pencet bintang dulu ygy
btw fathan yera kalo ribut beneran kayaknya seru deh
33. PERKELAHIAN
.
Esoknya, Yera terbangun tengah malam. Ia meraba sampingnya yang kosong. Yera membuka mata seraya duduk, matanya menatap sekeliling. Tidak ada Fathan di kamar. "Than," panggil Yera.
Tidak ada sahutan, membuat Yera berdiri. Ia meringis saat tak kuat menahan pipis. Yera melangkah ke toilet yang berada di kamar. Ia berdecak, saat air di keran tidak keluar. Ia keluar kamar hendak menemui Fathan, namun Yera terdiam saat ruang tengah sampai dapur dalam keadaan gelap. Gadis itu meneguk salivanya lalu berlari kecil ke ruang kerja Fathan.
"Than," panggil Yera saat masuk ke dalam.
Fathan menoleh, mengernyit pelan. "Kenapa bangun?"
Yera menghampiri Fathan. "Kebangun."
Fathan menarik pinggang Yera dan membawanya ke pangkuan. Fathan kembali fokus ke layar laptop. Sedangkan Yera bergerak tak nyaman.
"Diem Ra, nanti ada yang bangun." ucap Fathan.
Yera diam sambil mengernyit. "Siapa? Kan cuma ada kita berdua."
"Makanya diem."
Yera bergerak tak nyaman, tak kuat menahan. "Gue gak kuat, plis Than ayo!" ujar Yera berdiri sambil menarik tangan Fathan.
"Ke mana?"
"Kamar mandi."
Fathan mendelik. "Ra--"
"Ayo!"
Yera menarik tangan Fathan keluar dari ruang kerja. Saat di luar, Yera terdiam. Ia berlindung di balik punggung Fathan seraya memegang tangan Fathan. Yera menatap Fathan. "Takut, gelap soalnya," ucap Yera.
Fathan menyalakan sakelar di dinding, seketika ruangan menjadi terang. "Gak gelap kan?"
Yera memandang sekitar. "Tetep aja takut, anterin ayo,"
Yera mendorong Fathan untuk jalan terlebih dahulu. Mereka melangkah ke toilet yang berada dekat dapur. Saat tiba di depan toilet, Yera menatap Fathan. "Lo tunggu sini, oke?"
Fathan mengangguk.
Yera segera memasuki kamar mandi dan membuang air kecil. Hening sebentar. "Than lo masih di situ, kan?"
Fathan tidak menjawab.
"Than!"
Fathan berdeham pelan. Yera dengan cepat memakai celananya dan menyiram bekas air pipisnya. Ia tersentak kaget saat ada suara aneh di atas. "I-itu suara apa Than?"
Fathan hanya diam.
"Than!"
Tidak mendengar suara Fathan, Yera melangkah keluar dengar panik. Namun sayangnya kaki Yera terpeleset. "AAA!"
Brukh!
***
Yera terisak sambil merintih, saat ini Fathan sedang mengurut kakinya yang terkilir. "Ah sakit, pelan-pelan!"
"Ini pelan."
"Shh, udah-udah, sakit."
"Belum. Ini masih ke kilir. Tahan dikit,"
"Argh! Sakit! Lo kayak bukan ngurut."
"Ini di urut Yera, lagian lo hobi banget jatoh."
"Mana gue ta-- ARGH!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Fathan & Yera
Genç Kurgu[END | PART LENGKAP] [MS 1] . Dijodohkan? Mungkin kata 'dijodohkan' itu tidak asing bagi orang zaman dahulu. Fathan, laki-laki yang bergantung pada Mamanya alias manja, ia mau tak mau menerima paksa perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya i...