[60] bukan akhir dari segalanya (end)

2K 73 4
                                    

demi apa ini last chapter 😭😭

bacanya pelan-pelan aja

vote dulu yagesya

60. PERPISAHAN

.

Fathan membuka matanya, ia melirik sekitar lalu menatap Yera di sampingnya. Laki-laki itu tersenyum tipis. Yera mungkin kelelahan akibat tadi malam yang cukup panjang. Fathan mengusap kepala Yera lalu mengecupnya pelan. Ia beranjak, membuka pintu lalu melangkah ke kamarnya.

Fathan melihat Gio yang masih tertidur. Ia menghampiri anak itu, mengusap kepalanya seraya tersenyum kecil. "Anak pinter."

Fathan kembali melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Selang beberapa menit, Fathan keluar dari kamar mandi seraya mengusak rambutnya yang basah dengan handuk kecil. Ia melangkah ke lemari namun tak sengaja melirik Gio. Anak itu sudah terbangun dan sedang memperhatikan Fathan. "Good morning Gio," sapa Fathan.

Gio menyengir membuat gigi kecilnya terlihat. "Onin,"

Fathan balas tersenyum lalu membuka lemari mengambil celana dan memakainya, setelah itu menaruh handuk di jemuran. Ia melangkah ke arah Gio yang sudah duduk. "Hey, kiss om dong," ujar Fathan menunjuk pipinya.

Gio menurut, mencium pipi Fathan sekilas. Fathan balas mencium pipi Gio. "Gio mau mandi dulu atau makan dulu?"

"Mandi ama om!"

"Mandi sama om?"

Gio mengangguk.

"Sekarang?"

Gio mengangguk lagi. "Iya!"

"Oke, ayo kita mandi," Fathan menuntun Gio melangkah ke kamar mandi. Selang beberapa menit, Fathan selesai memandikan Gio lalu memakaikan pakaian pada anak itu. Setelah selesai, mereka keluar kamar, menuju ke arah dapur.

Fathan menggendong Gio seraya melihat bahan-bahan. "Om belum masak apa-apa, Gio mau makan apa?"

"Bubuy Bunda."

"Apa? Bubur?"

"Bunda awa bubuy,"

Fathan memikir sejenak lalu mengangguk mengerti. Ia berjalan ke arah nakas di mana tas berisi perlengkapan Gio berada. Fathan mencari bubur yang dimaksud Gio. Setelahnya ia menemukan kemasan bubur yang belum dimasak. "Ah ini,"

"Iya!" sahut Gio.

Fathan kembali melangkah ke dapur, mendudukkan Gio di atas meja makan. Kemudian Fathan mulai membuat bubur itu. Setelah selesai, Fathan menaruh mangkuk itu di samping Gio. "Nanti ya masih panas,"

"Mau num,"

Fathan mengambil minum untuk Gio. Setelah minum, ia menurunkan Gio. "Kita di sofa aja,"

Gio melangkah lebih dulu ke arah sofa, Fathan mengikuti di belakang sambil membawa mangkuk dan minum. Mereka duduk, Fathan menaruh bubur dan minumnya di atas meja. Ia lalu menyalakan televisi.

"Onty anah?"

"Aunty masih tidur,"

Gio mengangguk saja lalu mengambil mangkuk buburnya.

"Panas Gi, om suapin aja," Fathan hendak mengambil alih mangkuk itu namun Gio menahan. "Ndak mau. Iyo mam ndiyi aja!"

Fathan menghela napas. "Oke-oke. Kalau gitu, om ke aunty dulu ya,"

"Iya!"

Fathan beranjak, melangkah ke ruang kerjanya di mana Yera masih tertidur. Fathan menutup pintu, mendekat ke Yera. Ia membuka gorden agar cahaya matahari masuk ke dalam.

Fathan & YeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang