vote dulu yuk
45. PENJELASAN ATELLA
.
Sekarang hari Kamis, sudah terhitung 3 hari lebih Yera mendiami Fathan, bahkan sampai sekarang. Yera seperti biasa berangkat sekolah lebih dulu dan tidak berbicara selain kemarin di rumah Bunda, itu pun hanya beberapa patah kata saja.
"Yer, ayo ngantin gak?" ucap Cyra.
Yera mengerjap. "Gue... nitip aja deh, kayak biasa ya,"
Cyra mendengkus, mengambil uang Yera. "Oke."
Cyra dan Lira berjalan ke luar. Yera membuka ponselnya, melihat pesan Atella yang kemarin. Ia belum membalasnya. Sebenarnya Yera penasaran cewek itu ingin berbicara apa, tapi di sisi lain Yera masih kesal terhadap Atella. Jadi, ia harus menerima ajakannya atau tidak?
Yera mengetukkan jemarinya ke meja. Menghela napas, kemudian menutup ponselnya. Ia menelungkupkan wajahnya, menunggu kedua temannya datang.
Sekitar 10 menit Cyra dan Lira datang seraya membawa makanan dan minuman di tangannya. Mereka duduk di tempatnya seraya menaruh makanan di meja. Cyra menyodorkan makanan dan susu kotak ke arah Yera.
"Thanks," ucap Yera.
Cyra balas mengangguk. Mereka mulai memakan makanannya. Terjadi keheningan sesaat sebelum Cyra bertanya pada Yera. "Tadi, Atella nyariin lo. Dia ada urusan apa sama lo?" Tanya Cyra.
Yera terdiam sesaat. "Dia... ngajakin gue ketemu, tapi belum gue bales. "
"Ngapain?"
"Katanya dia mau ngomong tapi nggak tahu mau ngomong apa," ujar Yera. "Menurut lo, gue harus ketemu dia atau jangan?"
"Ketemu aja," usul Lira.
"Terserah lo aja Yer," tambah Cyra.
Yera menghela napas. Mereka kembali fokus memakan makanannya.
***
"Hai, boleh gabung?"
Suara itu membuat keempat cowok menoleh. Atella berdiri sambil tersenyum. "Boleh gak nih?"
"Boleh-boleh, duduk aja." kata Qathan.
Atella duduk di samping Albert. Fathan melanjutkan makannya. Juga yang lain. "Gimana kabar lo?" tanya Qathan pada Atella.
"Gue? Baik kok, tapi masih agak sedih dikit."
"Kita turut berduka cita, sorry gak bisa ke sana." ucap Albert.
"Gapapa, makasih." balas Atella tersenyum tipis. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar. "Mm... Yera gak di sini? Dia di mana?"
"Kelas." Adnan yang menjawab. Ia sudah tahu seluk-beluk sepupunya itu.
"Oh, padahal gue nyariin dia," ujar Atella. Ia beralih menatap Fathan. "Than, maaf soal itu, pasti lo marahan sama Yera ya? Sorry ya, gue harap lo berdua cepet membaik."
Fathan hanya mengangguk.
"Gue... pinjem cewek lo nanti ya, tapi gak tahu juga sih dia bakal mau ketemu sama gue atau nggak. Tapi kalau Yera pergi berarti dia lagi sama gue." ujar Atella.
Fathan menatap Atella. "Ngapain ketemu Yera?"
"Rahasia cewek." balas Atella. "Gue cabut ya, bye," pamitnya seraya tersenyum lalu beranjak.
Keempatnya memandang Atella. Ada yang beda dari gadis itu. Terlihat ceria dan terkesan positive vibes, berbeda dengan dulu yang mengejar-ngejar Fathan dengan caranya yang genit atau berbuat keributan pada murid lain, tapi sekarang berbeda, sangat berbeda. Seperti Fathan melihat Atella sewaktu awal-awal sebelum jatuh cinta padanya. Dan mungkin sekarang Atella sudah kembali menjadi dirinya sendiri serta terbebas dari tekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fathan & Yera
Fiksi Remaja[END | PART LENGKAP] [MS 1] . Dijodohkan? Mungkin kata 'dijodohkan' itu tidak asing bagi orang zaman dahulu. Fathan, laki-laki yang bergantung pada Mamanya alias manja, ia mau tak mau menerima paksa perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya i...