergi," pamitnya.

Yera memandang Fathan yang berjalan keluar kelas. Yera mengernyit pelan. Dia gak salah kan menyuruh Fathan pergi?

Yera beralih menatap sebuah susu kotak ditangannya. Ia membuka sedotan lalu menancapkannya pada kemasan tersebut. Kemudian Yera meminumnya.

***

Fathan daritadi merutuki kebodohannya. Bisa-bisanya ia bersikap seperti tadi, seperti ... kekanak-kanakkan? atau seperti merengek? Biasanya ia bersikap seperti itu hanya kepada Mamanya. Fathan hanya takut kalau Yera tidak suka padanya. Fathan berdecak pelan. "Ck, apasih!" kesalnya pada diri sendiri.

Fathan & YeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang