tolong jangan emosi baca chapter ini _/\_
vote dulu yagesya
37. WHAT SHOULD I DO?
.
Setelah dua hari demam, Yera sekarang sudah sembuh total. Ia kini sedang mengambil susu kotak di kulkas kantin bersama Cyra dan Lira tentunya. Yera membayar setelah itu melangkahkan kaki menuju tempat biasa. Mereka melewati tempat Fathan dan lainnya, ada Atella juga di sana. Yera melirik sekilas ke 5 orang itu lalu mengalihkan pandang.
Atella yang duduk di pinggir, dengan sengaja menjulurkan kakinya. Bukannya mendengar salah satu dari mereka bertiga jatuh, justru ia merasa kakinya dipijak oleh kaki lain. "Akh!" ringis Atella. Ia menatap Yera, Cyra dan Lira bergantian. "Siapa yang injek kaki gue?!" tanyanya sewot.
Sedangkan Yera, Cyra dan Lira tak menjawab.
Atella berdiri, menatap mereka bertiga. "Jawab! Siapa yang injek kaki gue?!"
"Gue, kenapa?" tanya Yera balik.
Atella menaikkan alisnya. "Oh elo? Ngapain lo nginjek kaki gue? Mau caper, hah?!"
"Sorry, bukannya lo yang mau caper? Lo sengaja naro kaki lo buat nyelakain di antara kita, kan? Terus jadi pusat perhatian. Itu mau lo, iya kan?" ujar Yera.
"Kalau iya kenapa?! Gak suka?!" tanya Atella.
"Iya gue gak suka. Soalnya cara lo terlalu pasaran." balas Yera.
Atella berdecih. "Udah mulai berani lo sama gue? Lo tuh masih bocah mending diem."
"Dan lo terlalu childish, ngelakuin segala cara supaya orang-orang lihat siapa diri lo." balas Yera.
"Sorry, gue emang Ratu di sekolah ini, dan lo gak usah sok!" tukas Atella.
"Lo kali yang sok!" celetuk Cyra. "Kalau iri sama kita tuh bilang! Gak usah caper." lanjutnya.
"Gue nggak iri. Mending lo diem."
"Gue diem kalau lo diem." balas Cyra.
"Guys udah plis, gak usah ribut." cicit Lira pada 2 temannya.
Cyra mendelik. "Takut lo?" tanyanya pada Lira.
"Nggak." balas Lira cepat.
Atella terkekeh sinis. "Lawan gue kalau berani,"
Cyra menatap Atella. "Boleh. Karena lo sendiri dan gue bertiga, lo boleh milih siapa aja karena gue gak mau keroyokan. One by one," ujar Cyra.
Sementara seisi kantin sudah menatap heboh ke arah mereka. Fathan dan ketiga temannya menatap dalam diam. Albert menatap kembarannya. "Lanjutin Ci," ucapnya.
"Gue pilih nih? Yakin?" tanya Atella.
"Silakan." ujar Cyra.
Atella menatap Yera, Cyra dan Lira bergantian. Matanya menatap Yera dengan sorot dingin. Sebenarnya, Atella memang ingin mengganggu Yera. "Gue mau Yera." ucap Atella.
Fathan mendengar itu, menatap Atella tajam. "La, stop cari ribut!" ujar Fathan.
Atella menoleh. "Kenapa sih Than? Lo takut gue kenapa-napa? Cuma Yera doang gue berani." ujarnya kembali menatap Yera.
Yera memberikan jajanan di tangannya ke Lira. Ia memajukan langkah ke Atella. "Jangan lo kira gue bocah, gue gak berani sama lo. Justru gue berani, lo mau ribut di mana? Di sini? Di lapangan? Atau di mana? Gue jabanin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fathan & Yera
Tienerfictie[END | PART LENGKAP] [MS 1] . Dijodohkan? Mungkin kata 'dijodohkan' itu tidak asing bagi orang zaman dahulu. Fathan, laki-laki yang bergantung pada Mamanya alias manja, ia mau tak mau menerima paksa perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya i...