[13] Rayyan?

1.4K 97 4
                                    

13. RAYYAN?

.

Haatchim!!

Yera menatap Fathan, menghela napas pelan. "Kan, kata gue juga apa, jangan sekarang. See?"

Fathan tak menggubris ia hendak menggosok-gosokkan tangannya ke hidung tapi Yera menahannya. "Jangan, tangan lo kotor." ujar Yera.

Fathan menurut. Yera mengetok-ngetok pintu rumah. "Assalamualaikum, Mama!" ucap Yera.

Tak lama kemudian, pintu terbuka menampilkan sosok Gita sedang memegang lap dan handuk kecil di bahunya. "Waalaikumussalam, eh anak-anak Mama ayo masuk,"

Mereka pun masuk ke dalam. Fathan duduk di sofa diikuti Mama lalu Yera. Gita menatap Fathan dan Yera bergantian, raut wajahnya berubah. "Kenapa gak bilang mau kesini? Di luar hujan lho, kalian gak neduh dulu? Baju kalian juga basah, nanti kalo sakit siapa yang repot? Fathan, kamu tau kan kalo kamu sensitif udara dingin nanti alergi kamu kambuh gimana?!" ujar Gita panjang lebar.

"Maaf Ma," ucap Fathan dan Yera.

Gita menghela napas. "Mau ngapain ke sini?"

"Ambil gitar Athan," jawab Fathan.

"Itu doang? Kan bisa lain hari, Yera kenapa kamu gak larang Fathan?" tanya Gita.

"Udah Ma, tapi Fathan tetep mau berangkat." balas Yera.

"Ya udah, kalian mandi, ganti baju terus makan," suruh Gita.

"Iya Ma,"

"Oh iya, Yera kasih Fathan minyak kayu putih atau freshcare, biar gak makin parah." suruh Gita lagi.

Yera mengangguk. "Iya Ma,"

Gita beranjak, menaruh lap dan handuknya. Sementara Fathan dan Yera berjalan ke atas ke kamar Fathan. Saat di tangga ia tak sengaja berpas-pasan dengan Qathan. Qathan terdiam sebentar lalu tersenyum lebar. "Eh ada Kakak ipar," ucapnya.

Yera tersenyum kecil. "Iya,"

Qathan beralih menatap Fathan, ia mengernyit melihat hidung Fathan yang merah. "Ujan-ujanan ya lo? Di marahin Mama 'kan? Haha kasian deh," ledek Qathan.

"Diem lo!" kesal Fathan.

Qathan tertawa. "Bodo." Ia berjalan melewati Fathan sebelum itu ia menyenggol bahu Fathan. "Ciee di marahin," ujarnya.

Qathan melanjutkan jalannya menuruni anak tangga. "MA! FATHAN PUNDUNG GARA-GARA DIMARAHIN SAMA MAMA!" teriaknya.

***

Fathan keluar dari kamar mandi dengan celana pendek tanpa atasan, ia menggosok-gosokkan rambutnya dengan handuk. Fathan melangkah ke Yera yang sedang memegang minyak kayu putih. Fathan duduk di pinggiran kasur. Yera menoleh, menatap Fathan. "Nih," Yera menyodorkan minyak di tangannya.

"Olesin,"

"Yang mana?"

Fathan membalikkan badannya, menepuk punggung area bahunya. Yera mengoleskan minyak di area tersebut. "Udah," selesainya.

Fathan kembali menghadap Yera. "Ini," tunjuknya pada daerah dada dan leher.

"Lo aja,"

"Gak mau,"

Yera berdecak pelan. Ia mengoleskan minyak di dada dan leher Fathan. "Dah, gue mau ganti baju," ujar Yera. Ia beranjak menaruh minyak di atas nakas, lalu perlahan melangkah ke kamar mandi.

"Emang lo bawa baju?" tanya Fathan.

Yera menghentikan langkahnya, menoleh ke Fathan dengan ringisan kecil. "Nggak hehe, gue lupa,"

Fathan & YeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang