nanti ada sholawat, klo bingung nadanya kyk gmn, aku udh taro di mulmed langsung skip ke sholawatnya biar tau nadanya oke (videonya)
vote ya bestiee
55. JALAN-JALAN
⚠
.
Malam minggu, malamnya para remaja yang sedang berasmara. Pasangan muda itu baru saja menyelesaikan ibadah salat isya. Yera mengusap wajahnya setelah selesai salat isya lalu mencium tangan Fathan. Laki-laki itu mencium kening Yera dan kedua pipi gadis itu lalu menatapnya. "Ra,"
"Apa?"
"Beberapa bulan lagi lulus,"
"Terus?"
"Udah siap?"
Yera mengernyit. "Siap apa dulu nih?"
"Semuanya, ujian praktek, ujian tulis, terus kuliah. Kalau bisa sih, aku mau itu,"
Yera mengerutkan alis. "Itu apa? Kalau ngomong jangan setengah-setengah deh,"
Fathan mengulum senyum kecil. "Ya itu, kalau kamu udah siap sih, ya... sabi kali, Ra,"
Yera terkekeh mendengar itu. Membuat Fathan mengernyit. "Ih kenapa ketawa?"
Yera menggeleng. "Nggak, habisnya lucu," Yera menghentikan tawanya. Ia berdiri. "Sebenarnya sih, aku siap-siap aja. Cuma ya... I just don't want to have children first." Ucap Yera seraya duduk di kursi meja belajar, jemarinya meraih kitab suci Al-Quran.
Fathan terdiam sebentar, seraya berpikir. Selanjutnya ia beranjak menghampiri Yera. "Itu artinya...?"
Yera mendongak. "Ya, lagian aku pernah mikir, kamu kok kuat nahan iman apalagi cuma ada dua orang di satu ruangan. Aku mikirnya kamu gak suka sama aku dan suka sama... yang segender."
Tak!
Fathan menjitak pelan kening Yera. "Mana mungkin aku cium kamu kalau suka sesama jenis."
Yera menyengir. "Tapi kamu gak ngelakuin lebih tuh?"
"Emangnya kalau aku nyentuh lebih, kamu gak akan nolak?"
"Nolak lah."
"Nah itu tahu."
Yera balas menyengir lagi. Kembali menatap kitab di tangannya. Fathan menghela napas sebelum berbicara, "Ra, jadi?"
"Apanya?" Yera kembali berdongak.
"Itu tadi,"
"Ya nggak lah,"
Bibir Fathan maju sedikit. "Ah kamu mah, sekarang aja ayo,"
Yera mengernyit. "Kok maksa?"
"Pertahanan lima bulan aku udah mulai goyah, ayo,"
"Aku gak bilang sekarang loh. Lagian aku masih sibuk, mau ngafalin surat buat uprak agama. Kamu gak ngafalin juga?"
"Udah hafal."
"Masa?"
Fathan mengangguk tanpa ragu.
"Aku mau nanya, sebenarnya kamu diajarin agama sama siapa? Aku perhatiin kayak ngerti agama gitu?"
Fathan menggaruk belakang kepalanya. "Aku dulu pernah pesantren, cuma sekitar tiga bulan habis itu pindah ke sekolah biasa."
Yera mengangkat alis. "Kapan?"
"Awal masuk smp, aku minta ke pesantren tapi ujung-ujungnya gak betah karena aku gak bisa jauh dari Mama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fathan & Yera
Teenfikce[END | PART LENGKAP] [MS 1] . Dijodohkan? Mungkin kata 'dijodohkan' itu tidak asing bagi orang zaman dahulu. Fathan, laki-laki yang bergantung pada Mamanya alias manja, ia mau tak mau menerima paksa perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya i...